Share

7. Kontrak Khusus

Author: Arin Akazuma
last update Last Updated: 2023-07-20 09:11:36

Nalini tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Dia dipertemukan lagi dengan lelaki itu. Lelaki yang bertemu dengannya di pesawat sekaligus seorang ayah yang menuduhnya menculik seorang anak perempuan.

“Kau seperti sedang melihat hantu saja Nona,” cibir Megantara.

“Anda memang seperti hantu karena berada dimana-mana,” celetuk Nalini. kemudian dia menutup mulutnya dengan tangan. Dia menyadari bahwa yang sedang ia hadapi adalah CEO hotel ini. itu artinya lelaki di hadapannya adalah bos dari bosnya.

Megantara terkekeh, “Akupun tak menyangka jika kau adalah chef yang diterima di restoran hotelku. Aku pikir chefnya seorag pria. Dan dari penampilanmu tidak menunjukkan jika kau bisa mengelola dapur”.

Kata-kata Megantara terdengar meremehkan di telinga Nalini.

“Saya juga tidak menyangka jika Anda adalah CEO sekaligus pemilik hotel sebesar ini,” Nalini memberanikan diri untuk membalas. Tapi memang betul, pada kenyataannya Nalini pikir pemilik hotel ini adalah seorang pria yang sudah berumur, berkepala botak atau justru memiliki rambut beruban. Bukan pria muda tampan seperti di hadapannya sekarang.

“Kau tidak punya hak untuk memprotes hal itu bukan?” Megantara terlihat kesal.

Nalini mengangguk, “Sama halnya dengan Anda, Anda juga tidak boleh menebak kemampuan orang hanya dengan melihat penampilannya saja”.

“Baiklah-baiklah, karena kau sudah diseleksi dan memang sudah diterima bekerja disini. Itu tandanya kau memang memiliki kemampuan yang lebih di banding kompetitor lain. Hotel kami tidak mungkin salah dalam merekrut karyawan,” kata Megantara.

Kata-kata Megantara masih saja terdengar lebih seperti menyombongkan hotel miliknya. ‘Benar-benar tipe penguasa sombong dan angkuh,’ batin Nalini. beberapa detik kemudian setelah hening, Nalini memberanikan diri untuk bertanya.

“Maaf pak, tapi sebenarnya apa tujuan Anda mengundang saya ke sini secara langsung? Saya pikir saya hanya perlu bertemu dengan bagian personalia, lalu mulai bekerja di dapur restoran,” Nalini menunjukkan nada penasarannya.

“Aku belum sarapan, dan tugas pertamamu adalah menyiapkan sarapan untukku sekarang juga!” perintah Megantara.

Mulut Nalini menganga, “Tunggu sebentar pak, apakah ini memang cara hotel menyambut kedatangan karyawan baru?”

Megantara menaikkan alisnya, “Kau keberatan Nona? Kalau keberatan kau bisa langsung undur diri dari sini. Kami masih memiliki banyak kandidat chef yang akan dengan senang hati bekerja di sini,”

Sejujurnya Megantara juga ragu dengan ucapannya. Dia tidak benar-benar menginginkan gadis di hadapannya pergi begitu saja. Dia masih penasaran dengan citarasa makanan buatan Nalini. apakah akan memulihkan indera pengecap yang sudah lama hilang kemampuannya? atau mungkin kemarin hanyalah kebetulan saja. Dia harus memastikan itu dengan mempekerjakan Nalini.

Nalini yang benar-benar membutuhkan pekerjaan harus menurunkan egonya. Tidak mungkin dia menyerah ketika dia baru saja mulai melangkah. “Maaf pak, saya tidak bermaksud menolak perintah Anda. Saya hanya merasa heran saja, bukankah Anda bisa meminta diantarkan oleh Chef yang lebih berpengalaman di sini?”

“Hasil dari masakanmu pagi ini akan berpengaruh pada jenis kontrak pekerjaan dan jumlah gaji yang akan kau terima,” sebuah kalimat yang nampak menggiurkan bagi Nalini keluar dari mulut Megantara.

