Beranda / CEO / Istri Bayaran Sang CEO / Bab 75 Mencari Calon Musuh

Share

Bab 75 Mencari Calon Musuh

Penulis: Dhesu Nurill
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Setelah itu Pak Aman pun langsung kembali ke kerumunan divisinya. Ada beberapa orang yang bertanya ada apa karena mereka penasaran kenapa Pak Aman disuruh oleh Danita untuk berbicara berdua saja. Begitupun dengan Siska.

"Pak, kenapa tiba-tiba saja dipanggil oleh Nyonya besar? Apakah ada masalah?" tanya Siska, ingin tahu.

Karena dia harus tahu apa pun yang berkaitan dengan perusahaan ini, termasuk hal-hal kecil seperti tadi. Pak Aman menoleh sebentar kepada Siska, lalu dia pun menghela napas panjang.

"Ini semua karena gara-gara kamu, Siska," ucap Pak Aman.

Sebenarnya dia itu sedang mencari alasan lain yang masuk akal, agar tidak ada yang curiga.

"Loh, kenapa aku? Memangnya apa salahku? Aku kan memang mengatakan hal yang baik. Daripada si Aminah, aku itu lebih baik dari segalanya. Aku juga kan salah satu OG yang banyak diminati dan teladan. Kenapa tiba-tiba saja Nyonya besar itu kenal dengan Aminah?"

"Ya, karena memang kamu itu tidak memancarkan kebaikan," ucap Pak Aman dengan bera
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 76 Danita Terus Beraksi

    "Selamat malam, Nyonya. Apa yang sekiranya membuat Nyonya datang ke perkumpulan kami? Kami ini hanya orang-orang biasa di perusahaan," ucap salah satu dari dividi marketing itu. Dia adalah manajer marketing yang ada di perusahaannya. Sementara Danita ingin bertemu Andri, dia adalah kepala marketing yang berarti wakil dari manajer itu. Danita tersenyum kecil. "Tidak apa-apa, saya hanya menyapa dari berbagai divisi. Ingin tahu karyawan anak saya itu siapa saja," ucap Danita memulai pembicaraan. Dia berusaha untuk ramah dan terlihat biasa saja. Padahal dirinya sedang meneliti gelagat Andri dan tampang dari pria itu. Sebenarnya, dibandingkan pria-pria yang lain Andri hanya terlihat biasa saja. Tetapi pakaiannya rapi dan penambilan klimis. Danita yakin, semua ini pasti karena kesuksesan istrinya yang merawat Andri sampai seperti sekarang. Tidak menyangka saja wanita secantik dan terbaik di sampingnya ini dikhianati oleh suaminya sendiri. Kayaknya tidak ada yang berani mengungkapkan sem

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 77 Tragedi Lahan Kosong

    Siska terus berjalan keluar gedung megah itu. Dia akan menghentikan taksi. Walaupun meminta untuk diantar oleh Andri, rasanya mustahil. Karena pria itu bersama istrinya. "Sial, kenapa istrinya cantik banget, sih? Hah! Tapi untunglah Mas Andri mau berpaling kepadaku. Kalau tidak, maka urusannya akan kacau. Lagi pula, sampai detik ini kenapa aku tidak bisa menghentikan marketing yang begitu laris manis itu? Aku sengaja mendekati Mas Andri karena dia adalah kepala marketing. Dengan begitu, aku bisa tahu triknya seperti apa agar penjualan semakin meningkat," ungkap Siska sembari berjalan keluar gerbang dari hotel mewah itu. Baru juga hendak melangkah keluar dari gerbang hotel, tiba-tiba saja seseorang menarik rambut Siska. Membuat wanita itu mengerang kesakitan. "Siapa ini? Sakit!" jerit Siska dengan suara yang melengking. Ternyata itu adalah Amar. Amar langsung menarik rambut Siska dengan begitu kencang, tetapi pria itu juga langsung membekap mulut Siska karena takut jika ada orang-o

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 78 Obrolan Ringan

    "Pak, eh Mas. Aku duluan ke pelaminan, ya? Rasanya kakiku sakit sekali," bisik Aluna di dekat telinga Darren yang sedari tadi mereka terus-terusan berkeliling menyapa para kolega.Bukan masalah heels saja, tapi dia benar-benar malu dengan tatapan orang-orang yang begitu tajam. Bahkan ada yang terang-terangan mengagumi Aluna dengan sorot matanya yang nakal. Sebenarnya Darren bukannya tidak tahu. Tetapi dia berusaha untuk menahan diri agar tidak membuat masalah di tempat pernikahannya ini. Jadi mereka adalah para tamu, untuk sekarang Darren membiarkan begitu saja. Tetapi kalau sampai ada yang berani menyentuh Aluna barang sedikit, maka dia akan pastikan kalau orang itu celaka. Darren melakukan ini bukan atas dasar mencintai, tapi dia tidak suka kalau miliknya diganggu oleh siapa pun, begitu pikir sang pria. "Sebentar, dan tolong biasakan untuk memanggilku Mas saja? Jangan Pak! Kamu pikir aku ini sudah bapak-bapak dan tua?" jawab Darren setengah berbisik, tidak mau sampai orang lain

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 79 Singelbed?

