Love Me, Please ... (INDONESIA)

Love Me, Please ... (INDONESIA)

last updateLast Updated : 2023-08-13
By:  Kennie ReCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
5 ratings. 5 reviews
118Chapters
10.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

WARNING! 18+ ONLY! "Emily! Kau tidak boleh keluar dari ruangan ini atau membelakangiku!" Alis Emily berkerut, tidak mengerti apa yang Jason inginkan darinya. "Apa maksudmu?" tanya gadis itu, mulai kesal. "Kau tetap di tempatmu, menghadapku!" perintah Jason. "Kau tidak boleh memalingkan muka sama sekali dan harus menyaksikan apa yang aku dan Tamara lakukan dari awal sampai akhir!" *** Emily Karlton terpaksa menjalani pernikahan tanpa didasari rasa cinta dengan Jason McKennel, yang merupakan saudara angkatnya. Perasaan yang seharusnya ditujukan kepada kakak laki-laki Jason, ternyata salah sasaran. Apalagi ketika sang ayah angkat mengambil keputusan yang layaknya hukuman mati untuk keduanya. Jason telah menjalin hubungan dengan seorang wanita yang sudah menikah, tetapi terpaksa menuruti keinginan sang ayah untuk menikahi Emily demi mendapatkan jabatan sebagai pemimpin perusahaan. Namun, di balik itu, ia tetap menjalani kisah cintanya secara diam-diam dengan sang kekasih. Sementara Emily berusaha menjadi istri yang baik, begitu pula dengan Jason yang berusaha untuk memupuk cinta untuk Emily, harus terganggu dengan kehadiran sang kekasih yang terus mengganggu pernikahan mereka dan segala usahanya jadi sia-sia. Akankah Emily berhasil mendapatkan hati Jason? Ataukah hubungan keduanya harus berakhir karena tidak ada cinta yang tumbuh di antara mereka?

View More

Chapter 1

1. Perjodohan

“Emily, aku akan menikahkanmu dengan putraku,” ucap seorang pria pada salah satu perempuan yang berada di sana.

Gadis bernama Emily menegakkan tubuh, menyimak dengan saksama apa yang disampaikan oleh pria yang merupakan ayah angkat sekaligus pemilik perusahaan tempat ia bekerja.

Wajah Emily semringah, membayangkan pernikahan yang telah lama ia impikan bersama putra sulung keluarga McKennel.

Sesungguhnya mereka belum resmi menjalin hubungan. Hanya saja, lelaki yang Emily sukai itu sudah menunjukkan ketertarikan padanya.

Wajar saja jika keduanya terlihat saling memandang dengan ekor mata mereka, menanti putusan pasti dari pria yang memiliki otoritas penuh dalam perusahaan dan keluarga besar McKennel.

“Kau akan kunikahkan dengan Jason, putra bungsuku. Dan jabatan sebagai manajer pemasaran juga kuserahkan padamu.”

Seperti mendapat vonis mati, mata kedua orang yang semula begitu bersemangat, akhirnya meredup. Ada kesedihan yang tak mampu terucap di sana. Di sisi lain, Jason sang putra kedua—yang konon katanya merupakan putra kesayangan keluarga McKennel—menyiratkan kemarahan pada air mukanya.

Jason bangkit dari kursinya, hendak menyuarakan protes, tetapi dengan cepat pria paruh baya itu mengangkat satu tangan. Pertanda bahwa ia tak pernah menerima penolakan.

Emily tahu, ia pun tak bisa melakukan apa-apa selain menerima keputusan yang berarti perintah baginya.

Bagaimana pun, pria yang merupakan kepala keluarga McKennel itu merupakan ayah angkat yang baik dan menyayanginya selama ini. Tak akan pernah ada kata tidak terlontar dari mulut Emily jika itu permintaan pria itu dan sang istri, yang merupakan ratu keluarga McKennel.

Semua bangkit dari tempat duduk kala pria paruh baya itu telah memberi instruksi untuk bubar. Sementara Jason masih berada di sana, di tempat duduknya, mengepalkan tangan hingga tak pedulikan kukunya menancap pada telapak tangannya hingga memerah.

Jason tak menyangka ayahnya akan mengambil keputusan yang begitu seenak hati.

“Mengapa kau belum pergi?” tanya pria paruh baya itu pada putra keduanya yang digadang-gadang akan melanjutkan kepemimpinannya di Kennel’z industry.

