Share

Tatapan Mengintimidasi

Pikiran Arvin sangat tidak tenang. Ada banyak pertanyaan yang berputar di kepalanya saat ini. Namun, dia terus mengarahkan kakinya pada tempat khusus terapi, di mana dia terakhir kalinya meninggalkan adiknya sendirian menjalani terapi pengobatan.

Sementara yang dia ingat terakhir kalinya, dia sangat mencemaskan Farhan karena terdengar sedikit suara jeritan Farhan dari dalam ruangan tersebut.

Meski ruangan khusus terapi itu dibuat khusus agar kedap suara, tapi ruangan tersebut tidak mampu meredam jeritan Farhan yang sangat keras itu. Hingga meski kedap suara, masih terdengar sedikit suara Farhan dari luar dan itu membuat Arvin cemas. Takut terjadi apa-apa pada adiknya.

“Farhan! Eyang!”

Tangan Arvin langsung mengetuk pintu tersebut. Penasaran karena tak kunjung ada jawaban, dia pun menempelkan telinganya pada daun pintu yang tetap dalam kondisi terkunci itu.

Senyap. Dia tidak bisa mendengar apapun dari sana. Padahal, sebelumnya dia bisa mendengar teriakan Farhan dari dalam sana, meski s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status