Share

Chapter 153 - Ketahuan

“Kayaknya sulit buat kalian pisah sedetik saja, ya!” sindir Vania sedikit hiperbola. Kedua tangan yang sudah melipat di depan dada membuatnya terlihat angkuh seperti biasa.

Sedangkan Dipta yang merasa ketahuan hanya menunjukkan wajah kaget, namun secepat mungkin berubah ekspresi menjadi datar. Lain hal dengan Kaira yang lebih memilih berlindung diri di belakang tubuh suaminya.

“Mama kok bangun?” tanya Dipta dengan wajah tanpa dosanya.

“Gimana nggak bangun kalau kalian berdua ini berisik banget!” dengkus Vania sambil turun dari atas ranjang, yang kini sudah berdiri di depan Dipta. “Kalau mau ciuman itu jangan berisik biar Mama nggak denger,” tambahnya kembali menyindir.

Kaira yang malu langsung memejamkan kedua matanya, tidak berani menatap netra tua milik mertuanya itu. Ingin rasanya ia menghilang detik ini juga.

Paham jika menantunya malu, Vania memilih berjalan pergi keluar kamar sambil menunjukkan ekspresi datar meski dalam hati ingin sekali tertawa terbahak-bahak.

Saat keadaan sud
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status