Share

218. Diantar Bos

Luisa menatap layar laptop di hadapannya dengan tatapan kosong. Sudah lebih dari seminggu setelah pertengkaran hebatnya dengan Abdi, hingga kini kedua masih terlibat perang dingin. Tak ada satu pun yang mau mengalah untuk meminta maaf.

Tak terhitung sudah berapa kali Pak Darmono atau pun Nisa memberi nasehat agar Luisa lebih bersabar menghadapi Abdi yang memang masih dalam masa pemulihan. Namun Luisa yang terlampau sakit hati, dengan bebal mengabaikan semua nasehat yang diberikan.

“Kenapa harus aku yang selalu mengalah? Harusnya yang papa nasehati itu dia, bukan aku. Sekalian minta dia buat dengarkan penjelasan orang lain dulu, sebelum marah-marah tidak jelas.” Sahut Luisa tempo hari saat Pak Darmono mengajak wanita itu putrinya itu untuk bicara empat mata soal hubungan putrinya dengan sang menantu yang tak kunjung membaik. “Di pikir yang punya hati dan bisa tersinggung dia saja apa?”

Setelah itu, Pak Darmono hanya bisa menghela napas saat melihat Luisa dan Abdi sibuk menghindar s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status