“Apa yang ayah pikirkan? Mengapa aku?” tanya pria muda itu dengan wajah mengetat penuh kemarahan. Tatapan sengit ia arahkan pada sang ayah, kemudian pada Emily, seolah gadis itu juga punya andil atas keputusan yang baru saja diambil oleh ayahnya.

“Kau bertanya mengapa kau? Bagaimana jika kubalik, mengapa kau yang harus menerima tonggak kepemimpinan perusahaan ini, hm?” Pria itu menjawab dengan pertanyaan diplomatis yang tak bisa dibalas oleh Jason begitu saja.

Jason sadar kalau ia sedang berurusan dengan orang yang salah. Namun, ia tak ingin menyerah begitu saja.

“Segalanya seiring sejalan, Jason. Kau menerima kepemimpinan perusahaan, dengan syarat menikahi Emily. Bukankah itu adil? Lagi pula, ia gadis yang cantik, cerdas, dan telah ayah didik sama seperti kalian. Ia gadis yang berkelas.” Sang ayah mengerling hangat pada gadis yang hanya menjadi pendengar setia atas perselisihan ayah dan anak.

Emily mengulas senyum lesu kala ayah angkatnya itu melemparkan tatapan padanya.

“Kenapa harus Emily? Sekian lama ia menjadi layaknya saudari, dan kini aku harus menikahinya. Ayolah, Ayah ....”

“Bukankah justru bagus? Kalian sudah akrab dan saling mengenal, bukan? Kalian berdua pasti akan menjadi pasangan yang serasi,” ujar pria berumur enam puluhan itu, semringah.

“Aku sudah memiliki kekasih, Yah. Ini sungguh tak adil bagiku dan Tamara.”

Sang pemimpin keluarga McKennel memejamkan mata, berusaha menahan amarah yang nyaris tiba di ubun-ubun setiap kali Jason menyebut nama wanita itu. Berkali sudah ia mengatakan pada anak bandel itu untuk mengakhiri hubungan dengan wanita yang Jason sebut, tetapi tetap saja Jason tak mengindahkan seruannya.

“Wanita itu sudah bersuami, Jason. Apa kau sudah gila!?”

“Ia sedang dalam proses perceraian, Ayah.”

“Jason McKennel!" Suara sang ayah menggelegar. "Jangan membantahku jika kau masih menginginkan posisi di perusahaan ini!” serunya dengan nada meninggi. Dan tentu saja, mendengar sang raja mulai menampakkan taring, Jason perlahan bangkit dari duduknya, tak mengucap apa pun selain melemparkan tatapan penuh kebencian pada Emily dan sang ayah.

Emily yang sejatinya orang lain dalam keluarga McKennel, hanya pasrah dan tak memberi perlawanan. Ia sejak dulu memang tidak terlalu dekat dengan Jason, berarti dirinya tidak akan baik-baik saja jika keputusannya macam ini.

Emily bangkit, lalu memutar tubuh, setelah sebelumnya memberi salam pada sang ayah angkat, tanda bahwa ia sudah menyimak segalanya, dan ingin segera pulang.

Kata siapa Emily suka dengan keputusan itu? Ia juga terluka karena yang diharapkannya adalah putra sulung keluarga McKennel, bukan Jason. Ayah angkatnya dan semua tahu itu. Namun, mengapa ...?

Sebuah tangan mencengkeram lengan Emily yang telah berjalan jauh dari ruang rapat, menariknya hingga terpojok di sebuah sudut. Mata pria itu menatap nyalang pada Emily, seolah akan menelannya hidup-hidup.

“Mengapa kau tidak katakan pada ayah, hm? Bukankah kau tahu kalau aku—“

“Apa yang bisa kulakukan, Jason? Kau lihat sendiri, bukan? Kau yang anaknya saja ia tak dengarkan apalagi aku?” jawab Emily, yang sesungguhnya juga kalut.

Jason kemudian memutar tubuh dan menyugar rambutnya dengan frustasi.

“Apa yang harus kukatakan pada Tamara?” keluhnya, lirih. Emily juga tak peduli. Karena tak ada yang peduli perasaannya, tak ada yang mau tahu apa yang ia rasakan. Jadi untuk apa ia memedulikan perasaan Jason atau siapa pun?

