All Chapters of Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami: Chapter 191 - Chapter 200

260 Chapters

192. Kissing

“To-tolong!”Kaki Nisa bergetar hebat. Nyaris tak mampu menopang tubuhnya sendiri andai wanita itu tak perpegangan pada meja yang ada di dekatnya. “Ini— sakit sekali,” erang Nisa nyaris menangis sambil menyentuh perutnya yang terasa nyeri luar biasa.Niat hati hendak mengambil air wudu untuk menjalankan sholat isya berjamaah dengan suaminya yang telah menunggu di kamar, Nisa lagi-lagi justru mengalami kontraksi.Jika sebelum-sebelumnya kontraksi yang dia alami sakitnya timbul tenggelam, berbeda dengan kali ini. Sakitnya benar-benar tak bisa di deskripsikan. Saking sakitnya, wanita itu bahkan sampai tak punya tenaga lagi untuk meminta bantuan.Nisa menangis. Mencoba menggapai apa pun agar tak jatuh, sampai tak sengaja menjatuhkan vas bunga yang sebelumnya terpajang rapi di atas meja.“Ya Tuhan! Nisa!”Pak Darmono yang baru saja keluar dari kamar karena mendengar suara gaduh, langsung terpekik kaget melihat Nisa yang kesakitan. Pun pecahan vas yang untungnya tidak mengenai kaki
Read more

193. Luisa yang Kesal

Luisa benar-benar sedang mempertanyakan kewarasannya sendiri sekarang. Seolah belum cukup bertindak gila dengan menerobos kamar Abdi dan hanya mengenakan gaun tipis yang nyaris tak bisa menyembunyikan apa pun, padahal tahu jika ingatan Abdi belum kembali. Entah keberanian dari mana, Luisa mencuri ciuman dari suaminya sendiri.Luisa tahu, apa yang dia lakukan agaknya sudah berlebihan. Apalagi Abdi yang masih menganggapnya orang asing. Oleh karena itulah, pada detik saat bibir mereka akhirnya bertemu.. Luisa sudah siap dengan segala konsekuensi yang akan dia terima. Luisa siap jika Abdi mungkin akan mendorongnya hingga terjatuh ke lantai. Tak apa, pikir wanita itu. Sudah tanggung begini. Mumpung dirinya berani. Sebab di masa depan, belum tentu Luisa berani melakukannya lagi.Saat benak wanita itu sibuk mengira-ngira segala kemungkinan terburuk atas tindakan nekatnya malam ini, Luisa justru dibuat terpekik kaget saat Abdi tiba-tiba membalas ciumannya dengan begitu lembut dan menghany
Read more

194. Bodo Amat!

Luisa tengah memasak untuk makan siang. Ia sengaja masak lebih pagi, karena hari ini adiknya pulang ke rumah. Nisa melahirkan secara normal kemarin dan hari ini sudah bisa pulang. Sayur bening daun katuk dan ikan goreng untuk Nisa, sedangkan untuk papanya dan suaminya ditambahkan sambal goreng kentang hati ayam. Tidak lupa pastinya buah pepaya untuk dikonsumsi satu rumah.Luisa menatap masakannya yang sudah matang. Ia puas karena semakin mahir memasak. Sengaja ia abadikan, lalu dijadikan status. Dahulu, saat ia masih menjadi nyonya Edmun dan anak kesayangan Bapak Darmono, jangankan memasak air, menyalakan kompor pun tidak bisa. Sekarang, masak bisa, ganti tabung gas dua kilo setengah bisa. Ganti bola lampu juga berani, semua pekerjaan rumah tangga dapat ia lakukan dengan hampir sempurna."Apa lauknya sudah matang?" tanya Abdi yang tiba-tiba masuk ke dapur. Luisa yang tengah mencuci piring, langsung menoleh sekilas, lalu kembali lagi pada cucian piringnya."Sudah, Kakang mau makan?" ta
Read more

