Sesaat mereka saling beradu pandang. Hingga akhirnya, Arvin masuk ke dalam kamar dan memutus pandangan mereka. Khawatir terjadi sesuatu terhadap sang Kakak, Farhan kembali menyusulnya meski pintu kamar sudah terlebih dulu ditutup oleh Arvin. Beruntung tidak dikunci. Dia duduk di tepi tempat tidur, sedangkan Arvin berdiri di dekat jendela. Disulutnya sebatang rokok yang sudah lama tak disesapnya. Farhan mengembuskan napas panjang. Tidak biasanya kakaknya seperti ini. Bahkan, yang dia tahu, Arvin telah memutuskan berhenti merokok sejak satu tahun yang lalu. Tapi kenapa sekarang benda itu kembali disesapnya? "Ada apa sebenarnya, Mas? Cobalah cerita sama aku," pinta Farhan sambil terus menatap punggung kakaknya. Cukup lama Arvin tak menyahut, hatinya masih terlalu kacau. Sedangkan pikirannya berkelana, menjajahi berbagai tempat. Di sisi lain, dia memikirkan bagaimana nasib adiknya, apakah pengobatan kali ini berhasil atau tidak? Di sisi lain, dia juga bingung memikirkan harus men
Read more