“Baik pak. Saya akan segera menyelesaikan tugas dan mengantarkannya pada Anda, permisi,” Nalini hendak berbalik. Lebih baik dia segera menjalankan perintah dibanding harus berlama-lama berada di hadapan sang CEO. Mungkin akan muncul perdebatan lagi jika dia tidak segera ke dapur restoran.

“Aku butuh sesuatu yang hangat dan berkuah. Waktumu tidak boleh lebih dari 45 menit. Aku harus segera mengikuti rapat,” Megantara memberikan ultimatum.

“Baik pak,” Nalini segera keluar dari ruang rapat. Dia ingin sekali menggerutu tapi dia memilih untuk menghela nafas. Lalu mencoba memutar otak untuk memikirkan menu apa yang harus dia sajikan sambil berjalan menuju ke restoran. 

***

Sejam kemudian, Nalini benar-benar membawakan sarapan ke ruangan CEO dengan tangannya sendiri.

“Kau hampir saja terlambat, mengapa tidak bisa selesai dalam waktu kurang dari 60 menit? Kau harus kembali belajar memperbaiki manajemen waktumu,”

Nalini ingin menggerutu mendengar komentar Megantara. Namun dia menahan diri dengan sekuat tenaga. Dia hanya mengangguk. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dibandingkan dengan biasanya ketika melihat Megantara mulai memperhatikan makanan yang ia sajikan. Dan mulai menyeruput kuah sup yang uap panasnya masih mengepul itu.

Megantara mendekatkan sendok berisi kuah sup ke dekat mulutnya dan mulai menyeruput. Dia memejamkan matanya. Merasakan kehangatan menjalar di seluruh rongga mulutnya dan masuk ke tenggorokannya. Tepat seperti dugaannya. Makanan dari gadis di depannya ini benar-benar ajaib. Semua rasa rempah, bumbu-bumbu, gurih asin bisa terasa di indera pengecapnya.

Megantara hampir tak bisa menyembunyikan rasa senangnya. Dia seperti seorang pasien penyakit langka yang telah berhasil menemukan obatnya. Dan tak disangka justru gadis yang berkali-kali ia temui di situasi tak terduga itulah yang memiliki obatnya.

“Sup timlo?” tanya Megantara begitu mengenali nama makanan di hadapannya.

“Ya betul sekali,” Nalini sedikit lega karena Megantara tidak langsung mencela makanannya namun justru menebak dengan benar jenis sup yang ia hidangkan.

“Aku baru saja membaca CV milikmu dan mengetahui bahwa kau sudah berpengalaman bekerja di luar negeri. Tapi ternyata kau justru menghidangkan makanan Indonesia ke hadapanku kali ini. itu sedikit mengherankan,”

“Ya Pak. Karena sup timlo ini sangat cocok untuk sarapan. Saya tidak mengetahui kriteria makanan apa yang membuat Anda suka, jadi saya mencari aman dengan memilih sup timlo. Dan ini resep autentik yang saya dapatkan dari nenek saya. Jauh sebelum saya bekerja di luar negeri.”

Megantara kembali menyendokkan isian sup kedalam mulutnya. Mengunyahnya secara perlahan. rasanya benar-benar autentik. Pikirannya melayang pada kenangan beberapa tahun lalu. Saat dia baru saja menikah dengan mendiang istrinya. Para orangtua memaksanya untuk mengajak sang istri berbulan madu. Tapi karena dia tidak mau mengorbankan waktu bekerjanya hanya karena istri yang tidak dicintainya, jadi dia justru mengajak istrinya untuk ikut serta dalam kunjungan bisnis ke Solo dengan dalih pergi berbulan madu.

Istrinya tidak menolak jika selama beberapa hari dia hanya disuruh untuk tetap tinggal di hotel saat Megantara bekerja. Namun hanya satu permintaan sang istri. Pergi sarapan sekali saja ke rumah makan yang menjual sup timlo sebagai menu andalan. Sup timlo di sana memang sangat enak, namun saat itu sang istri tetap berkomentar bahwa sup timlo buatan neneknya tetap menjadi juara.

“Tuan, mengapa Anda melamun? Apakah sup buatanku tidak enak?”

