Share

Sebuah Rencana

Tak sanggup lagi melihat apa yang ada di dalam ruangan itu, Arvin memilih membalikkan tubuhnya dan bersandar pada pintu sembari menormalkan degup jantungnya. Biar bagaimana pun, dia lelaki dewasa yang normal. Melihat adegan tak pantas yang ada di ruangan itu membuat sesuatu yang ada dalam dirinya bangkit.

Setelah dirasa normal, dia pun langsung meninggalkan tempat itu dengan setengah berlari. Beruntung tidak ada yang melihatnya mengintai. Jika ada yang melihatnya, entah bagaimana dirinya saat ini.

Dia tak menyangka jika Eyang Adiwangsa melakukan hal tercela seperti itu. Apa yang sebenarnya terjadi di tempat ini? Padepokan macam apa ini sebenarnya? Hatinya masih terus bertanya-tanya hingga dia akhirnya sampai di depan pintu kamarnya.

Dibukanya pintu itu perlahan. Kedua matanya kembali melebar saat dia tak menemukan raga adiknya yang sebelumnya masih terlelap di atas tempat tidur. Hatinya mendadak cemas. Dia takut terjadi sesuatu pada adiknya.

“Farhan!” teriaknya sembari mengitari panda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status