195. Adik Baru

Setelah beberapa hari menjalani perawatan di rumah sakit, Nisa dan adik bayi akhirnya telah diperbolehkan pulang. Luisa menyambut kedatangan anggota baru keluarga Darmono itu dengan antusias.“Kenapa sih keras kepala sekali?” Luisa hanya nyengir saat mendengar omelan Pak Darmono. Sudah menduga dari awal jika akan begini respon yang diberikan oleh sang ayah jika dirinya bersikeras datang ke rumah sakit tempat Nisa di rawat meski telah dilarang. Luisa hanya malas bertemu dengan Abdi yang saat ini sangat mengesalkan dirinya, sehingga ia memilih menyusul papa dan juga ibu sambungnya.“Sudah dibilang nanti juga sudah pulang, kamu bisa lihat keadaan ibu dan si adik bayi di rumah sampai kamu bosan, malah tetap datang ke sini,” gerutu Pria paruh baya itu seraya mengemasi barang-barang Nisa untuk dimasukkan ke dalam tas. “Justru karena di rumah membosankan makanya aku menyusul ke sini, Pa.”Pak Darmono mendelik mendengarnya. Luisa yang menyadari itu lagi-lagi terkekeh pelan. Memilih untuk
Read more

196. Berkas Perkara

"Karena kejadiannya di Yogyakarta, maka tersangka kami bawa ke Yogyakarta untuk dimintai keterangan," kata petugas kepolisian saat menelepon Pak Darmono."Apa tidak bisa dilimpahkan ke Jakarta kasusnya, Pak? Anak saya sedang hamil dan saya pun baru ada bayi. Agak riskan kalau putri saya harus bolak-balik ke Yogyakarta, sedangkan suaminya yang masih amnesia sedang perawatan jalan juga di Jakarta.""Baik, Pak Darmono akan kami lengkapi berkas resmi di sini, sebelum kami limpahkan ke pusat. Untuk kepentingan pemeriksaan, tersangka kami tahan tujuh hari ke depan.""Baik, saya tunggu kabar yang lebih baik dari ini. Semoga urusannya lancar, Pak dan terima kasih sudah membantu saya." "Sama-sama, Pak Darmono, selamat malam."Luisa menguping pembicaraan papanya dengan seseorang yang sangat ia yakini adalah anggota kepolisian yang menangkap Levi. Terselip rasa syukur luar biasa, karena pria jahat itu akhirnya ditangkap juga. Lalu untuk persoalan foto tanpa busana? Tentu saja tidak perlu ia ung
Read more

197. Melamar

"Tante ada di mana?""Di rumah, papa kamu minta dibuatkan sup iga. Karena dia bilang bosen sama masakan rumah sakit.""Nanti mangkuk bekas papa pakai gimana? Dibuang?""Pakai wadah nasi kotak dan nanti Tante bawakan mangkuk plastik sekali pakai. Belum ada polisi yang datang, Lita. Tante setiap hari deg-degan.""Hari ini, Tante. Bareng saya perginya. Semoga aja papa masih boleh dirawat sampai sembuh.""Aamiin. Okelah, Tante masak buru-buru, setelah itu Tante ke rumah sakit. Oh, iya, Adis gimana?""Masih dipenjara. Ya ampun kompak sekali jika suami istri ada di penjara.""Belum tentu juga, Lita, karena papa kamu sakit.""Ya sudah, kita lihat bagaimana nanti kata polisi saja, Tante, mereka tidak percaya sekali dengan saya. Udah dulu deh, saya mau siap-siap Tante.""Oke, hati-hati di jalan." Jelita cukup hanya membawa dua stel pakaian saja, karena Minggu kemarin saat ia menjenguk papanya. Ia sudah membawa pakaian dan disimpan di rumahnya yang ada di sana. Wanita itu keluar dari kamar da
Read more

198. Sesal

Levi melihat wajah Rana yang bingung mencerna apa yang sebenarnya terjadi saat petugas kepolisian sudah memborgol kedua tangannya.“Pa,” panggil wanita itu menuntut penjelasan. Ia masih bingung dan mulutnya setengah terbuka untuk mengatakan sesuatu, tetapi seperti terkunci.Ada rasa yang berbeda dalam diri seorang Levi, seolah pria itu sudah menduga cepat atau lambat ini semua kan terjadi. Hanya saja, kenapa di saat ia ingin benar-benar menikmati manisnya saling mencintai dengan pasangan? Biasanya, ia yang selalu tergila-gila pada wanita, hingga melakukan semua cara untuk mendapatkan wanita itu, tetapi kini dirinya bisa ikut merasakan bagaimana indah mencicipi perasaan yang saling berbalas“Anda bisa ikut menggunakan hak Anda untuk diam atau pun memanggil pengacara untuk membela diri.”Rana tak bisa menahan air matanya saat melihat Levi dibawa pergi tanpa sempat melontarkan satu patah pun. Pria itu begitu pasrah mengikuti kedua petugas kepolisian menuju mobil dinas.Mengapa semua ini
Read more