Megantara tersadar dari lamunannya. Dua kali makanan gadis ini membuatnya teringat pada sang istri yang sudah meninggal. Sungguh diluar nalarnya.

“Kau lulus ujian dariku Nona Nalini. aku ingin memberikan padamu penawaran khusus. Aku akan memberikan gaji dua kali lipat dibanding gajimu di restoran hotel ini. jika kau mau menjalankan tugas dariku,”

Nalini terkejut. Tapi sepertinya tawaran dari bosnya itu sangat menggiurkan. Dia memang sedang membutuhkan banyak uang agar dia bisa mencari tempat tinggal baru. Dia tidak mungkin menumpang di rumah Sandra terus menerus.

“Tugas apa yang Anda maksudkan, Tuan?” tanya Nalini langsung pada inti.

“Menjadi koki pribadiku,” jawab Megantara singkat. Dia tidak mau menyia-nyiakan waktu untuk menghabiskan sarapannya selagi hangat.

Nalini mengerutkan alis, koki pribadi? Apakah ini semacam asisten pribadi? Asisten rumah tangga?

“Aku ingin kau menyiapkan makanan untukku tiga kali setiap harinya. Aku akan memberikan bayaran yang pantas untukmu,”

“Lalu bagaimana pekerjaanku di restoran hotel ini?” Nalini kebingungan.

“Tentu saja kau masih tetap melakukan pekerjaan sebagai koki di restoran hotel ini. tapi tugas tambahannya adalah menyiapkan makan untukku,” terang Megantara.

“Apakah aku harus menerima tawaran ini? atau aku boleh menolak?” Nalini mengecek apakah Megantara benar-benar serius dengan penawarannya.

“Aku harap kau mau menerimanya karena ini kesempatan langka. Tidak semua orang seberuntung dirimu. Aku tidak menawarkan pekerjaan ini kepada sembarang orang dan gajinya tidak main-main,”

Nalini merasa ragu jika harus memutuskan sekarang. Sepertinya akan menjadi tantangan tersendiri baginya jika harus melayani bos besarnya itu. Megantara terlihat seperti bukan orang yang mudah untuk dihadapi. Tapi di satu sisi dia membutuhkan uang. Jika dia mendapatkan gaji yang berkali lipat dari gaji pada umumnya, tentu dia akan semakin cepat mengumpulkan tabungan.

Nalini menghembuskan nafas lalu berkata, “Jika aku mengajukan syarat, apakah Anda akan menyetujuinya?”

“Syarat?” alis Megantara berkerut.

Related chapters

  • NAIK LEVEL JADI ISTRI DUDA   8. Koki yang Cekatan

    “Ya, aku akan menerima tugas dari Anda jika aku diperbolehkan untuk mengambil libur dua hari. Hari Minggu dan Senin. Karena aku ingin menikmati akhir pekanku dan Senin aku ingin mengajar di TK,” kata Nalini memberanikan diri menyuarakan keinginannya.“Di restoran ini tidak ada karyawan yang mengajukan libur di akhir pekan karena restoran akan lebih ramai saat akhir pekan,” Megantara merasa syarat yang diajukan Nalini sulit untuk di penuhi.“Inilah mengapa aku meminta ijin khusus, karena tugas yang harus aku jalani juga khusus,” Nalini mencoba bernegosiasi.Megantara terdiam dan berpikir sejenak. Gadis di hadapannya pintar juga. Dia pasti merasa sangat dibutuhkan sehingga berani mengajukan syarat. Padahal dia bukan siapa-siapa jika bukan karena makanan buatannya terasa enak di lidah Megantara.“Bagaimana Pak? Apakah syarat saya diterima? Jika tidak, maka dengan berat hati saya memilih untuk menjadi koki restoran biasa saja. Karena tugas khusus dari Anda akan cukup sulit untuk di lakuka

    Last Updated : 2023-07-21
  • NAIK LEVEL JADI ISTRI DUDA   9. Duda Beranak Satu

    Nalini berjalan mendorong troli berisi makanan masuk ke ruangan Megantara.“Apakah kau tidak bisa mengetuk pintu terlebih dahulu ketika memasuki ruangan bosmu?”“Maaf pak, saya terburu-buru karena restoran siang hari ini sangat ramai. Saya harus cepat-cepat kembali ke tempat kerja saya,” jawab Nalini memberikan alasan. Dia segera meletakkan makanan di meja tamu milik Megantara. Karena dia tidak mungkin menghidangkannya langsung di meja kerja Megantara yang penuh dengan berkas.Megantara beranjak dari duduknya, mengendorkan dasinya dan duduk di sofa. Menatap makanan yang tersaji dengan mulut menganga. Dia sudah tidak sabar untuk memindahkan makanan itu ke mulutnya.“Banyak koki lain yang bisa mengurus pelanggan restoran. Tugas utamamu adalah mengurus makanku,” Megantara memberikan ultimatum dengan nada ketusnya. Tapi ekspresinya berubah manis saat sudah menyendokkan spagetty ke mulutnya. Dia benar-benar bisa memanjakan lidahnya.Nalini menahan senyumnya melihat sang bos yang bersikap a

    Last Updated : 2023-07-22
  • NAIK LEVEL JADI ISTRI DUDA   10. Efek Susu Kedelai

    “Ssssttt. Jangan keras-keras,” kata Kepala Chef pada Nalini dan Nalini menjawab dengan anggukan. “Aku yakin seratus persen, barusan Vero memperingatkanmu untuk tidak bersikap genit dan menggoda Pak Megantara,” kepala Chef menebak.“Ya, tebakan Anda tepat sekali, dan aku sempat heran tapi kini aku sudah memahaminya,” Nalini terkekeh.“Pak Megantara memang high quality duda di dunia ini, kau harus merasa beruntung bisa berkomunikasi langsung dengan beliau. Jadi jangan kaget jika banyak pegawai di hotel ini merasa iri padamu,” kepala Chef ternyata bukan orang yang pendiam. Dia adalah pria yang banyak bicara. Mungkin juga bisa dikategorikan suka menggosip. Nalini tertawa dalam hati.“Padahal aku merasa biasa saja, dan sesungguhnya aku tidak ingin mencari musuh di sini,” kata Nalini. Nadanya sedikit miris mengingat pengalaman bekerjanya di luar negeri yang begitu pahit.“Kalau begitu, tunjukkan pada mereka bahwa kau ada di sini murni karena kemampuanmu. Aku yakin kau bisa,” kata kepala Che

    Last Updated : 2023-07-23
  • NAIK LEVEL JADI ISTRI DUDA   11. Rasa Bersalah

    Megantara meninggalkan rapat pentingnya dan langsung menuju ke rumah sakit saat wali kelas Sivia memberitahunya bahwa Sivia terserang alergi. Megantara tak bisa melajukan mobilnya dengan cepat karena jalanan yang macet. Dia hanya berdoa semoga tidak terjadi hal buruk pada Sivia karena selama ini dia selalu mewanti-wanti pada anggota keluarganya agar menjauhkan makanan yang bisa mencetuskan alergi Sivia.Sesampainya di rumah sakit, dia berlari menyusuri memasuki IGD dan mencari keberadaan putri kecilnya.“Sivia,” seru Megantara lantang saat melihat Sivia terbaring lemah di ranjang rumah sakit.Dia berjalan mendekat dan menggenggam tangan Sivia, “Sayang, kau baik baik saja?” kata Megantara dengan lembut. Dielusnya pipi merah milik Sivia. Sivia membuka kelopak matanya dan tersenyum melihat kedatangan sang ayah.“Ayah,” Sivia duduk dan memeluk sang ayah.Megantara mengelus punggung sang anak. dia menghembuskan nafasnya lega. Anaknya baik-baik saja. Tapi mengapa keteledoran terjadi. Dia me

