All Chapters of Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami: Chapter 221 - Chapter 230

260 Chapters

222. Ingatan

Lembaran kedua di balik oleh Abdi diantara serangan sakit kepala itu. Ia hampir menyerah, tapi ia harus tahu isi lengkap dari istrinya. Apa saja yang sudah mereka lalui bersama dan bagaimana bisa ia tidak mengingatnya sedikit pun.Kang Abdi tidak main-main dengan ucapannya. Kami tidak jadi pergi jalan-jalan, melainkan mampir di sebuah motel yang tidak terlalu besar. Biaya sewanya saja hanya delapan puluh ribu untuk satu hari. Kamarnya tidak terlalu besar, tetapi rapi. Isi kamar standar seperti hotel bintang tiga lainnya. "Kenapa tidak balik ke hotel kita pertama saja?" tanyaku saat ia tengah membuka kancing baju gamis ini dengan napas memburu. "Kakang terlalu lapar." Suaranya bergetar menahan hasrat. Aku pun pasrah jika saat ini jilbab panjangku sudah teronggok di lantai. Kami berciuman dengan penuh kerinduan setelah mengungkapkan perasaan masing-masing. Jika kebanyakan orang mungkin akan mengungkapkan perasaan di restoran mewah atau tempat menyenangkan, tetapi kami malah di pedang
Read more

223. Ada yang Terlupa

"Tuan, ini makan malam ...."Prak!"Aku gak butuh perhatian dari kamu, Bangsat! Gara-gara kamu, wanita yang paling aku cintai kini menikah dengan orang lain. Kamu sialan! Wanita kampung yang gak tahu diri!" Aku mencengkeram kuat rahang kedua pipinya."Dengar, selama Luisa tidak kembali padaku, maka selama itu juga kamu akan aku siksa. Jika kamu berani lapor pada mommy, maka kamu dan bayi sialan kamu itu, akan aku buang ke jurang. Biar kamu tahu siapa Levi Mananta!" Kuhentakkan kembali tubuhnya, hingga wanita itu terhuyung. "Bereskan makanan di atas karpet ini dan jangan ada satu butir nasi pun yang tertinggal, paham!" Rana mengangguk takut. Ia mengusap perutnya yang mulai membuncit dengan gerakan naik turun. Mungkin ia berharap aku iba, tetapi ia salah. Tidak akan ada yang tahu bagaimana kejamnya seorang Levi, sampai kamu berani mengusik kesenangannya.Aku keluar dari kamar. Mommy sedang ke Singapura untuk urusan bisnis berliannya, sehingga aku bebas melakukan apa saja pada Rana. Wan
Read more

224. Sebuah Keluarga

Sekian tahun kemudian."Mama, Romi hari ini ada kerjaan tugas kuliah," kata seorang pemuda berusia dua puluh satu tahun yang sedang menyantap sarapan buatan sang Mama."Iya, biasanya juga banyak tugas'kan?""Tapi ini Romi nginep di rumah Ardin." Luisa menghentikan kunyahannya. "Oh, nginep, emangnya gak bisa sampai malam aja?" Luisa tidak pernah mengijinkan putranya untuk tidur di luar, selain di rumah atau di rumah opanya. Untuk itu ia cukup kaget saat Romi meminta ijin tidak pulang. Baginya, mau pulang jam satu malam silakan saja, asalkan tidur di rumah."Maket project, Ma. Tugas kelompok. Ardin, Romi, Soni, sama Muslim. Empat orang ini yang kerja bareng sepulang kuliah nanti." Luisa menghela napas, lalu ia menoleh pada suaminya Abdi yang juga tengah mendengarkan percakapan mereka. "Bagaimana, Pa?" tanya Luisa pada suaminya. "Oke, gak papa. Lagian anak kita udah dua puluh satu tahun. Dia bisa tanggung jawab atas dirinya. Apalagi untuk kerjain tugas kuliah. Berangkat aja, Nak. Tapi
Read more