Lihat saja, ia pun tengah dirundung duka saat ini.

“Kau harus memaksa ayah untuk membatalkan semua keputusannya. Jika tidak, aku akan membuat hidupmu menderita!” ancam Jason.

Emily mendengkus. Sejak dulu Jason memang terkenal kasar dan berandal. Ia tak pernah pulang ke rumah tanpa kasus. Entah telah menghajar siapa lagi, atau sudah mengisengi gadis yang mana lagi, selalu seperti itu.

Namun, entah mengapa ayah Jason seolah sangat menyayangi anak bandel itu.

“Aku tidak mau,” jawab Emily.

“Kau—“ Jason mengangkat tangan ke udara, siap mendarat di pipi mulus Emily. Namun, gadis itu tak gentar sedikit pun. Emily justru semakin menantang Jason dengan menyodorkan wajahnya.

“Pukul saja! Siapa pun tak akan mentolerir kekerasan, Jase. Kau tak akan pernah mendapatkan jabatan itu jika sampai berani melakukan tindakan kriminal. Kau tahu itu, kan!?” ucap Emily, tegas.

Ia kemudian berusaha membebaskan diri dari kungkungan Jason. Namun, pria itu lagi-lagi menghalanginya.

“Apa mau ayah sebenarnya? Apa tujuannya hingga berniat menikahkan kita? Jangan katakan kau tidak tahu apa-apa, Em! Kau selalu tahu lebih dulu, karena ayah menyayangimu hingga seolah rela membocorkan rahasia perusahaan padamu.” Jason menjeda kalimatnya.

“Katakan padaku, apa yang ayah inginkan? Mengapa ia tidak menjodohkanmu dengan kakakku? Bukankah dia yang kau cinta, hah?”

Emily masih belum menjawab pertanyaan Jason, yang ia rasa terlalu berlebihan.

Memang benar, ayah Jason sangat menyayangi Emily. Namun, tidak berarti pria itu akan mengatakan segala hal pada Emily. Dan meski Emily tahu apa yang diinginkan sang ayah angkat, ia tahu itu mustahil. Bagaimana mungkin ia dan Jason akan bisa memenuhi itu semua?

Sungguh, pasti bagi Jason, ini ide tergila yang pernah dipikirkan oleh sang ayah dan dikatakan pada Emily.

Jason meremas rambutnya dengan frustasi, tubuhnya melorot ke lantai, dan napasnya masih terengah. Andai ia anak-anak, mungkin akan menangis kelojotan saat itu juga. Namun, itu tak mungkin ia lakukan.

Ia adalah seorang calon direktur di Kennel’z industry.

“Aku ... aku tak ingin mengatakannya karena ide itu tak masuk akal, Jase. Kita tak akan pernah bisa memenuhi itu semua.” Emily mulai berubah pikiran dan hendak mengatakan apa yang ia ketahui.

“Katakan saja. Mungkin kita bisa cari jalan keluarnya.”

Emily menggeleng. “Terserah kalau begitu.”

Gadis itu kemudian mendekat pada Jason, berjongkok agar lebih sejajar dengan posisi pria itu di lantai. Emily menatap manik kelabu milik pria itu dalam-dalam.