199. Polisi Bertemu Juragan Andri

Giliran empat petugas kepolisian sudah tiba di rumah sakit, tempat Juragan Andri ditangkap. Mereka tentu saja tidak bisa masuk karena tingkat penularan masih tinggi. Juragan Andri pun terpaksa memakai oksigen karena stres mengetahui dirinya akan ditangkap polisi karena kasus penculikan. Empat orang polisi itu berbicara dengan dua orang dokter yang memeriksa Juragan Andri dan juga ditemani dua orang perawat. Pihak kepolisian masih belum percaya seratus persen karena mengetahui sepak terjangnya juragan yang dengan mudah membayar orang. Untuk sekelas dokter sekali pun."Mari, mungkin Bapak-bapak bisa ikut ke ruangan saya saja!" Kata dokter wanita yang usianya mendekati lima puluh tahun. Dokter senior yang sangat dihormati di rumah sakit itu."Bicara di koridor seperti ini kurang nyaman. Jadi nanti kami akan lampirkan laporan kesehatan Pak Andri." Empat orang polisi itu pun akhirnya ikut ke ruangan dokter. Jelita ditemani Bu Gina pun ikut juga. Hanya Syabil yang berada di koridor yang me
Read more

200. Luisa Dimintai Keterangan Tehadap Kasus Levi

Dua hari berlalu. Luisa yah masih bersikap cuek pada Abdi, hanya meladeni pria itu seperlunya saja. Selebihnya ia masa bodo. Abdi pun menjadi nampa sungkan, karena Luisa menjaga jarak darinya.Kring! Kring! "Halo, Pa, gimana? ""Luisa, kita harus segera berangkat ke Yogyakarta. Kamu udah waktunya dimintai keterangan. Sedikit repot memang, tapi harus kita jalani.""Oke, Pa. Kapan kita harus berangkat? Biar saya siapkan bajunya juga.""Papa masih di rumah teman Papa. Dua jam lagi Papa jemput. Minta Nisa siapkan dua stel baju pergi dam satu stel baju tidur . Papa rasa ga cukup satu hari kita di sana. Lebih baik jaga-jaga bawa baju lebih. Abdi biarkan sama Nisa saja. Nanti juga tetap ada Asih yah ke ruma untuk membantu Nisa beres-beres. Oke, Papa lanjut lagi ya. Kamu siap-siap saja. Kita naik kereta yang jam empat sore.""Siap, Pa." Luisa menutup panggilan dari papanya. Abdi yang duduk tidak jauh dari Luisa, tentu mendengar percakapan istrinya itu. "Mau ke mana? " tanya Abdi. "Orang y
Read more

201. Usaha Rana

Levi terkekeh pelan. Sebuah tawa hampa yang tak sampai mata. Pria yang biasanya selalu berpakaian rapi dengan jas mahal karya desainer ternama yang dijahit khusus untuknya, kini terlihat berbeda berkat pakaian tahanan yang dia kenakan.“Jadi, Luisa merobek cek kosong yang aku tawarkan?”Si pengacara yang hari ini kembali datang ke kantor polisi menjenguk kliennya untuk memberitahu penolakan ajakan damai yang Luisa lakukan beberapa waktu lalu, mengangguk mengiyakan. “Iya, Pak.”“See? Sudah aku katakan sebelumnya bukan? Dia bukan wanita yang mudah silau dengan uang. Memberi seluruh dunia padanya pun tak akan membuat Luisa goyah jika dia sudah memutuskan sesuatu.” Setidaknya begitulah yang Levi tahu soal orang yang pernah berhasil membuatnya tergila-gila sampai rela melakukan apa pun hanya demi bisa memiliki Luisa. Karena itulah Levi tak terkejut dengan kabar yang dibawa oleh pengacaranya mengenai ajakan damai mereka yang gagal dan ditolak mentah-mentah.“Jadi sekarang bagaimana Pa
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
26
DMCA.com Protection Status