Share

Aturan Baru

Kedua mata Arvin mengerjap perlahan. Dia berusaha menajamkan indera pendengarannya saat gendang telinganya menangkap suara rintihan seseorang. Kesadarannya yang belum sempurna kembali membuat Arvin belum menyadari apa yang terjadi pada adiknya.

Dia tolehkan kepalanya ke arah kiri, seketika itu kedua matanya membelalak dengan sempurna saat menyadari jika suara rintihan itu berasal dari mulut adiknya.

Saking lelahnya, dia bahkan sempat lupa jika dirinya kini berada di Padepokan Tapak Medi. Kelelahan membuat Arvin tidur begitu nyenyak hingga dia tidak menyadari apa yang terjadi di sekitarnya.

Arvin bangun terduduk, tangannya terulur dan menyentuh bahu sang Adik. Dia goyangkan tubuh yang kini sedikit terlihat kurus dari biasanya. Sejak teror itu datang dan sering menghantui Farhan, nafsu makan Farhan menurun. Makannya sering tak habis dan asal masuk mulut saja.

“Farhan, bangun, Han! Kamu kenapa?” Arvin menatap adiknya dengan cemas.

Mulutnya masih mengeluarkan rintihan yang tertahan.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status