“Tuan McKennel ingin keturunan darimu dan aku. Ia hanya ingin dari kita berdua. Jadi ... kau yakin bisa mencari solusi untuk itu, huh?”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Kennie Re
Hola, kakak2 readers ... Yuk mampir ke cerita othor yang lainnya. Ada Mr. Wolfy and His Siren Mate (INDONESIA) dan Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA). Terima kasih🫰🏾
2023-10-15 09:08:29
0
user avatar
Indri saputra
baguusss ceritanya, walaupun diawal agak gemes sama Jason & Emily ...
2023-10-05 09:35:24
1
user avatar
ciko Maco
Bagus banget ceritanya... saya suka saya suka
2023-10-03 01:16:40
1
user avatar
Kennie Re
Selamat membaca ... Hayuk pada maraton, mumpung gretong maretong... cuma sampe jam 10 malam aja lho ...
2023-08-12 18:49:54
1
user avatar
Kennie Re
Hallo, readers. Buku ini merupakan alih bahasa (versi bahasa Indonesia) dari buku berbahasa Inggris dengan judul yang sama. Mohon dukungan vote, review, dan komennya, ya ... Selamat membaca, semoga kalian suka...️
2023-07-30 16:32:37
1
118 Chapters
1. Perjodohan
“Emily, aku akan menikahkanmu dengan putraku,” ucap seorang pria pada salah satu perempuan yang berada di sana.Gadis bernama Emily menegakkan tubuh, menyimak dengan saksama apa yang disampaikan oleh pria yang merupakan ayah angkat sekaligus pemilik perusahaan tempat ia bekerja.Wajah Emily semringah, membayangkan pernikahan yang telah lama ia impikan bersama putra sulung keluarga McKennel.Sesungguhnya mereka belum resmi menjalin hubungan. Hanya saja, lelaki yang Emily sukai itu sudah menunjukkan ketertarikan padanya.Wajar saja jika keduanya terlihat saling memandang dengan ekor mata mereka, menanti putusan pasti dari pria yang memiliki otoritas penuh dalam perusahaan dan keluarga besar McKennel.“Kau akan kunikahkan dengan Jason, putra bungsuku. Dan jabatan sebagai manajer pemasaran juga kuserahkan padamu.”Seperti mendapat vonis mati, mata kedua orang yang semula begitu bersemangat, akhirnya meredup. Ada kesedihan yang tak mampu terucap di sana. Di sisi lain, Jason sang putra kedua
last updateLast Updated : 2023-04-12
Read more
2. Adegan Tak Senonoh
Makan malam hari ini tak lagi hangat seperti sebelumnya. Pria nomor satu di keluarga McKennel itu menikmati makanannya dalam diam, begitu pula Jason. Tak ada suara berbincang seperti yang biasa mereka lakukan di meja makan. Kali ini, hanya denting alat makan yang terdengar mengisi keheningan ruangan yang berisi lima orang itu.“Untuk pernikahan kalian nanti—“ Ayah Jason tampaknya mulai tak tahan dan ingin memulai obrolan, yang paling ia nantikan sepertinya adalah pernikahan putra kesayangan dengan anak angkatnya yang juga merupakan favoritnya.Sayang sekali, belum selesai sang pemegang otoritas tertinggi itu mengutarakan semua unek-uneknya, Jason sudah memotong pembicaraan.“Ayah, apakah harus sekarang? Tak bisakah kau bicarakan nanti?” tukas Jason, tak suka dengan bahasan yang baru saja dimulai oleh sang ayah.Memangnya apa yang akan mereka lakukan saat pernikahan? Mengapa menjadi topik hangat yang harus dibicarakan di meja makan?Pria paruh baya itu kembali terdiam. Namun, bukan kare
last updateLast Updated : 2023-04-12
Read more
3. Opsi Lain
Emily tepekur di kamarnya, seperti orang yang kerasukan. Hanya bengong dan tidak melakukan apa pun. Kejadian yang baru saja ia saksikan beberapa jam lalu sungguh membuat jantungnya seperti akan mencelus, tetapi tak bisa.Bayangkan saja, ia terpaksa menyaksikan dua sejoli yang tengah memadu kasih, mulai awal hingga akhir. Itu sungguh hal gila yang tak pernah terbayangkan oleh Emily sama sekali.Dan pria yang melakukannya adalah pria yang sebentar lagi akan menjadi suaminya. Sekujur tubuhnya bahkan masih gemetaran saat ini.Ia bisa saja lari dari ruangan itu, memang. Namun, ia tak tahu mengapa kedua kakinya justru makin menancap kokoh di sana dan tak mampu digerakkan. Meski ia telah memejamkan mata agar tak perlu melihat secara langsung, tetap saja bayangan pergumulan Jason dan perempuan itu masih terus terbayang.Emily masih mendengar desah dan erangan dua sejoli itu, bahkan meski ia sudah menutup kedua telinganya, seolah kejadian itu tengah terjadi saat ini.Ia tak kuasa bertahan, hing