    Last Updated : 2023-07-24
  • NAIK LEVEL JADI ISTRI DUDA   12. Bertemu Ibu

    Megantara melihat ke arah jam tangannya. Sudah pukul sepuluh pagi, namun sarapannya belum juga datang. Dia sudah kelaparan. Sedari tadi dia hanya meminum kopi pahit dan mengerjakan pekerjaan.“Kemana gadis itu? Apakah sudah bosan bekerja di sini?” gerutu Megantara. Dia beranjak dari duduknya. Berjalan mondar mandir.“Apakah gadis itu marah padaku karena memarahinya dan tidak mau memasak untuknya lagi?” Megantara berpikir keras. Dan lalu menggelengkan kepala. Hal ini tidak boleh terjadi. Dia akan kehilangan seleranya lagi jika bukan gadis itu yang memasakkan makanan untuknya.Megantara berinisiatif mendatangi restoran sendiri. Dia berjalan keluar dari kantornya dan berjalan menuju restoran. Di dalam perjalanannya semua orang yang berpapasan dengannya menunduk dan memberi salam.Dia duduk di salah satu kursi di restoran. Secara otomatis beberapa pegawai langsung menghampirinya.“Selamat pagi Pak Megantara. Adakah yang bisa saya bantu?” tanya salah satu waiters senior di restoran.Para p

    Last Updated : 2023-07-25
  • NAIK LEVEL JADI ISTRI DUDA   13. Rasa Kehilangan

    Wajah sang ibu memerah. Beberapa detik kemudian dia justru menangis sesenggukan. Dia tidak tau bagaimana cara menjelaskan pada Nalini tentang keberadaan sang adik. “Bu, mengapa ibu justru menangis? Ada apa dengan Nalita?” Nalini tidak tau maksud dari tangisan sang ibu. Sang ibu tetap belum sanggup merespon pertanyaan Nalini. “Apa Nalita juga kabur dari rumah karena tidak sanggup dengan paksaan ayah? Apa yang sudah ayah paksakan terhadap kehidupan Nalita, Bu?” Nalini mencoba menebak. Meskipun dia ragu dengan tebakannya sendiri. Nalita bukan gadis yang suka membangkang seperti dirinya. Apakah mungkin Nalita akan mengikuti jejaknya dengan berbuat nekat? Sang ibu menggeleng. Memberi tanda bahwa apa yang di katakan Nalini tidak tepat. Nalini mengusap pipi sang ibu dan membantu menghapus bulir air mata yang belum berhenti berjatuhan. “Tidak, Lin. Bukan seperti itu kenyataan yang terjadi. Ibu malah akan bersyukur jika Nalita memilih untuk kabur sepertimu,” jawaban dari sang ibu justru mem

    Last Updated : 2023-07-27
  • NAIK LEVEL JADI ISTRI DUDA   14. Bukan Rasa Cinta

    Megantara membolak balik beberapa lembar foto para gadis beserta biodata lengkapnya. Ibunya mengumpulkan banyak informasi mengenai gadis yang dinilai cocok untuk dijadikan pendamping Megantara. Megantara meletakkan lembaran-lembaran itu dengan kasar. Dia menyandarkan kepalannya di sandaran kursi kerjanya dan mendengus. Ibunya benar-benar kurang kerjaan.Sudah berkali-kali dia mengatakan pada sang ibu bahwa bukan hal yang mudah untuk memutuskan mencari pasangan lagi. Ada Sivia yang harus dia jaga agar bertumbuh dengan bahagia. Megantara tidak mau egois dengan mengorbankan perasaan putrinya. Lagipula saat ini belum ada gadis yang benar-benar membuatnya jatuh cinta. Jujur termasuk sang istripun begitu.Rasa yang Megantara miliki untuk istrinya jika ditelusuri dengan baik bukanlah rasa cinta yang mendalam. Selama menikah, dia tidak pernah mencintai sang istri. Hadirnya Sivia kedunia inipun bukan karena saling cinta. Sivia hadir karena keteledoran Megantara di suatu malam saat dia begitu p

