Allena Maura Mahardian, seorang gadis cantik dan manis yang bekerja di sebuah Cafe di pusat kota Jakarta. Allena adalah karyawan yang sangat rajin dalam bekerja, bahkan ia selalu dipuji oleh pemilik Cafe tersebut. Allena Maura Mahardian adalah gadis yatim piatu, kedua orang tuanya telah meninggal dunia karena sebuah kecelakaan yang direncanakan. Pada saat itu, usianya masih lima belas tahun. Ia sangat sedih mendengar kabar bahwa kedua orang tuanya telah pergi untuk selama-lamanya dan tidak akan kembali lagi. Sejak saat itulah, Allena Maura Mahardian memutuskan untuk mencari pekerjaan dan hidup mandiri karena harta kekayaan kedua orang tuanya telah jatuh ke tangan seorang pria tua sekaligus pembunuh kedua orang tuanya. Setelah dua minggu bekerja di sebuah Cafe, Allena Maura Mahardian kembali mengalami nasib yang sangat buruk. Rekan kerjanya yang sangat membencinya dengan tega menjebak dirinya dan menyerahkannya pada seorang pria yang sangat misterius dan memiliki sifat layaknya seorang iblis. "Kau tidak akan bisa kabur dariku, sayang!" teriak Pria itu. "Aku hanya dijebak dan dijadikan sebagai penebus hutang oleh teman-temanku," ujar Allena Maura Mahardian. "Aku tidak perduli dengan ucapanmu sayang. Kau akan tetap menikah denganku!" tegas Pria itu. "Tolong mengertilah," lirih Allena Maura Mahardian. Air matanya mengalir begitu saja, ia berusaha untuk menolak menikah dengan pria berhati iblis yang berada di hadapannya. "Jangan berbicara lagi sayang. Malam ini juga kita akan menikah jadi persiapkanlah dirimu!" tegas Pria itu. Pria itu pun pergi meninggalkan Allena yang menangis tersedu-sedu. Novel ini akan dilanjut setiap hari
Lihat lebih banyakAllena diam saja, ia sendiri bingung kenapa bisa menurut pada pria dihadapannya."Aku akan segera kembali," ujar Pria itu.Pria itu pun pergi meninggalkan Allena sendirian dan pria itu lupa mengunci pintu kamar."Pria bodoh. Bahkan ia meninggalkan kunci borgol dan kamarnya bersamaku. Aku harus pergi dari sini," ujar Allena.Allena pun membuka ikatan tangan dan kakinya lalu pergi keluar kamar."Aku bebas," ujar Allena.Allena mengunci kamar itu dan menaruh kuncinya di meja lalu pergi.***Allena menaiki satu-satu anak tangga dan akhirnya sampai di depan pintu keluar ruangan bawah tanah.Allena pun membuka pintunya dan terpesona."Sadar, Allena. Kau harus pergi dari sini," ujar Allena.Allena pun pergi.***Allena telah sampai di halaman Mansion. Ia melihat pria itu sedang mengobrol dengan asistennya."Bagaimana bisa aku keluar dari penjara ini, jika pria itu saja masih ada di sana," ujar
Alex mendorong Alya dengan sangat kasar, Celine dan Melani hanya tertawa terbahak-bahak.Bruk!Teman Alya sangat terkejut dengan perlakuan Alex."Kamu tidak apa-apa. Alya?" tanya Gadis itu, "Ayo bangun kita pergi dari sini,".Shena membantu Alya untuk berdiri, ia sangat khawatir dengan sahabatnya."Aku tidak apa-apa, Shena. Kamu benar sebaiknya kita pergi," ujar Alya.Shena menatap tajam Alex, Melani, dan Celine."Suatu saat nanti kalian akan mendapat balasan yang setimpal atas apa yang kalian lakukan pada, Allena!" teriak Shena, "Kalian akan membayar semua rasa sakit yang dirasakan, Allena"."Aku bersumpah hal itu akan terjadi pada kalian!".Shena dan Alya pun pergi.***Melani menenangkan Alex kekasihnya."Jangan cemas sayang, perkataan Shena tidak akan pernah terjadi. Kita akan baik-baik saja," ujar Melani."Kekasihmu benar, Alex. Kita akan baik-baik saja," ujar Celine."Siap yang ce