    "Sudahlah, kamu itu tidak perlu menyelidiki Ibu seperti itu. Lagian, Ibu melakukan apa pun pasti untuk kamu. Sekarang, sebaiknya kamu ajak Aluna untuk pergi ke hotel." Mendengar kata hotel, tubuh Aluna tersentak. Dia benar-benar kaget dengan perkataan mertuanya itu. Terlihat sekali kalau sang gadis begitu gugup. "Loh, kenapa ke hotel?" tanya Darren, bingung. Sama sekali tidak berpikiran aneh-aneh, berbeda dengan Aluna yang sudah berdebar hebat. Takut jika terjadi sesuatu di kamar hotel itu. "Ya, kata kamu kan kamu protes kalau Ibu dari tadi menghilang terus, jadi sekarang giliran Ibu yang ada di sini. Lagi pula ini sudah larut malam, jadi sebaiknya kamu dan Aluna istirahat, ya." Darren mengangguk-anggukkan kepala, lalu menyodorkan tangannya kepada Aluna. Gadis itu terkesiap, memandangi Darren beberapa detik. "Kenapa diam saja? Ayo!" seru Darren memerintah. Aluna pun kaget dan langsung menerima uluran itu. Mereka pergi dari singgasana menuju kamar hotel. Sungguh pikiran Aluna be

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 80 Baju Kiriman

    "Apa Bapak bilang tadi? Saya harus tidur di sofa? Yang benar saja, Pak!" "Ya, benar. Ini kan hotel yang disewakan oleh ibuku, jadi aku yang berhak untuk tidur di kasur." "Tapi saya ini juga kan menantunya ibunya Bapak, harusnya Bapak itu mengalah kepada perempuan. Apa tidak pernah mendengar istilah ladies first?!" Mendengar itu Darren langsung berdiri. Dia melipat tangan di depan dada sembari berjalan mendekat ke arah gadis yang memakai slayer. Aluna pun agak kesulitan mundur, takut jika menginjak gaun yang dipakainya. Lalu, saat Darren sudah berada di hadapan Aluna, dia pun memberikan tatapan smirk, seperti seorang pemburu yang siap melihat mangsanya."Oke, kamu yakin ingin satu kasur denganku? Aku tidak akan bisa menjamin, tidak terjadi apa-apa nanti, ya," ucap Darren, membuat Aluna langsung menggelengkan kepala dan mundur beberapa langkah. Untung saja tidak sampai jatuh. "Bukan seperti itu, Pak. mMaksud saya Bapak yang di sofa, saya yang di kasur," ujar Aluna membuat Darren b

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 81 Antara Mimpi dan Nyata

    Aluna berjalan peran mendekati suaminya yang sedang tertidur lelap. Dengkuran Darren sampai terdengar keras. Dia meneliti wajah Darren dengan begitu seksama. Dari dekat Darren seperti seseorang yang begitu baik dan juga polos, berbeda sekali saat pria itu terbangun dengan kata-kata yang pedas. Seperti langit dan bumi atau lebih tepatnya seperti dua kepribadian yang berbeda. "Aku seperti melihat orang lain saat dia tertidur," gumam Aluna dengan pelan. Dia memandangi pahatan indah milik Darren. Tuhan memang benar-benar Maha Adil. Walaupun Darren begitu sempurna dengan ketampanan dan kekayaan yang melimpah, tapi sifat pria itu tidak bisa dibandingkan dengan pria-pria di luar sana yang mungkin lebih baik sifatnya dibandingkan Darren. Gadis itu langsung mundur lagi, karena menurutnya tidak pantas saja kalau Aluna memperhatikan orang yang sedang tidur. Meskipun itu adalah suaminya, tetap saja Aluna merasa tidak pantas. Sebab mereka hanya melakukan pernikahan ini dengan perjanjian. Namu

