All Chapters of Suami Penggantiku Pura-Pura Miskin: Chapter 151 - Chapter 160
254 Chapters
Chapter 151 - Hukuman Suami Terlalu Cuek
Setelah ziarah bersama, bahkan hubungan antara mertua dan menantu itu sudah sangat membaik. Kaira yang menginginkan es durian pun sudah dipenuhi oleh Vania, Ibu mertuanya.Dan, mereka berdua kini tengah menghabiskan waktu bersama di teras samping rumah sambil mengobrol banyak hal. Lebih tepatnya soal janin dalam kandungan Kaira, yang mana Vania sudah tidak sabar menanti calon cucunya itu.“Dipta hari ini sudah Mama kasih tahu agar tidak lembur.”“Terus Mas Dipta jawab apa, Ma?” tanya Kaira penasaran.“Ya, jawab iya. Soalnya Mama ancam bakalan pisahin kalian berdua.”Kaira tersentak kaget saat Vania mengatakan hal seperti itu. Semoga saja itu hanya ucapan bohongan saja tidak betulan.Sampai akhirnya terdengar suara dari pintu utama yang membuat Vania tersenyum bangga karena ancamannya ternyata berhasil.“Ma, Kaira, kalian di mana? Kok rumah sepi?” teriak Dipta yang mencari-cari keberadaan Mama dan istrinya.“Ada apa cari kita berdua, ha!?” sahut Vania dengan suara lantangnya.Mendengar
Read more
Chapter 152 - Memang Sulit Dipisahkan
"Lho, Kai, belum tidur?" tanya Vania saat sudah masuk ke dalam kamar, melihat Kaira yang tampak gugup."Be-be-belum, Ma.""Iya, Mama juga nggak bisa tidur jadi pengen ngobrol sebentar sama kamu di sini boleh, 'kan?""Bo-boleh kok, Ma."Vania yang merasa aneh dengan sikap Kaira mendadak curiga. Apalagi dari tadi pergerakan bola mata cokelatnya terus-terusan memandang ke arah kamar mandi. Hal ini membuat Vania penasaran.Dengan gerakan santai, Vania pun menekan handle pintu kamar mandi."Mama kebelet?" tanya Kaira dengan nada suara yang terdengar ketakutan."Hm."Saat sudah dibuka full, Vania tidak melihat siapa-siapa. Hal ini membuat Vania tersenyum kecut.Wanita paruh baya itu lantas berbalik badan sembari menelisik kedua netra mata menantunya.Apalagi tadi telinga Vania mendengar helaan napas panjang dari Kaira, yang justru semakin membuat jiwanya penasaran luar biasa."Nggak jadi ke kamar mandi, Ma?" tanya Kaira mengerut heran.Apalagi sekarang mertuanya tampak jalan-jalan mengitari
Read more
Chapter 153 - Ketahuan
“Kayaknya sulit buat kalian pisah sedetik saja, ya!” sindir Vania sedikit hiperbola. Kedua tangan yang sudah melipat di depan dada membuatnya terlihat angkuh seperti biasa.Sedangkan Dipta yang merasa ketahuan hanya menunjukkan wajah kaget, namun secepat mungkin berubah ekspresi menjadi datar. Lain hal dengan Kaira yang lebih memilih berlindung diri di belakang tubuh suaminya.“Mama kok bangun?” tanya Dipta dengan wajah tanpa dosanya.“Gimana nggak bangun kalau kalian berdua ini berisik banget!” dengkus Vania sambil turun dari atas ranjang, yang kini sudah berdiri di depan Dipta. “Kalau mau ciuman itu jangan berisik biar Mama nggak denger,” tambahnya kembali menyindir.Kaira yang malu langsung memejamkan kedua matanya, tidak berani menatap netra tua milik mertuanya itu. Ingin rasanya ia menghilang detik ini juga.Paham jika menantunya malu, Vania memilih berjalan pergi keluar kamar sambil menunjukkan ekspresi datar meski dalam hati ingin sekali tertawa terbahak-bahak.Saat keadaan sud
Read more
Chapter 154 - Memonopoli Kaira
