"Non, kenapa? Mau langsung tidur atau kita mau ngobrol dulu?" tanya suamiku dengan senyuman lebar. "Ngobrol, Kang. Saya memang udah capek, tapi belum mengantuk." Aku naik ke atas ranjang baru yang dihadiahkan papa untuk kami. Untunglah kamar Kang abdi luas, sehingga kasur ukuran seratus delapan puluh itu muat di kamar. Ditambah lemari baju, sebuah rak, dan juga meja rias. Lantainya masih dari semen, sehingga ruangan di dalam rumah luas. Baik kamar, ruang tamu, ruang kumpul keluarga, dan juga dapur. Ditambah rumah Kang Abdi tanpa sekat. Aku rasa, saat nanti kami punya anak, anak-anak bisa main bola di dalam rumah."Lagi mikirin apa, Non?" tanya suamiku yang kini sudah menatapku dengan wajah manisnya. Istri mana yang tidak GR sekaligus berbunga-bunga ditatap begitu oleh suami."Lagi mikirin takdir yang membawa saya menjadi istri untuk kedua kalinya," jawabku ikut tersenyum. Kuberanikan diri untuk mengambil tangannya, lalu kegenggam erat. "Bantu saya melewati semua ini ya, Kang. Kakang
Read more