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 82 Merasa Bebas Sesaat

    Keesokannya, pagi-pagi sekali Aluna membangunkan Darren. Pria itu sempat kesal dan dia tidak menghiraukan panggilan Aluna, malah mengubah posisi tidur. Aluna lama-lama kesel juga dan memilih untuk menarik selimut Darren. Pria itu bangun sembari menggerutu."Pak, kenapa Bapak malah tidur terus? Saya butuh baju ganti. Kalau Bapak begini terus, bagaimana saya bisa keluar dari tempat ini?!" seru Aluna kesal.Darren yang mulai terganggu pun akhirnya terduduk dengan mata yang masih mengantuk. Padahal biasanya dia bangun subuh-subuh untuk mempersiapkan segala pekerjaannya, tetapi karena kemarin benar-benar melelahkan, membuat pria itu akhirnya tertidur pulas sampai pagi. "Kenapa sih kamu menggangguku? Bukankah aku sudah menyuruh Amarudin untuk memberikan baju? Kenapa dia belum datang juga?" Pertanyaan itu membuat tubuh Aluna menegang. Dia juga gugup, tidak mungkin gadis itu mengatakan kalau Amarudin mengantarkan sebuah lingerie, bisa-bisa Darren berpikiran liar dan mungkin juga akan terja

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 83 Self Healing

    Aluna hanya diam saja setelah mengakhiri panggilan dengan ibunya. Dia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Setiap kata yang diucapkan ibunya adalah doa. Aluna takut, semua itu menjadi kenyataan. Tetapi pada akhirnya malah kekecewaan yang didapat, sebab Darren pasti masih mencintai mantan kekasih itu. Buktinya sampai saat ini, dia itu sama sekali tidak pernah berhubungan dengan wanita manapun. Entah karena luka yang masih menganga atau Darren belum bisa move on dari wanita bernama Monica. Gadis itu memejamkan mata dan berusaha menghela napas panjang. Dia harus tenang dan menjalani kehidupan ini sesuai dengan semestinya. Walaupun dirinya dicap sebagai janda bermata duitan nantinya, tetapi Aluna memilih seperti itu dibandingkan dia harus menikah dengan rentenir jahat. Gadis itu pun memilih untuk pergi dan kembali melanjutkan jalan-jalannya. Pokoknya hari ini dia akan puas-puaskan untuk refreshing, walaupun hanya jalan-jalan di mall. Dia juga tidak berniat untuk membeli apa pun ke

Bab terbaru

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 140 Malu Bertemu

    Karyawan itu sudah keluar untuk tanda tangan, tetapi Aluna masih enggan untuk masuk ke ruangan Darren. Gadis itu merutuki diri. Kenapa juga harus satu lingkup ruangan dan hanya disekat tembok kecil yang terbuat dari kayu itu? Sama saja bohong!Dia benar-benar harus bisa bertemu dengan Darren. Sementara saat ini tangan dan tubuhnya terasa dingin. Jantung juga berdetak dengan sangat kencang, karena benaknya tiba-tiba saja teringat dengan kejadian tadi. Gadis itu sampai memukul-mukul kepalanya sendiri."Apa sih yang sudah aku lakukan tadi?! Ngapain juga aku ciuman sama Pak Darren?" gumamnya dengan perasaan yang sangat malu. Sungguh, ini pertama baginya. Walaupun memang Darren adalah suami Aluna, tetapi mereka sudah berjanji untuk tidak saling menyentuh. Ini benar-benar membuat dirinya kikuk sekali.Untungnya saat dia merasa kacau, tiba-tiba saja bel istirahat berbunyi. Dengan cepat Aluna pergi ke kantin. Dia sama sekali tidak masuk ke dalam untuk membereskan beberapa berkas. Sekarang ya

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 139 Tiba-tiba Dikecup

    Sepeninggalnya Danita, Darren hanya bisa terduduk lemah di kursi kebesarannya. Ada raut kekesalan sebab ternyata Danita sudah mengetahui semua yang terjadi kepada Aluna.Kalau masalah Aluna itu sih hal yang wajar. Tetapi bagaimana dia bisa mengaudit semua divisi dalam waktu 1 minggu? Sementara Darren tidak tahu siapa saja yang berkhianat kepadanya. Melihat itu Aluna pun mendekat. Saat ini dia harus berperan sebagai seorang istri yang baik, membimbing dan menemani Darren melewati semua ini. Walaupun agak canggung. Aluna menepuk pundak Darren, membuat pria itu menoleh dengan tatapan bingung. "Kalau misalkan Bapak butuh bantuan saya, saya akan lakukan itu," ungkap Aluna membuat Darren menautkan kedua alisnya."Maksud kamu apa?" "Iya, masalah audit itu. Kalau misalkan Bapak butuh bantuan, nanti saya dengan Alika akan mencoba mencari tahu siapa saja yang bermasalah di kantor ini," terang Aluna membuat Darren membulatkan mata tak percaya. "Ini beneran kamu, Aluna?" "Maksud Bapak?"Dar