225. Di Rumah Sakit

Luisa menghubungi suaminya, tetapi tidak diangkat. Wanita itu segera menyambar tas dan meluncur ke rumah sakit untuk menemui Romi. Di jalan, tangannya tidak berhenti berkali-kali menghubungi Abdi, tetapi sampai ia tiba di rumah sakit, suaminya tidak juga merespon panggilannya. Kang, Romi ada sedikit masalah di rumah sakit Bunda. Kakang ke sini ya, saya sudah di rumah sakit.SendSetelah mengirimkan pesan itu, Luisa pun turun dari mobil dan langsung menuju IGD rumah rumah. Ia tidak mendapati sang Putra berada di sana."Sus, saya mau tanya anak saya di mana ya? Maksudnya anak saya katanya nabrak calon pengantin.""Oh, itu, Bu. Ada di kamar mayat kayanya." Luisa mendelik tidak percaya. Untuk beberapa detik, ia menahan napas karena begitu takut."Sus, jangan bercanda! A-anak saya gak mungkin se-""Ibu yang sabar ya. Langsung ke sana saja dan di sana sudah banyak orang, Bu. Dari sini keluar, terus masuk lorong B. Ada di paling ujung." Luisa mengangguk paham. Dengan kedua tungkai kaki yang
Read more

225. Rumah Sakit bagian 2

"Luisa, k-kamu_ jadi pemuda ini anak kamu? Wah, wah ... anak lelaki kamu harus bertanggung jawab menggantikan calon suami putriku!" Luisa pun sama terkejutnya dengan pria dari masa lalu yang ia kira sudah mati di penjara, tetapi ternyata pria itu masih hidup."Gak mungkin, Edmun, anakku gak akan mau menikahi putri kamu! Tunggu, bukannya kamu belum lama keluar dari penjara? Terus, gak mungkin putri kamu yang akan menjadi pengantin. Kamu jadi bohong!" Luisa menyadari hal yang tidak biasa. Bagaimana bisa Edmun sudah punya putri yang terlihat lebih dewasa sedikit dari Romi? Batin Luisa. "Kita bicara lagi nanti Ibu Luisa dan Pak_ Pak Abdi ya. Saya mau urus pemakaman calon mantu saya dulu. Kita bertemu di kantor polisi setelah ini!""Ed_!" Abdi menahan lengan istrinya, saat wanita itu hendak menyusul Edmun."Sudah, tenang dulu, Sayang. Ini kondisinya tidak memungkinkan untuk adu mulut. Bagaimana pun anak kita menjadi salah satu penyebabnya," ujar Abdi berusaha menenangkan sang Istri. "Rom
Read more

226. Membujuk

"Ma, Romi gak papa malam ini menginap di sini. Mama dan Papa pulang saja. Besok datang ke sini lagi ya, bawa pengacara untuk Romi. Titip pesan ke Usman, Ma. Ceritakan kejadian ini karena ponsel Romi masih ditahan polisi. Katanya nanti di depan bisa Mama minta," kata Romi berusaha tegar. Ia harus tegar agar air mata ibunya yang sejak pagi terus mengalir, bisa berhenti. Jika ia terus merengek seperti anak kecil, sudah bisa dipastikan mamanya sangat khawatir dan tidak akan berhenti meneteskan air mata. "Kamu beneran gak papa?" tanya Luisa tidak tega. "Iya, gak papa, Ma. Romi juga lelah banget pengen tidur. Ya, meskipun di dalam pasti gak nyenyak, tapi Romi mau merem." Abdi mengangguk paham. Pria itu pergi membawa Luisa keluar dari ruangan tempat mereka berbicara dan juga tempat Romi diinterograsi tadi. Sebenarnya tidak tega, tetapi ia harus kuat dan sehat, agar besok bisa menemui Alif dan kembali menjenguk putranya.Keduanya tiba di rumah dengan keadaan amat lelah. Risa yang sejak sore
Read more

227. Diskusi Alot

Saya gak mungkin setuju putra saya menikah muda! Putra saya pun tidak mau. Romi masih sekolah!” tegas Luisa tidak terima. “Pilihan ada pada Ibu dan Bapak selaku orang tua. Jika ingin anak kalian tetap di penjara, maka tidak perlu menikahi putri saya. Jika bersedia, maka pemuda bernama Romi itu tetap bisa menghirup udara bebas!” kali ini Dian yang menyela. Ibu dari Elsa itu tentu saja sudah terpengaruh oleh hasutan suaminya, tanpa tahu latar belakang Edmun melakukan itu pada keluarga Romi. Luisa dan Abdi saling pandang. Ia sangat tidak setuju dengan permintaan keluarga calon mempelai pengantin, tetapi putranya bisa berada di jeruji besi untuk waktu yang lama. Masa mudanya juga akan ia habiskan di penjara. Tentu saja Luisa tidak mau hal itu terjadi.“Hukumannya bisa mencapai lima belas tahun penjara dan selama itu, apa Ibu Luisa tega dengan putra Ibu? Masa depannya akan hancur bukan?” “Kami tanyakan putra kami terlebih dahulu,” kata Abdi menengahi.“Beri kami waktu untuk bicar
Read more

228. Pernikahan

“Ma, kenapa sih, Mama setuju dengan ide papa? Elsa tidak kenal pemuda itu dan pemuda itu masih bocah, Ma. Elsa mau dikasih makan apa kalau nikah sama dia? Mama gak bisa dibatalkan saja?” bujuk Elsa pada mamanya. Wanita itu tahu ide ayah tirinya tidak buruk, tetapi ia mana bisa menikah dengan pria lain, disaat hatinya masih berduka ditinggal calon suami yang ia cibtai untuk selamanya.“Hanya dengan cara ini, Mama kamu selamat dari rasa malu. Sekalian kamu bisa balas dendam dengan pemuda itu. kamu hanya jadi istrinya saja, tertapi kamu gak perlu patuh. Kamu tetap fokus pada dunia kamu, Elsa Citra Pujianti. Kamu gak perlu menjalani kewajiban kamu sebagai istri. Enak saja dia dapat enak! Pokoknya kamu harus bisa balas dendam atas kematian almarhum.”“Tamu undangan pasti bingung karena bukan Dion yang berdiri di pelaminan, Ma, tapi anak bocah,” kata Elsa lagi, berharap sang Mama mau berubah pikiran.“Gak papa, Nak, gak banyak juga tamu yang tahu wajah Dion, jika bukan teman dan kelu
Read more

229. Kamar Pengantin

"Romi, ngapain kamu turun dari pelaminan?" tanya Luisa yang menghampiri sang Putra yang tengah menunggu mangkuk baso untuk Elsa."Mbak Elsa mau makan, Ma," jawab Romi polos. Pemuda itu menerima mangkuk yang sudah diisi baso, lalu dengan hati-hati membawanya menuju pelaminan. "Biar, Mama. Kamu ini suaminya, kenapa malah disuruh-suruh? Inget, pesan Mama ya, Romi, kamu suami dan istri kamu harus tunduk!" Romi hanya bisa mengangguk pasrah, sembari memberikan mangkuk baso kepada Luisa. "Pernikahan ini memang sangat dipaksakan, tapi tolong juga kamu jaga nama baik suami kamu. Jangan kamu suruh-suruh, emangnya anak saya OB!" Luisa sewot bukan main. Ia berbisik pada menantunya dengan wajah amat sangat marah, lalu menatap sengit Edmun dan juga istrinya. Elsa terdiam saat ditegur keras oleh wanita yang menjadi mertuanya."Ma, duduk lagi, banyak tamu mau salaman," kata Romi pada Luisa. Pemuda itu menarik pelan tangan mamanya agar kembali duduk di kursi khusus orang tua mempelai. Acara berlang
Read more

230. Perkara Biaya Pernikahan

Setelah kejadian rok yang dipakainya robek, hingga celana dalamnya kelihatan oleh Romi, Elsa semakin mengunci mulutnya di depan pemuda itu. Sepanjang perjalanan menuju hotel, Elsa sama sekali tidak bersuara. Suasana hening bagaikan kuburan. Romi pun ikut diam karena ia tidak berani banyak bicara pada Elsa karena itu perintah istrinya tadi."Kita seperti sedang berada di tengah kuburan," kata Edmun pada istrinya. Elsa memutar bola mata malas. Ia sebenarnya tidak terlalu suka dengan suami baru ibunya, tetapi karena selama ini pria itu tidak pernah berulah macam-macam, makanya dia bisa menerima pria itu."Maaf, Om, saya mau bicara, tapi gak boleh banyak bicara sama Mbak Elsa. Katanya bicara seperlunya saja," kata Romi jujur. Edmun tertawa, begitu juga istrinya. Mereka tidak menyangka jika menantu mereka benar-benar polos. "Itu kamu gak perlu bicara, kenapa malah ngomong?" tanya Elsa sewot. Romi diam kembali dan hal itu membuat pasangan usia senja itu tertawa cekikikan.Mereka sampai di
Read more
PREV
1
...
212223242526
DMCA.com Protection Status