“Apakah Tuan Syam mengatakan sesuatu, Tuan?” Fathan memberanikan diri bertanya, saat Brahmana telah kembali ke dalam mobil yang dikemudikan dirinya. Ia cukup kaget karena Brahmana memilih duduk di depan, bersisian dengannya yang berada di balik kemudi. Bukan duduk di belakang seperti biasanya. Sepanjang jalan, Brahmana pun hanya diam, hingga Fathan mencoba membuka percakapan dengan Bos Besar-nya itu. “Kakek yang ternyata memutarbalikkan fakta dan membuat pak Erwin menjadi tersangka.” “Ya Tuhan..” Fathan bergumam spontan. Bagaimana tidak, semula ia memang berpikir bahwa kasus itu dan segala yang terjadi saat itu, memang atas perintah Brahmana pada Syam untuk menyelesaikannya. Meskipun ada sedikit ganjalan, mengapa pak Erwin harus dijadikan tersangka, padahal dialah korbannya, namun Fathan tidak berani bertanya hal itu pada sang Bos Besar. “Jadi.. apakah karena itu juga, yang membuat Nona Aruna ditolak saat datang ke kantor polisi oleh seorang oknum dan mengalami kesialan itu…” Fa
Baca selengkapnya