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 138 Tawaran Balas Dendam

    "Nggak usah, Bu. Nggak usah lakukan apa-apa. Lagian Siska udah keluar dari perusahaan ini Pak, eh Mas Darren sudah memecatnya," ujar Aluna membuat Darren menoleh.Pria itu merasa tersentak saat Aluna tiba-tiba saja panggilan dengan kata Mas. Gadis itu sama sekali tidak canggung jika di depan Danita, tetapi kenapa di belakang semua orang Aluna selalu memanggilnya Pak? Alasannya tua. Ini benar-benar membuat Darren kesal. Namun, dia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Kalau sampai menyakiti Aluna, bisa-bisa Danita juga melakukan hal yang sama kepadanya. Mungkin membuat Darren sengsara. Itu yang dipikirkan sang pria. "Tapi, itu tidak cukup, Sayang. Siska itu sudah keterlaluan, sampai menjambak kamu. Kalau misalkan dia menjambak harusnya kamu juga menjambaknya." Danita membuat Aluna terperangah sembari mengerjapkan mata. Dia tidak menyangka kalau wanita elegan seperti ini menyuruhnya balas dendam yang sama.Hanya saja Aluna tidak berpikir demikian."Tidak usah lah, Bu. Lagian menurutku ini

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 137 Tawaran Danita

    "Ibu!" seru Darren dan Aluna saat mengetahui kalau Danita datang.Wanita paruh baya itu memakai baju branded, penampilan bak seorang konglomerat. Benar-benar elegan. Dia sengaja tidak menyamar dan ingin memastikan terlebih dahulu apakah benar kalau Siska sudah keluar dari perusahaan ini. Sebab dia mendapat kabar dari Amarudin kalau Siska langsung dikeluarkan setelah menyakiti Aluna."Ibu, ngapain di sini?" tanya Darren. Dia berdiri menghampiri Danita, begitupun dengan Aluna.Gadis itu langsung menyalami sang wanita paruh baya, membuat Danita tersenyum. Benar-benar perilaku yang menyejukkan hati. "Kamu tidak apa-apa?" tanya Danita tiba-tiba saja kepada Aluna, membuat gadis itu menautkan kedua alis. Darren terdiam keheranan. Dia melihat pada kedua wanita berbeda usia tersebut. "Memang kenapa dengan Aluna?" Pertanyaan Darren yang salah membuat Danita langsung mendelik dengan tatapan marah. "Kenapa kamu bilang? Kamu tidak melaporkan apa yang sudah terjadi kepada menantu Ibu di sini, k

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 433 Menggila

    Raka semakin menggila. Dia bertanya kepada orang-orang yang tiba-tiba saja berkumpul mengelilingi pria itu. Dia seperti seseorang yang kemalingan sesuatu, sampai rasanya begitu menyakitkan. Tak tahu kalau ternyata anak yang begitu dicintainya menghilang tanpa jejak. Di saat keadaan kacau seperti ini, mata Raka menangkap sosok Bu Murni. Ya, tentu saja hanya wanita paruh baya itu yang sangat dekat kepada mantan istrinya. Tanpa diduga Raka langsung menghampiri Bu Murni. Membuat semua orang langsung mengalihkan pandangan mereka kepada dua orang itu. "Bu, Ibu tahu tidak ke mana Lusi dan Alia? Kenapa rumah ini tiba-tiba saja jadi kontrakan dan dikunci? Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Raka tampak frustrasi.Melihat itu, Bu Murni begitu kasihan. Tampak sekali kalau Raka putus asa dan sangat sedih. Tetapi, dia sudah janji kepada Lusi tidak akan memberitahukan ke mana wanita itu pergi. Karena kalau tidak, maka bahaya mungkin saja menyertai Lusi dan Alia. Apalagi Bu Murni tahu kejadian sa