last updateLast Updated : 2023-07-15
Read more
4. Sebuah Harapan
Emily tak ingin meladeni perkataan Jared yang bisa saja menimbulkan masalah baru baginya. Ia hanya menggeleng, sebagai bukti tegas bahwa ia tak menerima ide konyol yang diajukan Jared sebagai solusi. Itu bukan solusi, melainkan jalan pintas, dan ia tak mau menempuh jalan semacam itu. Alasannya masih sama, karena rasa hormat dan terima kasih yang besar terhadap keluarga McKennel. Selain dari perkataan dua orang tua angkatnya, Emily akan berusaha untuk abaikan. Sekalipun jika itu mengenai kebahagiaannya. Dan hari ini merupakan hari yang sakral bagi Emily dan Jason—andaikan keduanya merupakan sepasang kekasih. sayangnya, tidak seperti itu. Senyum yang ditampakkan oleh Emily sejak awal mula acara hingga selesai bukanlah senyum yang berasal dari hatinya. Emily bahagia, tentu saja, kala melihat ibu angkatnya menitikkan air mata kebahagiaan, juga sang ayah angkat yang kini telah menjadi ayah mertua yang berulang kali mengecupi pucuk kepalanya saat mengucapkan selamat. Namun, dalam batin
last updateLast Updated : 2023-07-15
Read more
5. Rencana Bulan Madu
Emily sudah mengemasi barang-barang yang ia butuhkan untuk dibawanya ke Maldives untuk berbulan madu. Ayah mertuanya yang mengatur segala rencana bulan madu ini untuk mereka. Kegiatan ini sungguh ia takutkan, karena pernikahannya saja merupakan sebuah kepalsuan, entah apa yang akan terjadi dengan bulan madunya nanti.Terlebih Jason sejak awal sangat menolak ide bulan madu yang diutarakan oleh kedua orang tuanya. Lalu ketika baru saja mengungkapkan persetujuannya, ia sudah bergegas menghubungi kekasihnya.Bayangkan saja menjadi Emily yang kini harus dengan terpaksa mendengarkan kehebohan dua sejoli yang saling mengungkapkan kasih sayang melalui sambungan telepon, seolah dunia hanya milik mereka berdua.Memangnya apa yang diharapkan oleh Emily? Ia dan Jason berada di satu kamar pun tidak tidur satu ranjang.Jason kadang memilih tidur di sofa, atau di lantai.“Iya, sayang. Aku sudah siapkan tiket untukmu. Aku berharap kita akan bertemu di sana nanti. Atau bagaimana kalau di hotel saja? A
last updateLast Updated : 2023-07-15
Read more
6. Tamu Tak Diundang
Ini sungguh bulan madu terkonyol yang pernah dijalani oleh Emily. Saat Jason berada di vila milik Tamara yang entah berada di mana, Emily justru menikmati kesendirian di Maldives hanya karena ia tak ingin mengecewakan ayah mertuanya.Charles dan Emma hanya tahu kalau Emily berdua bersama Jason telah tiba di Maldives, karena begitulah yang dikatakan oleh kolega bisnis Charles.Padahal kenyataannya tidak demikian.“Apa? Itu gila, Em! Dan kau tidak mengatakan apa pun pada Jason?” tanya sahabat Emily dari sambungan seberang. Emily menggeleng yang kemudian sadar kalau sahabatnya tak akan bisa melihat apa pun yang ia lakukan saat ini.Ingin, tentu saja ia ingin mengatakan sesuatu. Berada di pulau lain hanya seorang diri di hari bulan madu bukanlah hal yang keren. Emily bahkan ingin sekali menangis saat ini juga, tetapi ia tak bisa. Air matanya seolah telah mengering.“Entahlah, Shila. Aku mungkin sudah gila karena setuju dengan ide ini. Namun, apakah aku salah jika berharap Jason tetap bers
last updateLast Updated : 2023-07-17
Read more
7. Intimidasi
