Share

227. Diskusi Alot

Penulis: Diganti Mawaddah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Saya gak mungkin setuju putra saya menikah muda! Putra saya pun tidak mau. Romi masih sekolah!” tegas Luisa tidak terima.

“Pilihan ada pada Ibu dan Bapak selaku orang tua. Jika ingin anak kalian tetap di penjara, maka tidak perlu menikahi putri saya. Jika bersedia, maka pemuda bernama Romi itu tetap bisa menghirup udara bebas!” kali ini Dian yang menyela. Ibu dari Elsa itu tentu saja sudah terpengaruh oleh hasutan suaminya, tanpa tahu latar belakang Edmun melakukan itu pada keluarga Romi. Luisa dan Abdi saling pandang. Ia sangat tidak setuju dengan permintaan keluarga calon mempelai pengantin, tetapi putranya bisa berada di jeruji besi untuk waktu yang lama. Masa mudanya juga akan ia habiskan di penjara. Tentu saja Luisa tidak mau hal itu terjadi.

“Hukumannya bisa mencapai lima belas tahun penjara dan selama itu, apa Ibu Luisa tega dengan putra Ibu? Masa depannya akan hancur bukan?”

“Kami tanyakan putra kami terlebih dahulu,” kata Abdi menengahi.

“Beri kami waktu untuk bicar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   228. Pernikahan

    “Ma, kenapa sih, Mama setuju dengan ide papa? Elsa tidak kenal pemuda itu dan pemuda itu masih bocah, Ma. Elsa mau dikasih makan apa kalau nikah sama dia? Mama gak bisa dibatalkan saja?” bujuk Elsa pada mamanya. Wanita itu tahu ide ayah tirinya tidak buruk, tetapi ia mana bisa menikah dengan pria lain, disaat hatinya masih berduka ditinggal calon suami yang ia cibtai untuk selamanya.“Hanya dengan cara ini, Mama kamu selamat dari rasa malu. Sekalian kamu bisa balas dendam dengan pemuda itu. kamu hanya jadi istrinya saja, tertapi kamu gak perlu patuh. Kamu tetap fokus pada dunia kamu, Elsa Citra Pujianti. Kamu gak perlu menjalani kewajiban kamu sebagai istri. Enak saja dia dapat enak! Pokoknya kamu harus bisa balas dendam atas kematian almarhum.”“Tamu undangan pasti bingung karena bukan Dion yang berdiri di pelaminan, Ma, tapi anak bocah,” kata Elsa lagi, berharap sang Mama mau berubah pikiran.“Gak papa, Nak, gak banyak juga tamu yang tahu wajah Dion, jika bukan teman dan kelu

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   229. Kamar Pengantin

    "Romi, ngapain kamu turun dari pelaminan?" tanya Luisa yang menghampiri sang Putra yang tengah menunggu mangkuk baso untuk Elsa."Mbak Elsa mau makan, Ma," jawab Romi polos. Pemuda itu menerima mangkuk yang sudah diisi baso, lalu dengan hati-hati membawanya menuju pelaminan. "Biar, Mama. Kamu ini suaminya, kenapa malah disuruh-suruh? Inget, pesan Mama ya, Romi, kamu suami dan istri kamu harus tunduk!" Romi hanya bisa mengangguk pasrah, sembari memberikan mangkuk baso kepada Luisa. "Pernikahan ini memang sangat dipaksakan, tapi tolong juga kamu jaga nama baik suami kamu. Jangan kamu suruh-suruh, emangnya anak saya OB!" Luisa sewot bukan main. Ia berbisik pada menantunya dengan wajah amat sangat marah, lalu menatap sengit Edmun dan juga istrinya. Elsa terdiam saat ditegur keras oleh wanita yang menjadi mertuanya."Ma, duduk lagi, banyak tamu mau salaman," kata Romi pada Luisa. Pemuda itu menarik pelan tangan mamanya agar kembali duduk di kursi khusus orang tua mempelai. Acara berlang

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   230. Perkara Biaya Pernikahan

    Setelah kejadian rok yang dipakainya robek, hingga celana dalamnya kelihatan oleh Romi, Elsa semakin mengunci mulutnya di depan pemuda itu. Sepanjang perjalanan menuju hotel, Elsa sama sekali tidak bersuara. Suasana hening bagaikan kuburan. Romi pun ikut diam karena ia tidak berani banyak bicara pada Elsa karena itu perintah istrinya tadi."Kita seperti sedang berada di tengah kuburan," kata Edmun pada istrinya. Elsa memutar bola mata malas. Ia sebenarnya tidak terlalu suka dengan suami baru ibunya, tetapi karena selama ini pria itu tidak pernah berulah macam-macam, makanya dia bisa menerima pria itu."Maaf, Om, saya mau bicara, tapi gak boleh banyak bicara sama Mbak Elsa. Katanya bicara seperlunya saja," kata Romi jujur. Edmun tertawa, begitu juga istrinya. Mereka tidak menyangka jika menantu mereka benar-benar polos. "Itu kamu gak perlu bicara, kenapa malah ngomong?" tanya Elsa sewot. Romi diam kembali dan hal itu membuat pasangan usia senja itu tertawa cekikikan.Mereka sampai di

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   231. Malam Pengantin

    "Kang, gimana sih keluarga Elsa? Mereka yang minta anak kita nikahi putri mereka, tapi malah kita harus ganti uang pesta. Yang benar saja, mana ada budget untuk biaya hajatan, Kang. Tabungan adanya untuk sekolah Romi dan Risa. Tahun depan Risa masuk perguruan tinggi. Aduh, jadi kumet gini sih! Kenapa kita jadi punya utang dua ratus juta?” omel Luisa panjang lebar di depan suaminya. Abdi tidak bisa berkomentar apa-apa karena apa yang disampaikan istrinya benar. Mereka bukan orang kaya, hidup dengan gaji guru dan juga bisnis jualan online istri. Harta yang dulu ada, sudah tidak ada lagi karena habis dipakai untuk kebutuhan sehari-hari dan juga membeli rumah sederhana yang saat ini mereka tinggali.“Nanti Papa coba tanyakan sama sekolah. Apakah bisa meminjamkan uang?” “Pinjam uang di sekolah, tetap saja harus diganti, Pa. uang dari mana gantinya? Ini pasti akal-akalan Edmun. Dari dulu maunya memeras dan rakus!” Kring! Kring!Abdi melihat layar ponselnya yang berdering. Lalu ia

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   232. Pertemuan Levi dan Luisa

    Di sebuah kafe, tiga orang dewasa tengah berkumpul. Mereka adalah Levi, Abdi, dan juga Luisa. Kedua suami istri itu lebih dahulu sampai, barulah disusul Levi yang datang sendirian. Ketiganya saling melempar senyum ramah, seolah-olah tidak pernah ada cacat pada masa lalu. “Sudah lama gak bertemu ya,” kata Levi membuka percakapan dengan santai. “Iya, Mas, terakhir kita datang saat pemakaman mama Mas Levi,” jawab Luisa. “Oh, iya, sudah dua tahun yang lalu. Saya juga sibuk urusan bisnis ke sana-kemari dan urusan rumah tangga, anak-anak yang tiada henti,” jawab levi sambil tersenyum. “Apa kabar istri, Mas?” tanya Luisa lagi. “Sehat, lagi sibuk sama sekolah.” “Kuliah lagi?” Luisa menatap tak percaya. “Iya, kemarin tuh kejar paket C. Terus melahirkan, jadinya cuti lama sampai si Kecil kelas enam. Sekarang udah lanjut kuliah manejemen. Udah semester enam,” jawab Levi. “Oh, iya, soal Mutiara putri saya itu. Duh, saya jadi malu, nih! Begini, Luisa dan Abdi, Mutiara tuh seneng sam

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   233. Kutunggu Dudamu

    “Mbak, bangun! Ini sudah siang. Sudah jam satu. Mbak gak sarapan?” tanya Romi yang sejak subuh berusaha membangunkan istrinya, tetapi tidak kunjung bangun. Elsa masih pulas karena semalaman menangis. Dibujuk seperti apapun tidak bangun, sehingga Romi menyerah. Pemuda itu bercermin, melihat luka di pelipisnya yang terluka; terkena lemparan cangkir. Romi tersenyum getir dan hanya bisa terdiam tidak mengerti harus melakukan apa. Roti dan mi yang ia bawa dari bawah sudah dingin. Bahkan ia sudah lapar lagi, tetapi malas untuk turun. “Mbak, bangun!” kali ini suara Romi lebih keras dari yang tadi. Elsa bergerak malas, menggeliat hingga selimut yang menutupi tubuhnya perlahan merosot. Wanita itu bahkan tidak mampu membuka matanya karena terlalu bengkak. “Sudah jam satu siang. Mbak belum makan. Makan dulu saja, Mbak. nanti mau tidur lagi atau mau nangis lagi juga gak papa. Asalkan makan, Mbak. Itu saya bawakan mi dan juga roti. Mau cuci muka dul

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   234. Pulang ke Rumah Mertua

    Mungkin hampir bagi semua pasangan pengantin baru, momen honeymoon; berduaan dengan pasangan halal adalah hal yang paling membahagiakan. Dunia hanya milik mereka saja, sedangkan yang blain mereka tidak mau ambil pusing. Namun, tidak bagi Elsa dan Romi yang memutuskan untuk pulang ke rumah. Rumah orang tua Elsa, bukan rumah orang tua Romi. “Kenapa tidak tinggal di rumah orang tua saya saja, Mbak?” tanya Romi saat mereka berada di dalam taksi. “Silakan saja kalau kamu mau pulang ke rumah orang tua kamu, tapi sorry aja, gue gak ikutan!” balas Elsa tak senang. Romi pun bingung apa yang harus ia lakukan pada Elsa, untuk sementara, pemuda itu menurut untuk ikut pulang ke rumah mertuanya. “Ya, sudah, gak papa tinggal di rumah Mbak Elsa.” Romi kembali memandangi jalan raya yang cukup padat melalui jendela mobil. Jika memang nanti tidak bisa diteruskan, maka ia boleh menalak Elsa. Itu kata mamanya kemarin saat meneleponnya. Mobil

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   235. Mencari Pekerjaan

    Romi terus saja memegangi pipinya yang panas karena dua tamparan dilayangkan Elsa padanya, setelah ia berani mencium wanita itu. Pemuda itu pun tidak berani mengeluarkan kalimat atau kata-kata menyapa sang Istri. Romi memilih keluar dan tujuannya kali ini adalah rumah Usman. Sahabat dekatnya dan hanya Usman yang tahu perkaranya dengan Elsa."Kening sama muka lu kenapa, Rom? Buset, lu di KDRT bini lu?" tanya Usman saat pemuda seukuran Romi itu menghidangkan kopi untuk tamunya."Yah, namanya juga nikah jadi-jadian, ya, gini urusannya. Makanya ini pelajaran buat lu, Man, kalau nikah, paling nggak, suka sama suka atau kalau pun dijodohkan, jadi paling nggak, saling kenal. Udah takdir gue begini." Romi menyesap kopi dengan perlahan."Ya, tetap gak boleh, Rom. Kasih tahu aja yang benarnya gimana? Dosa Lo!""Iya, tapi nanti omongan gue dibalikin lagi. Kamu juga sudah dosa besar bikin calon suamiku mati!" Usman hanya bisa menggelengkan kepala. "Rumit hidup lu, Rom! Gue kira selama ini, semes

