NAIK LEVEL JADI ISTRI DUDA

NAIK LEVEL JADI ISTRI DUDA

last updateLast Updated : 2024-03-14
By:  Arin Akazuma  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 rating. 1 review
131Chapters
1.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Kepulangan Nalini Falasovia ke rumah setelah bertahun-tahun merantau di negeri orang tidak diterima oleh sang ayah. Dia terusir dan harus berusaha membangun kembali hidup dan impiannya yang sudah hancur. Di saat kondisinya terpuruk, dia dipertemukan dengan seorang gadis kecil yang tak pernah mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu. Di saat itu pula dia juga dipertemukan oleh sang ayah dari gadis tersebut. Ternyata pria itu pria yang ia pernah temukan sebelumnya! Dan siapa sangka, pria itu ternyata salah satu sosok yang akan membantunya menaikkan status sosialnya!

View More

Latest chapter

Free Preview

1. Terjebak dalam Fitnah

“Apa maksud dari foto itu? Apa kau sudah menggoda suamiku?” tanya wanita yang merupakan majikannya dengan suara menggelegar. Wanita itu melemparkan beberapa lembar foto ke arah Nalini. Nalini memungut salah satu foto dan tercengang saat mendapati gambar dirinya sedang berpegangan tangan dengan seorang pria. Dia mengenal pria di foto itu. Pria itu adalah suami dari majikannya, dan merupakan pria yang selama ini kerap menggodanya terutama saat shift kerjanya hampir selesai. Nalini sudah beberapa kali mencoba menepis pria itu, namun tetap saja dia tak pernah menyerah. “Nyonya, ini tidak seperti apa yang Anda pikirkan,” Nalini tidak tau siapa gerangan yang memotret momen itu. Setaunya, tadi malam sudah tidak ada siapa-siapa. “Lalu bagaimana kau akan menjelaskan hal ini? kau akan berkata bahwa suamikulah yang menggodamu? Berkacalah, Nalini. Kau tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan aku,” Majikannya itu semakin tersulut emosinya. “Nyonya, jika itu memang kenyataannya apakah Anda tida

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Juniarth
semangat kak author. Keren ceritanya ..
2024-01-13 20:56:33
1
131 Chapters

1. Terjebak dalam Fitnah

“Apa maksud dari foto itu? Apa kau sudah menggoda suamiku?” tanya wanita yang merupakan majikannya dengan suara menggelegar. Wanita itu melemparkan beberapa lembar foto ke arah Nalini. Nalini memungut salah satu foto dan tercengang saat mendapati gambar dirinya sedang berpegangan tangan dengan seorang pria. Dia mengenal pria di foto itu. Pria itu adalah suami dari majikannya, dan merupakan pria yang selama ini kerap menggodanya terutama saat shift kerjanya hampir selesai. Nalini sudah beberapa kali mencoba menepis pria itu, namun tetap saja dia tak pernah menyerah. “Nyonya, ini tidak seperti apa yang Anda pikirkan,” Nalini tidak tau siapa gerangan yang memotret momen itu. Setaunya, tadi malam sudah tidak ada siapa-siapa. “Lalu bagaimana kau akan menjelaskan hal ini? kau akan berkata bahwa suamikulah yang menggodamu? Berkacalah, Nalini. Kau tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan aku,” Majikannya itu semakin tersulut emosinya. “Nyonya, jika itu memang kenyataannya apakah Anda tida
Read more

2. Turbulensi

"Aku tahu pangkuanku memang lebih hangat dari kursimu, tapi, bisakah Anda berdiri, Nona?" Sebuah nada suara yang berat dan juga napas panas di telinganya membuatnya terkejut."Maafkan saya, Pak. Saya tidak sengaja terjatuh," Nalini merasa bersalah dan mencoba untuk berdiri. Namun guncangan masih belum reda sehingga dirinya tak sanggup. Ada rasa takut juga jika dia melepaskan pegangannya pada pria itu. "Nona, pramugari menginstruksikan pada kita untuk duduk di kursi masing-masing dan memasang sabuk pengaman," pria tersebut terlihat kesal. Tapi wajah tampannya juga menunjukkan sedikit kepanikan dengan apa yang terjadi di dalam pesawat saat ini. "Pak, maafkan saya. Tapi kondisi tidak memungkinkan bagi saya untuk kembali ke tempat duduk," Nalini tau posisinya dan pria di hadapannya sangatlah tidak nyaman saat ini. Pria tersebut hanya mendengus kesal. Beberapa tas milik penumpang mulai berjatuhan dari kompartemen atas. Itu menunjukkan bahwa guncangan begitu terasa. Meskipun turbulensi
Read more

3. Terpuruk dan Hilang arah

"Ayah, tau darimana tentang fitnah yang ditujukan padaku?" tanya Nalini sambil menatap sang ayah. "Memangnya kau pikir aku tidak tau apa saja yang kau lakukan selama di sana?" ayahnya memberikan pernyataan yang sontak membuat Nalini terperangah. "Ayah memata-mataiku selama ini?" tanya Nalini tak habis pikir. Ayah tak menjawab, tapi dari tatapannya sudah menjelaskan bahwa apa yang ia pikirkan benar adanya. "Ayah, aku harap kau tidak percaya dengan berita yang beredar. Aku sama sekali tidak memiliki hubungan dengan suami Nyonya Rebecca. Kejadiannya tidak seperti yang dituduhkan. "Apa kau punya bukti jika itu tidak benar?" tanya ayah dengan suara beratnya. Mata Nalini berkaca-kaca, "Tidak masalah jika orang lain tidak mau mempercayaiku. Tapi aku berharap keluargaku sendiri bisa percaya padaku. Aku tidak mungkin melakukan hal semenjijikkan itu". "Sejak kau keluar dari rumah ini. Tidak ada kewajiban bagiku untuk mempercayai anak pembangkang sepertimu," tatapan mata ayahnya menampakk
Read more

4. Bertemu Lagi

Nalini dan Sivia langsung menoleh ke sumber suara. Nalini membelalakan mata. Sedang Sivia tersenyum melihat siapa yang datang. Namun senyumnya langsung pudar saat melihat ekspresi di wajah ayahnya."Oh. Kau lagi? Gadis turbulensi, mengapa kau ada di sini bersama putriku? Kau berencana menculiknya?" kini pegangan tangan pada Sivia pada tangan Nalini terlepas."Oh. Kau? Kau ayah dari gadis kecil ini?" Nalini baru menyadari jika pria itu adalah pria yang bertemu dengannya di pesawat. Dia sudah ingat sosok tampan itu. Sosok yang tak sengaja ia peluk."Sekarang ikut aku ke kantor polisi. Kau harus ditangkap karena berniat melakukan penculikan," pria itu menarik lengan Nalini dengan kasar."Tu-tunggu dulu. Aku tidak berniat menculik. Aku bertemu dengannya di gerbang sekolah. Dan dia sendiri yang memintaku menemaninya membeli ice cream," Nalini berusaha menjelaskan.Ayah Sivia nampak berpikir lalu mengalihkan pandangan ke arah putrinya, "sayang, apakah kau mengenal wanita itu?"Sivia menggel
Read more

5. Mulai dari Nol

"Tentu saja kau harus menikah lagi, mau sampai kapan kau akan bertahan dengan status dudamu. Apa kau tidak ingin memiliki pendamping hidup?" Ibu Megantata mencoba membujuk anaknya."Bu, menikah itu bukan sebuah keputusan yang mudah," Megantara menunduk."Ibu tau. Kau masih menyimpan penyesalan dan rasa bersalah pada mendiang istrimu bukan?" Ibu duduk di sebelah Megantara."Ibu sudah tau, tapi masih saja memaksaku menikah lagi," Megantara tertawa miris."Ibu dan ayah yang bersalah. Seandainya dahulu ibu dan ayah tidak bersikeras menjodohkanmu. Kau tidak akan menjalani pernikahan dengan setengah hati. Lalu menyia-nyiakan istri yang begitu tulus dan perhatian padamu," sesal ibu."Aku tidak menyalahkan ayah dan ibu. Memang sudah jalan takdirku. Jika ayah dan ibu menyesal, itu artinya kalian juga menyesali keberadaan Sivia," tutur Megantara."Tentu saja tidak. Sivia adalah cucu yang sangat kami sayangi,""Dia hadiah terindah dari istriku," Megantara mengenang kembali wajah cantik sang istr
Read more

6. Bertemu CEO Hotel

'Makanan ini, rasanya mirip sekali dengan buatan mendiang istriku,' batin Megantara takjub. Mulutnya tidak bisa berhenti mengunyah. Spagetty yang berisi potongan seafood tersebut ludes dalam hitungan kurang dari lima menit. "Chef, siapapun yang memasak makanan ini, pekerjakan dia di restoran hotel ini," kata Megantara pada kepala koki yang masih bingung di depannya. Megantara juga tak lupa mengusap jejak air mata di pipinya. "Apakah makanannya sangat enak sehingga membuat Anda menangis Tuan?" tanya koki hati-hati. Megantara hanya mengangguk sekilas. Tidak mungkin dia terlalu blak-blakan mengatakan rasa makanan ini begitu lezat di mulutnya setelah bertahun-tahun hanya merasakan makanan yang hambar. Dia sendiri masih takjub dan tidak percaya dengan keanehan ini. Dan kebetulannya, spagetty seafood memang makanan favorit mendiang istrinya. "Bagaimana dengan dua kandidat yang lainnya tuan?" tanya kepala koki lagi. "Aku hanya menginginkan yang satu itu. Tapi jika kau ingin menerima lebi
Read more

7. Kontrak Khusus

Nalini tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Dia dipertemukan lagi dengan lelaki itu. Lelaki yang bertemu dengannya di pesawat sekaligus seorang ayah yang menuduhnya menculik seorang anak perempuan.“Kau seperti sedang melihat hantu saja Nona,” cibir Megantara.“Anda memang seperti hantu karena berada dimana-mana,” celetuk Nalini. kemudian dia menutup mulutnya dengan tangan. Dia menyadari bahwa yang sedang ia hadapi adalah CEO hotel ini. itu artinya lelaki di hadapannya adalah bos dari bosnya.Megantara terkekeh, “Akupun tak menyangka jika kau adalah chef yang diterima di restoran hotelku. Aku pikir chefnya seorag pria. Dan dari penampilanmu tidak menunjukkan jika kau bisa mengelola dapur”.Kata-kata Megantara terdengar meremehkan di telinga Nalini.“Saya juga tidak menyangka jika Anda adalah CEO sekaligus pemilik hotel sebesar ini,” Nalini memberanikan diri untuk membalas. Tapi memang betul, pada kenyataannya Nalini pikir pemilik hotel ini adalah seorang pria yang sudah berumur, b
Read more

8. Koki yang Cekatan

“Ya, aku akan menerima tugas dari Anda jika aku diperbolehkan untuk mengambil libur dua hari. Hari Minggu dan Senin. Karena aku ingin menikmati akhir pekanku dan Senin aku ingin mengajar di TK,” kata Nalini memberanikan diri menyuarakan keinginannya.“Di restoran ini tidak ada karyawan yang mengajukan libur di akhir pekan karena restoran akan lebih ramai saat akhir pekan,” Megantara merasa syarat yang diajukan Nalini sulit untuk di penuhi.“Inilah mengapa aku meminta ijin khusus, karena tugas yang harus aku jalani juga khusus,” Nalini mencoba bernegosiasi.Megantara terdiam dan berpikir sejenak. Gadis di hadapannya pintar juga. Dia pasti merasa sangat dibutuhkan sehingga berani mengajukan syarat. Padahal dia bukan siapa-siapa jika bukan karena makanan buatannya terasa enak di lidah Megantara.“Bagaimana Pak? Apakah syarat saya diterima? Jika tidak, maka dengan berat hati saya memilih untuk menjadi koki restoran biasa saja. Karena tugas khusus dari Anda akan cukup sulit untuk di lakuka
Read more

9. Duda Beranak Satu

Nalini berjalan mendorong troli berisi makanan masuk ke ruangan Megantara.“Apakah kau tidak bisa mengetuk pintu terlebih dahulu ketika memasuki ruangan bosmu?”“Maaf pak, saya terburu-buru karena restoran siang hari ini sangat ramai. Saya harus cepat-cepat kembali ke tempat kerja saya,” jawab Nalini memberikan alasan. Dia segera meletakkan makanan di meja tamu milik Megantara. Karena dia tidak mungkin menghidangkannya langsung di meja kerja Megantara yang penuh dengan berkas.Megantara beranjak dari duduknya, mengendorkan dasinya dan duduk di sofa. Menatap makanan yang tersaji dengan mulut menganga. Dia sudah tidak sabar untuk memindahkan makanan itu ke mulutnya.“Banyak koki lain yang bisa mengurus pelanggan restoran. Tugas utamamu adalah mengurus makanku,” Megantara memberikan ultimatum dengan nada ketusnya. Tapi ekspresinya berubah manis saat sudah menyendokkan spagetty ke mulutnya. Dia benar-benar bisa memanjakan lidahnya.Nalini menahan senyumnya melihat sang bos yang bersikap a
Read more

10. Efek Susu Kedelai

“Ssssttt. Jangan keras-keras,” kata Kepala Chef pada Nalini dan Nalini menjawab dengan anggukan. “Aku yakin seratus persen, barusan Vero memperingatkanmu untuk tidak bersikap genit dan menggoda Pak Megantara,” kepala Chef menebak.“Ya, tebakan Anda tepat sekali, dan aku sempat heran tapi kini aku sudah memahaminya,” Nalini terkekeh.“Pak Megantara memang high quality duda di dunia ini, kau harus merasa beruntung bisa berkomunikasi langsung dengan beliau. Jadi jangan kaget jika banyak pegawai di hotel ini merasa iri padamu,” kepala Chef ternyata bukan orang yang pendiam. Dia adalah pria yang banyak bicara. Mungkin juga bisa dikategorikan suka menggosip. Nalini tertawa dalam hati.“Padahal aku merasa biasa saja, dan sesungguhnya aku tidak ingin mencari musuh di sini,” kata Nalini. Nadanya sedikit miris mengingat pengalaman bekerjanya di luar negeri yang begitu pahit.“Kalau begitu, tunjukkan pada mereka bahwa kau ada di sini murni karena kemampuanmu. Aku yakin kau bisa,” kata kepala Che
Read more
DMCA.com Protection Status