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 135 Ancaman untuk Andri

    Siska mengepalkan kedua tangan dengan sangat erat. Dia benci dengan perkataan yang dilontarkan oleh Andri. mMeskipun memang dia tidak perawan saat melakukan hubungan itu dengan sang pria, harusnya Andri sadar diri kalau selama mereka berhubungan hanya dengan Andri lah Siska tidur. Tetapi ternyata pria itu sama sekali tidak memedulikannya dan malah mengejek wanita itu. "Iya, Mas. Memang aku akui, aku tidak perawan saat tidur denganmu. Tapi saat aku menjadi pacarmu, aku hanya melakukannya denganmu, Mas. Jadi, memang kamu yang harus bertanggung jawab!"Dari seberang sana terdengar tawa Andri yang begitu keras, membuat Siska bingung sendiri. "Itu mimpimu saja, Siska. Aku tidak akan pernah bertanggung jawab atas apa pun yang aku lakukan! Bukankah kita sama-sama saling suka? Kecuali aku merudapaksa kamu, itu baru aku akan bertanggung jawab." Mendengarnya Siska marah besar. Dia ingin sekali menampar pria itu. Sayangnya, tidak bisa karena mereka berjauhan."Kurang ajar kamu, Mas! Kamu ben

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 134 Hancur Bersamaan

    Saat ini Siska berjalan gontai memasuki kontrakan. Dia benar-benar tidak menyangka kalau akhirnya seperti ini. Padahal sudah dibayar besar oleh pihak perusahaan rival dari perusahaannya Darren, tetapi pada akhirnya semua harus hancur gara-gara perseteruannya dengan Aluna. Di sini Aluna yang salah, kenapa dia yang dipecat? Mentang-mentang istri bosnya. Seharusnya Darren yang bersikap adil dan bijaksana, begitu pikir Siska. Sang wanita pun merebahkan diri di kasur sembari melihat langit-langit. Dia tidak tahu harus berbuat apa, pasti sebentar lagi dirinya akan dicari oleh perusahaan yang mempekerjakan wanita itu. Entah akan dipecat atau diberikan hukuman, yang pasti Siska harus segera mengakhiri semua ini dengan cara pergi dari sini secepatnya. Di saat seperti itu, tiba-tiba saja ponselnya berbunyi. Di sana ada nama Andri. Dengan cepat sang wanita menerima panggilan dari kekasihnya. "Halo, Mas. Kamu di mana? Aku tadi cari-cari kamu di kantor. Tapi, tidak ada.""Diam!" seru Andri den

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 133 Bapak itu Tua!

    Aluna terdiam sejenak. Dia berusaha memilih kata-kata yang tepat untuk memberikan alasan, kenapa tidak mau memanggilnya Pak. "Sebenarnya, banyak alasannya, sih. Tapi sepertinya Bapak tidak usah tahu." "Kenapa? Kalau memang ada alasan, katakan saja." "Ya, saya takut Bapak marah dan malah menghukum saya lebih parah lagi." "Justru kalau kamu tidak mengatakannya, aku akan memberikan hukuman tiga kali lipat lebih dari sekedar mengganti panggilan." Mendengarnya Aluna terkesiap. Dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Kalau seperti ini, tidak ada pilihan lain kecuali mengatakan apa yang dipikirkannya. "Begini, Pak. Pertama, usia Bapak itu lebih matang dari saya, jadi rasanya tidak pantas saja kalau misalkan saya memanggil Bapak dengan sebutan Mas." "Apa?!" Darren langsung berdiri, membuat Aluna terkesiap. "Jadi, menurutmu secara tidak langsung aku ini tua?"Dengan susah payah Aluna berusaha tenang. Dalam hati merutuk, tentu saja pria ini tua. 'Apa dia tidak sadar diri dengan usia

  • Istri Bayaran Sang CEO   Bab 132 Hukuman untuk Aluna

    "Aluna, masuk!"Suara bariton dari dalam membuat Aluna terkesiap. Dia meneguk saliva dengan susah payah. Padahal dari tadi dirinya berusaha untuk menghindari Darren dan di luar saja. Walaupun memang banyak pekerjaan, dia tidak peduli. kKarena dirinya benar-benar takut jika sang suami marah besar kepadanya. "Aluna, aku bilang masuk! Kalau kamu tidak masuk, hari ini juga Alika aku pecat!" Mendengar itu, sang gadis terkesiap dan langsung masuk. Jantungnya berdetak dengan sangat kencang kala melihat Darren tengah duduk membelakanginya. Bahkan gadis itu gemetar sekali.Dia sangat takut jika terjadi sesuatu kepadanya, karena Darren sudah membuat Aluna begitu ngeri dengan sikap dan suara itu.Tak lama kemudian Darren memutar kursi kebesarannya dan terlihat jika wajah sang pria tampak kesal. Tatapannya begitu tajam. Biasanya ini terjadi jika Darren sedang amarah. Saat masih jadi asistennya dan belum menikah, Aluna hafal betul jika bosnya ini kalau sudah memasang ekspresi seperti itu artin

DMCA.com Protection Status