Share

Aturan di Padepokan Tapak Medi

Seketika itu mereka bisa bernapas lega saat seseorang yang menepuk bahunya itu ternyata adalah orang yang mereka kenal, Cipto.

“Kalian itu kenapa sih? Orang dipanggil-panggil dari tadi kok malah kayak orang ketakutan?” Laki-laki bertubuh gempal itu menatap kakak adik itu dengan kening berkerut.

“Duh, Mas. Aku kira sampean itu hantu,” sahut Arvin sambil mengembuskan napas lega. Karena ternyata sosok yang mereka takuti itu hanya manusia, bukan hantu seperti yang ada dipikirannya.

“Iya lho, Mas. Bikin kaget saja.” Farhan menimpali. “Apalagi ini suasana kan gelap banget,” imbuhnya.

Cipto terkekeh mendengar celotehan mereka. “Ya sudah, ayo masuk! Ini sudah adzan Maghrib. Bahaya kalau masih berkeliaran di luar. Banyak yang mengintai,” ujarnya menatap keduanya serius.

Kedua kakak adik itu saling melempar pandang. Lalu mengangguk dan mengikuti langkah Cipto yang masuk ke dalam bangunan yang lebih mirip dengan bangunan kerajaan pada zaman dulu.

Mata mereka terus mengamati sekitar, memperha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status