    Last Updated : 2023-07-28
  • NAIK LEVEL JADI ISTRI DUDA   15. Keinginan Sivia

    Megantara sedang menaiki mobilnya menuju ke rumah. Hari ini dia memutuskan untuk pulang ke rumah lebih awal karena dia sudah merasa kelelahan. Dia ingin sekali bertemu dengan putri kecilnya, bersenda gurau dan melepas penat. Di tengah perjalanan, dia melihat kios buah. Tiba-tiba terbersit di pikirannya untuk mengirimkan parcel buah ke sesorang yang saat ini sedang sakit. Siapa lagi kalau bukan Nalini.Megantara membuka tabletnya dan mencari file cv milik Nalini, mengingat-ingat alamat tempat tinggal Nalini. Lalu dia turun dari mobil dan memasuki kios buah. Setelah memesan parcel buah dan meminta sang penjual untuk mengirimkan ke alamat yang ditulisnya, dia kembali melajukan mobilnya untuk pulang.“Sivia, kau sedang apa?” tanya sang ayah saat mendatangi gadis kecilnya yang sedang duduk di taman sambil memegag pensil dan buku gambar di pangkuannya.“Aku sedang mencari inspirasi untuk tugas menggambar di sekolah,” jawabnya sambil tak lupa memberikan senyum termanisnya untuk sang ayah yan

    Last Updated : 2023-07-29

Latest chapter

  • NAIK LEVEL JADI ISTRI DUDA   131. Happy Ending (TAMAT)

    Nalini menunggu penjelasan dari Megantara dengan terus menatap pria itu. "Apakah kau ingat bahwa saat kita masih kecil kita pernah bertemu? Di acara ulang tahun perusahaan ayahku. Kau datang bersama ayahmu," kata Megantara. Nalini mencoba mengingat. "Kau menolongku yang sedang dirundung oleh beberapa teman seusiaku. Gadis kecil pemberani," Megantara memberikan petunjuk. Nalini mengingat sesuatu."Tunggu dulu, apakah kau laki-laki gembul berkacamata?" tanyanya saat mengingat kejadian beberapa tahun silam. Megantara mengangguk. "Kau menjatuhkan jepit rambut ini. Sepertinya begitu khusus dibuatkan oleh seseorang untukmu," kata Megantara. "Ya. Ini pemberian ibuku. Ibuku membuatkan milikku dengan inisial NN dan milik Nalita dengan NT. Aku menangis semalaman karena kehilangan jepit rambut ini. Tapi mengapa kau masih menyimpannya sampai sekarang? Ini sudah sangat lama.Megantara tersenyum menatap jepit rambut itu. "Seperti di film-film. Aku jatuh cinta dengan gadis pemilik jepit rambut i

  • NAIK LEVEL JADI ISTRI DUDA   130. Menuju Bahagia

    "Mengapa kau memintaku yang membebaskanmu?" tanya Megantara mendengar penuturan Nalini dengan raut wajah serius. "Karena hanya kau yang bisa. Aku sadar, yang selama ini paling terluka adalah kau, maafkan aku," kata Nalini tulus. Megantara tersenyum miris. Dia memasukkan kedua tangannya di dalam saku celananya. "Aku sudah mencoba memilih untuk pergi agar kau tidak semakin terluka. Tapi ternyata caraku salah. Tuhan tidak merestui itu karena pada akhirnya kau bisa kembali menemukanku. Saat ini aku tau, kau membawaku dan menempatkanku disampingmy semata-mata agar aku bisa menebus kesalahanku. Kau sengaja bersikap dingin, acuh, seolah tak peduli padaku," Nalini berkata panjang lebar lalu menunggu respon dari Megantara yang masih saja diam. "Lalu kau menerima sikapku?" Megantara justru balik bertanya. "Tidak masalah jika kau bersikap seperti itu karena rasa kecewamu yang begitu mendalam. Tapi sampai kapan? Aku memang egois, tapi tidak bisakah aku berharap bahwa takdir memberikanku kese

  • NAIK LEVEL JADI ISTRI DUDA   129. Penjara Rasa Bersalah

    Megantara menoleh ke arah pria yang kini berdiri di sampingnya. "Rupanya Anda punya rasa percaya diri yang tinggi. Bisa memuji seorang wanita di hadapan suaminya," kata Megantara sarkas. "Sama seperti Anda. Anda juga sangat percaya diri karena Anda berani memasuki ruangan yang hanya pegawai saja yang boleh masuk meskipun Anda sudah membooking seluruh restoran," balas Haris tak kalah sarkas. Nalini sudah menyelesaikan pekerjaannya dan juga sudah meminta pelayan untuk menyajikan menu makan siang pada para tamu yang sudah datang. Nalini melirik ke arah pintu dan melihat dua pria tinggi dan tampan berdiri di sana. Nalini lantas menghampiri mereka. "Bagaimana bisa kau masuk kesini?" tanya Nalini pada Megantara. "Tentu saja menemuimu. Aku ingin mengenalkanmu pada rekan bisnisku," seulas senyum terbit di wajah Megantara. Membuat Nalini justru mengerutkan alisnya. Hal yang tak disangka juga Megantara lakukan. Memeluk pinggang Nalini di hadapan Haris. Seolah menunjukkan hak milik bahwa N

  • NAIK LEVEL JADI ISTRI DUDA   128. Koki Dadakan

    Megantara mengancingkan kerah kemejanya sambil menatap dirinya di pantulan kaca. Sesekali dia melirik Nalini yang juga masuk ke dalam pantulan kaca di belakangnya. Masih terlelap tidur di bergelung selimut. Tadi malam sesampainya di hotel mereka tidak banyak berkomunikasi. Saling diam dengan aktivitasnya masing-masing sampai pada akhirnya Nalini sudah tertidur lebih dulu disaat Megantara sedang berada di depan laptopnya. Mempersiapkan bahan yang harus dibahas untuk rapat hari ini. Sepertinya Nalini begitu lelah sampai saat Megantara sudah siap berangkatpun dia belum juga terbangun. Setelah selesai memakai jasnya, dia berjalan mendekat ke arah tempat tidur. Menuliskan di secarik kertas yang berada di nakas lalu pergi meninggalkan Nalini tanpa berniat membangunkan. Tiga puluh menit kemudian Nalini terbangun dengan sendirinya. Dia mengedarkan penglihatannya di sekeliling ruangan dan sepi. Tidak ada pria tampan yang merupakan suaminya. Nalini melihat jam yang tertata di nakas dan melo

  • NAIK LEVEL JADI ISTRI DUDA   127. Pramugari Bikin Cemburu

    Megantara mengatur nafasnya. Berada di dekat Nalini membuat detak jantungnya tak beraturan. Apalagi semenjak menikah, Nalini terlihat lebih cantik di matanya. Sulit rasanya untuk mengelak. Tapi dia harus ingat misi balas dendamnya saat menikahi Nalini. Membiarkan Nalini tetap di sampingnya. Tapi tidak dengan memberikan cintanya. Baru berapa hari namun rencananya terancam gagal jika dia tak bisa mempertahankan egonya dan juga luluh dengan Nalini.Megantara membasuh wajahnya dengan air keran. Menatap pantulan dirinya di kaca. Megantara merutuki kebodohannya sendiri. Dia harus mengembalikan akal sehatnya lalu memperingatkan dirinya untuk menjaga jarak dari Nalini. Mungkin itu yang harus ia lakukan agar bisa mempertahankan pendiriannya. Megantara membuka pintu kamar mandi dan keluar. Nalini sedang duduk di atas tempat tidur sambil menatap ke arah kamar mandi. Menunggu suaminya muncul. "Untuk apa kau melihat kesini. Tidurlah. Sudah malam," perintah Megantara. "Aku menunggumu. Kau terli

  • NAIK LEVEL JADI ISTRI DUDA   126. Pertengkaran tidak Penting

    "Aku tidak tau harus mendefinisikan seperti apa tentang pernikahanku," jawab Megantara terhadap pertanyaan dari Niko. "Jujur saja, kau pasti bahagia karena bisa menikah dengan gadis yang kau cintai. Aku tidak bisa membayangkan jika saat itu kau jadi menikah dengan adikku. Akan jadi seperti apa kehidupanmu nantinya," kata Niko dengan senyum tulusnya dan menunduk di akhir kalimatnya karena malu. "Entahlah. Cinta? Aku tidak yakin apakah masih ada cinta dihatiku untuk gadis itu," Megantara mendesah. "Tapi kaupun juga tidak yakin apakah kau benar-benar membencinya atau tidak. Aku rasa ini tentang waktu, waktu yang akan berbicara," kata Niko. Megantara mengerutkan alis. Dia tau bahwa perkataan Niko ada benarnya. Megantara juga tak bisa terlalu yakin terhadap rasa benci dan marahnya pada Nalini. ***Megantara pulang larut. Semestinya di hari-hari awal pernikahannya, seorang suami tak akan meninggalkan pengantinnya hingga larut. Tapi Megantara seperti sengaja. Sengaja menjaga jarak dari N