"Mereka benar-benar licik. Demi melunasi hutangnya dengan tega menukar seorang gadis polos agar hutang mereka lunas," ujar Pria itu, "Sungguh malang sekali nasibmu gadis polos. Kau harus tersiksa olehku,".Pria berjubah hitam itu tersenyum menyeringai."Aku harus kembali ke Mansion jika tidak ayah akan selalu menerorku untuk cepat-cepat membunuh musuhnya. Aku tidak menyukai hal-hal yang terlalu cepat," ujar Pria itu.Tak lama kemudian ia masuk ke dalam mobil lalu pergi.***~ Mansion ~Pria itu berjalan dengan angkuhnya menuju lift, ia mengabaikan ucapan selamat sore dari para pelayannya.Sebelum masuk ke dalam lift pria itu berbalik menatap para pelayan."Siapkan satu kamar yang ada di ruang bawah tanah, akan ada penghuni baru di Mansion ini," ujar Pria itu."Baik Tuan,".Para pelayan itu menunduk lalu pria itu pun masuk ke dalam lift."Segera siapkan kamarnya atau dia akan marah besar nantinya. Kalian tah
"Mereka sangat menyebalkan," ujar Celine."Kau benar, sebaiknya kita pergi dari sini," ujar Melani.Celine dan Melani pun pergi.Di sisi lain...~ Room CEO ~Pria itu mendorong Allena hingga menabrak kursi yang terletak di depan meja CEO."Apa-apaan kau ini Alex. Kenapa kau kasar sekali?" tanya Pria yang berprofesi sebagai CEO."Maapkan saya Tuan, tapi gadis ini telah berani berbicara dengan wanita tua saat jam kerja," balas Alex, pria yang disebutkan namanya oleh sang atasannya.Pria itu mendekati Allena."Bangunlah!" tegas Pria itu.Allena pun bangkit sembari menahan sakit ditangannya."Bukankah kamu gadis yang meminta izin padaku tadi?" tanya Pria itu."Benar Tuan," balas Allena ketakutan.Pria itu menghela nafas dan me
Pagi itu suasana Cafe Love tampak ramai, dari kejauhan tampak seorang gadis sedang asik melayani pesanan para tamu. Ketika sedang asik memberikan pesanan para tamu, tiba-tiba seorang wanita paruh baya menepuk pundaknya. Sontak saja tepukan itu membuat gadis itu terkejut. "Kamu baik-baik saja nak?" tanya wanita paruh baya itu. "Saya baik-baik saja Ibu," balas gadis itu. "Nak, bisakah kita bicara berdua saja?" tanya wanita paruh baya itu dengan tatapan memohon. "Sebentar ya, Ibu. Saya harus izin dahulu kepada pemilik Cafe ini," balas gadis itu dengan senyum mengembang. "Baiklah nak. Ibu akan menunggu di luar Cafe," ujar wanita paruh baya itu. Wanita paruh baya itu pun pergi. "Aku harus minta izin dahulu," ujar gadis itu. Gadis itu pun pergi.
Pagi itu suasana Cafe Love tampak ramai, dari kejauhan tampak seorang gadis sedang asik melayani pesanan para tamu. Ketika sedang asik memberikan pesanan para tamu, tiba-tiba seorang wanita paruh baya menepuk pundaknya. Sontak saja tepukan itu membuat gadis itu terkejut. "Kamu baik-baik saja nak?" tanya wanita paruh baya itu. "Saya baik-baik saja Ibu," balas gadis itu. "Nak, bisakah kita bicara berdua saja?" tanya wanita paruh baya itu dengan tatapan memohon. "Sebentar ya, Ibu. Saya harus izin dahulu kepada pemilik Cafe ini," balas gadis itu dengan senyum mengembang. "Baiklah nak. Ibu akan menunggu di luar Cafe," ujar wanita paruh baya itu. Wanita paruh baya itu pun pergi. "Aku harus minta izin dahulu," ujar gadis itu. Gadis itu pun pergi.
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen