Share

BAB 171 : Menghukum Mereka

Ardiya mengusap wajahnya lalu kedua mata itu menyorot kosong pada langit-langit kamar di apartemennya.

Entah berapa lama ia tidur, perutnya terasa kosong dan letup perih terasa di dalam sana.

Entah juga celekit perih itu benar-benar berasal dari perutnya atau dari hatinya. Ardiya tidak tahu.

Pria itu menoleh ke arah bufet panjang di sudut kamarnya, lalu entah dari mana datangnya, sudut itu berubah menjadi sudut salah satu kamar di mansion Dananjaya yang pernah ia tempati saat kecil dulu.

Di ujung sana, terbayang sosok anggun dan tampan Brahmana kecil yang duduk membaca di dekat jendela.

Ya, Brahmana.

Masih dapat ia ingat dengan baik, Brahmana yang tanpa kata menatap dirinya tajam saat ia mengeluarkan suara-suara berisik saat bermain mobil-mobilan.

“Diamlah. Ini sudah malam.”

Begitu yang dikatakan Brahmana padanya.

Ardiya mengerjap. Bayangan itu kian jelas.

Entah bagaimana dan mengapa, potongan memori m

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status