Emily tak tahu apa yang terjadi pada hidupnya yang berubah seketika, sejak Charles memutuskan untuk menjodohkannya dengan Jason. Padahal semula segalanya baik-baik saja.Meski ia tidak dekat dengan Jason, tetapi tak pernah juga terlibat masalah dengan pria itu, karena Emily selalu menghindari apa pun yang akan membawanya pada pertikaian. Bahkan meski ia memiliki ketertarikan terhadap Jared, ia tak berani mengatakan dan berterus terang. Ia sadar diri posisinya di keluarga McKennel.Dan kini, semua seolah runtuh dan jatuh tepat mengenai kepalanya.“Jared, kau tidak seharusnya melakukan ini terhadapku. Kau tahu, aku tak pernah membuat masalah denganmu,” ujar Emily yang sudah berada dalam keputus asaan hidup.Apa yang bisa ia perbuat sekarang?Menjadi istri Jason sudah seperti sebuah kesalahan dan kini sikap Jared membuatnya makin terpojok. Seolah ini semua merupakan kesalahannya.“Apa yang kulakukan, Em? Aku hanya ingin bisa terus bersamamu, apakah itu salah?” Pertanyaan itu tidak terden
last updateLast Updated : 2023-07-17
Read more
8. Impas
Jason tidak dalam keadaan mabuk saat melakukannya. Ia sadar dengan kesadaran penuh, tetapi juga tidak dengan perasaan cinta terhadap Emily. Ia kesal dan marah saat melihat Emily berdansa dengan pria lain, jelas bukan karena dirinya cemburu yang dikarenakan adanya rasa cinta, melainkan ego. Bagaimana pun, meski dirinya tidak mencintai Emily, tetap menyakitkan saat melihat gadis itu ada di antara pria yang berusaha mendekati apalagi ingin memilikinya. Itu sebabnya, ia lakukan hal bodoh beberapa jam lalu. Kini Emily dan Jason berada di dalam kamar mereka, tak bicara sepatah kata pun. Emily enggan memulai, karena sejak awal ia kesal pada pria itu dan masih marah. Sementara itu, Jason juga tak mampu bicara karena ia merasa tidak membutuhkan interaksi dengan gadis yang baru beberapa hari menjadi istrinya itu. “Aku akan ambilkan es batu untuk mengompres lukamu,” ucap Emily, bangkit dan pergi, lalu tak lama kemudian kembali dengan membawa kantung es di tangannya. Perlahan ia mengompres ba
last updateLast Updated : 2023-07-17
Read more
9. Sebuah Pesan Singkat
Mata Jason tak juga bisa terpejam. Ia masih terngiang perkataan Tamara yang memutuskan untuk rujuk dengan suaminya karena Jason pun telah menikah. Menurutnya itu adil, tetapi tidak bagi pria yang telah menjalin hubungan dengan wanita bersuami itu selama dua tahun ini. Jason tak pernah menganggap pernikahan ini. Ia tak pernah menginginkannya, bahkan berharap sesuatu terjadi agar ia bisa memutuskan ikatan karena paksaan ini. Jason keluar dari kamar, masih pukul dua pagi dan ia merasa kelaparan. Ia menuju ke dapur dan tak menemukan apa pun di sana, kecuali bahan mentah. Ia mengambil sebuah wortel dan mulai memakannya. “Apa yang kau lakukan di sini, Jase?” tanya Emily. Wortel di tangannya nyaris terjatuh dari tangannya, bahkan hampir ia lemparkan pada Emily, saat tiba-tiba gadis itu sudah ada di belakang Jason. “Fuck! Emily, bisakah kau tidak muncul tiba-tiba seperti itu!?” keluh Jason sembari mengelus dadanya. Ia menyembunyikan benda yang sejak tadi berusaha ia makan. “A–apa yang k
last updateLast Updated : 2023-07-17
Read more
10. Hadiah Pernikahan
Emily dan Jason memutuskan untuk kembali ke Eastonville. Lebih cepat dua hari dari perkiraan. Lagi pula untuk apa berlama-lama, toh mereka tak akan menikmati bulan madu seperti pengantin pada umumnya. Tak akan ada sesi jalan-jalan, berfoto untuk mengabadikan momen, apalagi menikmati malam romantis dan panas sebagaimana seharusnya sepasang suami istri. Itu jelas hanya ada dalam angan Emily. Meski Emily mengakui kalau dirinya belum mencintai Jason, tetapi harapan untuk bisa menikmati manis pernikahan tentu sudah terbayang dalam angannya. Meski yang terjadi justru sebaliknya. “Kau sudah mengabarkan ayah dan ibu?” tanya jason, saat mereka masih berada di pesawat. “Atau aku yang harus menghubungi mereka?” “Tidak perlu. Aku sudah mengatakan pada mereka beberapa hari lalu. Dan kurasa nanti kita menggunakan taksi saja. Mereka tidak mungkin akan menjemput kita, dan Tuan McKennel bilang kalau dia masih ada rapat, jadi tak mungkin Andrew akan menjemput kita.” Jason mengangguk, mengerti. Ia
last updateLast Updated : 2023-07-18
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status