  • NAIK LEVEL JADI ISTRI DUDA   125. Nyaris Bunuh Diri

    Niko berlari menuju ke kamar Starla saat mendengar Mona memanggil namanya dengan berteriak. Starla tergeletak tak berdaya di lantai. Di sekelilingnya ada obat yang bertaburan tak beraturan. Mona menduga bahwa Starla sengaja mengkonsumsi obat secara berlebihan karena ingin mengakhiri hidupnya. Impiannya untuk menikah dengan orang yang ia cintai pupus. Lalu ia justru dihamili oleh pria lain. Niko menggendong Starla lalu berlari membawa adiknya itu ke mobil. Ibu Starla hanya bisa merapalkan doa. Semoga tidak terjadi hal buruk pada anaknya dan calon cucunya. Dia ikut masuk ke dalam mobil bersama Niko dan juga Mona. Starla segera mendapat pertolongan medis sesampainya di rumah sakit, beruntunglah Starla karena belum terlambat untuk menyelamatkan nyawanya dan juga bayi yang ada di dalam kandungannya. "Harusnya aku mati saja," keluh Starla saat dia sudah dipindahkan ke ruang rawat inap dan sudah sadarkan diri. Niko tertawa mencemooh, "Kau pikir dengan bunuh diri urusannya akan selesai?

  • NAIK LEVEL JADI ISTRI DUDA   124. Curahan Hati sang Menantu

    Nalini merasa bingung bagaimana cara menjawab pertanyaan mertuanya. Dia memang tidak terbiasa memanggil Megantara dengan namanya saja atau sebutan lain. Selalu dengan sebutan Pak. Dulu saat masih berpacaranpun dia kesulitan dan tidak biasa memanggil dengan sebutan tidak formal. Sivia terkekeh melihat ekspresi Nalini. Megantara tak menolong sama sekali. Dia sedang berkutat pada makanannya yang sebetulnya sama sekali tidak penting karena tidak ada rasanya bagi lidah pria itu. "Kau bisa memanggilnya dengan sebutan kak, mas, atau sayang," ujar ibu mertuanya. "Maaf, aku belum terbiasa," jawab Nalini sambil menggeleng pelan. "Tara, menurutmu istrimu harus memanggilmu dengan sebutan apa? Ajarilah dia," goda sang ayah. Megantara terlihat berpikir lalu menatap Nalini dengan tatapan yang sulit diartikan. Nalini paling tidak bisa ditatap dengan intens seperti itu jadi dia menunduk. "Aku terserah saja, pilihan ketiga juga tidak buruk," jawab Megantara dengan nada datar. Nalini buru-buru me

  • NAIK LEVEL JADI ISTRI DUDA   123. Pulang Ke Rumah

    Nalini baru saja selesai membersihkan dirinya. Badannya sangat lelah karena seharian berdiri menjadi ratu sehari. Dia berjalan ke arah tempat tidur dan mendapati Megantara sudah tertidur. Dia menatap Megantara agak lama. Pria itu, pria yang kini menjadi suaminya. Akan jadi seperti apa hubungan mereka kedepannya. Nalini tiba-tiba takut, berada di sampingnya dalam kondisi tak dicintai namun dibenci pasti akan sangat sulit. Tapi mau bagaimana lagi. Dia harus menjalaninya. Takdir menuntunnya untuk bisa pasrah dan menerima. Nalini berjalan ke arah kasur. Membaringkan tubuhnya di samping Megantara. Memiringkan tubuhnya membelakangi Megantara lalu menarik selimutnya sampai menutupi sebagian wajahnya. Itu yang bisa ia lakukan sekarang karena Nalini sangat membutuhkan tidur nyenyak. Keesokan harinya, Megantara terbangun lebih dahulu dan melihat Nalini masih tertidur pulas di sampingnya. Kini giliran Megantara yang menatap lekat wajah gadis polos yang kini menjadi istrinya. Tersirat rasa lela

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status