“Seriusan harus pakai baju ini, Ma?” tanya Kaira menatap nanar tidak percaya dengan apa yang sudah dipilihkan oleh Vania.“Ya, kita bikin Dipta panas malam ini,” sahut Vania sembari mesam-mesem penuh misterius.Lain hal dengan Kaira yang justru merinding sendiri saat melihat gaun hitam panjang dengan belahan kaki yang begitu panjang.Apalagi model busana itu hanya menggunakan ikatan tali di bagian punggung yang membuat Kaira sedikit ragu ingin menggunakan nanti malam. Ngerinya masuk angin.“Apa ini nggak terlalu seksi, Ma?” keluh Kaira sekali lagi agar Vania mau mengganti pilihan busana untuknya.Vania menggeleng dengan cepat, dan mendorong pelan menantunya untuk segera mencoba di ruang ganti.Dan, saat sudah berada di ruang ganti, Kaira sedikit cemberut melihat pakaian kurang bahan ini. Kalau menggunakan gaun ini, yang tertutup bagian dada hingga perut saja. Sisanya terekspose yang membuat Kaira risih.Selesai berganti, Kaira keluar ruang ganti itu dengan sedikit ragu-ragu yang justr
Read more
Chapter 155 - Dinner
Ketika sampai di depan restoran yang dituju, Kaira merasakan jika hatinya sangat gugup sekaligus deg-degan. Apalagi ia tidak mengenakan pakaian yang dipilihkan oleh Dipta melainkan pakaian yang dipilihkan oleh Vania.“Sudah sampai, Bu,” ujar sopir yang merasa jika Ibu Bosnya masih saja betah di dalam mobil. Padahal mobil sudah terparkir dengan baik.“Iya,” jawab Kaira lirih, sebelah tangannya memegang bagian dada yang mana degupan di dalamnya semakin cepat juga kencang tak beraturan.Terpaksa akhirnya Kaira pun turun dari dalam mobil. Saat sudah berada di luar, perasaannya semakin tak karuan. Apalagi ia merasa tidak percaya diri dengan pakaian yang digunakan. Namun, ingin menolak rasanya tidak enak dengan Mama mertuanya itu, takut membuat sedih.Dengan sedikit keberanian yang dimiliki, Kaira pun melangkah pelan menuju ke dalam restoran mewah.Ketika masuk, Kaira disambut ramah oleh pelayan yang memang bertugas di bagian pintu.“Meja atas nama siapa, Ibu?” tanya pelayan itu dengan rama
Read more
Chapter 156 - Ngambek
“Mas, kenapa tatapan kamu jadi begitu?” tanya Kaira dengan polosnya ketika mereka berdua sudah selesai melakukan ritual ‘tendang kencang’ oleh Dipta.“Gapapa.”Dipta tahu betul kalau istrinya melihat ke cermin nanti, sudah pasti dia akan berteriak kencang dan memaki dirinya dengan berbagai sumpah serapah.Tapi bukannya tadi Kaira juga menikmati apa yang sudah dilakukan bersama? Jadi ini bukan sepenuhnya salah Dipta dong? Toh sama-sama enak sudah mengeluarkan hormone endorphin bersama.“Kamu aneh banget,” komentar Kaira saat Dipta hanya diam saja. Padahal pria itu tadi sangat ganas sekali di atas ranjang.Bahkan pakaian yang sudah dibelikan oleh Vania kini sudah robek, compang-camping tak layak pakai akibat tarikan kuat dari tangan Dipta.“Aneh gimana, huh!?” bisik Dipta tepat di tengkuk leher milik Kaira. Masih terus memberikan kecupan-kecupan kecil untuk istrinya meski Kaira sedikit merasa kegelian.“Jadi diam gitu kayak nggak biasanya.” Kaira mengubah posisi terlentangnya menjadi mi
Read more
Chapter 157 - Babymoon
Sesuai dengan janji yang Dipta ucapkan jika minggu ini mereka berdua akan melakukan liburan babymoon ke kota Yogyakarta.Tentu saja hal ini membuat Kaira merasa senang sekaligus sangat antusias. Saking tidak sabarnya, Kaira sampai rela packing pakaian dari seminggu yang lalu, dan hal ini membuat Dipta dan Vania menggelengkan kepala saja.“Mas, kayaknya aku masih butuh beli baju hamil yang banyak deh. Soalnya suka gerah gitu.”“Yaudah sekarang kita pergi ke mal beli pakaian yang kamu suka.”Kaira tersenyum senang ketika keinginannya selalu saja dituruti oleh sang suami. Saking merasa bahagia, Kaira memeluk leher Dipta sangat kencang.“Kiss-nya mana?” Dipta menepuk sebelah pipinya, menunjukkan kepada Kaira kalau dia ingin dicium.“Ih, apaan sih, malu ada Mama,” balas Kaira sedikit berbisik di telinga Dipta.“Yaudah kalau gitu kita ke kamar dulu buat—ahhhh, sayang kenapa pinggang aku dicubit, ih!?” protes Dipta merasa kesakitan karena menjadi korban cubitan ganas sang istri.“Lagian omes
Read more
Chapter 158 - Kontraksi
Beberapa bulan kemudian.Hari-hari Kaira kini diliputi dengan kegiatan yang cukup menyenangkan bagi wanita hamil. Ia mulai rutin ikut acara senam, bahkan ketika sudah di rumah sering belajar membuat kue berdasarkan resep dari youtube.Seperti saat ini, Kaira tengah sibuk membuat kue nastar di usia kehamilannya yang akan menginjak sembilan bulan.Entah kenapa Kaira merasakan nyeri yang begitu hebat di bagian perut bawahnya. Rasanya lebih sakit dari kebiasaannya saat akan datang bulan. Kali ini rasanya melilit, bahkan terkadang hilang dan muncul mendadak rasa itu.“Aaarrrggg!” jerit Kaira ketika rasa sakit itu melanda datang. “Aaawwhhh!” lanjutnya kembali menjerit karena tidak tahan dengan apa yang dirasakan perutnya.“Kaira, kamu kenapa sayang?” tanya Vania terlihat cemas sekaligus panik saat melihat menantunya tengah meringis kesakitan.“Sa-sa-sakit, Ma.”“Kamu mau lahiran, ya?” tebak Vania mengajak Kaira untuk segera istirahat duduk ke sofa ruang keluarga.Kaira sendiri tidak tahu ba
Read more
Chapter 159 - Lahiran
Mendapat kabar jika istrinya akan melahirkan sekarang membuat pikiran Dipta tak karuan. Otaknya tidak bisa berkonsentrasi. Sikapnya bahkan sedikit grasak-grusuk.“Bapak kenapa? Kok kayak bingung begitu?” tanya Adit, orang kepercayaan Dipta.“Kaira mau lahiran, Dit.”“Ibu bos mau lahiran? Kalau begitu Bapak pulang saja dulu, biar ini saya yang handle.”“Terima kasih banyak, Dit. Kalau begitu saya minta tolong carikan tiket pesawat pulang ke Jakarta sekarang juga, ya.”“Baik, Pak, akan saya usahakan sebaik dan secepat mungkin.”Dipta mengangguk pelan sebagai respon. Hatinya sedikit tenang karena Adit akan mencarikan tiket pesawat pulang. Apalagi Dipta tahu betul bagaimana kinerja Adit selama ini. Tidak perlu diragukan lagi.Sambil menunggu kabar dari Adit, Dipta mencoba tetap menyelesaikan pekerjaan yang sempat ditinggalkan barusan. Bagaimanapun Dipta harus tetap profesional.Tak lama Adit keluar, pria itu sudah kembali lagi dengan membawa kabar bahagia jika tiket pesawat untuk Dipta pu
Read more
Chapter 160 - Kado Terindah
Dipta yang melihat sendiri istrinya berjuang untuk melahirkan buah cintanya merasa tidak tega sendiri. Tanpa disadarinya, Dipta menitikan air matanya namun segera diusapnya dengan kasar agar Kaira tidak melihatnya dan justru akan menjadi beban pikiran istrinya nanti.“Sekali lagi, Ibu Kaira, mengejan yang lebih kuat lagi, oke. Sekarang rileks dulu ambil napas dalam-dalam.”Kaira mengikuti saran dari Dokter yang menangani dirinya. Merasa sudah siap untuk mengejan, Kaira memberikan kode kepada tim medis menggunakan jemari tangannya.“Kita hitung sekali lagi sampai tiga ya, Bu. Satu, dua, tiga! Mengejan yang kuat, Bu!”“AAAA!”“Terus, Bu! Jangan berhenti mengejan!”“AAAA!”“Ayo, Bu. Semangat!” kata salah satu Bidan, menyemangati Kaira.Kaira hanya mengangguk sebagai respon. Air matanya sudah tumpah ruah tidak karuan. Bahkan suara Dipta yang selalu menyemangati dirinya menjadi sebuah cambuk bagi Kaira agar kuat berjuang.“Sayang, kamu pasti bisa! Kamu perempuan kuat! Kamu perempuan hebat!
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
26
DMCA.com Protection Status