Bab terbaru

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   260. Ekstra part

    "Ma, Kevin gak bersalah, Ma. Wanita itu memfitnah Kevin. Kevin gak tahu apa-apa soal Dion dan Kevin gak kenal wanita itu!" Kevin terus merengek pada mamanya dari balik jeruji besi. "Mama justru bingung sama kamu. Kalau kamu gak kenal, kenapa wanita bernama Elsa itu punya semua buktinya? Dia sampai punya struk pembayaran hotel, villa, bukti chat ponsel, bukti transfer, dan rekaman suara kamu berencana mencelakai lelaki bernama Dion. Mama gak bisa bantu kamu, Kevin. Mama harap kamu bertaubat! Pantas Tuhan tidak ijinkan Mama berbesan dengan Bu Rana, ternyata emang anak Mama yang gak pantas bersanding dengan putri mereka.""Mama, semua itu fitnah! Mama harus percaya Kevin." Namun yang dilakukan wanita adalah segera beranjak dari penjara. Tujuannya hari ini adalah pergi ke rumah orang tua Elsa. Ya, ia harus mendengar cerita tentang Elsa dan juga Kevin.Bu Dian terheran-heran melihat kedatangan seorang wanita yang tidak ie kenal."Ibu siapa ya?" tanya Bu Dian yang saat ini sedang menimang

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   259. Pengantin dan Keputusan

    Dewasa(21+) Romi dan Mutia sudah tiba di Bali. Tiket honeymoon pemberian Elsa tentu saja saja tidak akan dilewatkan oleh keduanya. Ya, Elsa-lah yang memberikan Romi tiket bulan madu sebagai hadiah pernikahan kedua suaminya. Sampai kapan pun Elsa merasa tidak akan bisa membalas semua kebaikan dan juga ketulusan suaminya. Pemuda yang menjadi tersangka atas skandal yang ia susun bersama kekasihnya Kevin. Sebuah foto dikirimkan Mutia pada Elsa sebagai informasi bahwa mereka sudah sampai di kamar pengantin yang dipesan oleh Elsa. Selamat berbulan madu. Itulah pesan yang dibalas oleh Elsa. Mutia memperlihatkan balasan pesan pada suaminya. “Aa yakin kalau Mbak Elsa baik-baik saja? kenapa diterima hadiah bulan madu seminggu ini. Mahal banget loh,. Padahal papa juga mau kasih tiket bulan madu, tapi udah keduluan Mbak Elsa,” kata Mutia tisak enak hati. Romi tersenyum hangat, lalu menarik Mutia dalam pelukannya. “Ing

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   258. Senangnya Dalam Hati, Punya Dua Istri

    “Kamu ini, Pa, gak dapat ibunya, tetap saja terobsesi dengan keluarganya. Anak sendiri masih muda, cantik kaya, malah dapatnya suami orang. Nambah anaknya pula.” Rana terus menggerutu di kursi orang tua pengantin. Wanita itu masih tidak ikhlas jika putrinya menikah dengan Romi; anak dari wanita yang dahulunya digilai suaminya. Ditambah posisi Romi saat ini masih istri dari Elsa yang baru tiga puluh dua hari yang lalu melahirkan, tentu saja pernikahan yang seperti terburu-buru ini mengundang banyak gosip di luaran sana. “Ma, anaknya saling suka, kok. Kenapa kita harus gak setuju? Romi itu anak baik. Solatnya rajin dan juga pintar. Dia belum lulus aja udah dapat kerjaan. Pernikahannya dengan Elsa itu kecelakaan, bukan seperti pernikahan lainnya. Mama gak perlu khawatir, anak perempuan kita pasti senang dan bahagia bisa menikah dengan pujaan hatinya.” Levi tersenyum pada para tamu undangan yang sedang berjalan ke arahnya untuk bersalaman. Di seberang kursi orang tua ada L

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   257. Mendadak Mulas

    "Selamat Pak Romi, bayinya lelaki dan lahir dengan selamat, meskipun baru delapan bulan di dalam perut.""Alhamdulillah, apa saya bisa melihat istri saya, Dok? Istri saya beneran gak papa?""Nggak papa, Pak, semuanya sehat selamat. Lagi disiapkan dulu untuk pindah kamar ya. Bayinya juga dibersihkan dulu, baru nanti bisa diazankan.""Berat badannya berapa, Dok?" tanya Bu Diana menyela."Beratnya tiga kilogram lebih dua ons. Panjangnya empat puluh sembilan. Normal semua dan tampan." Romi tersenyum senang sambil menoleh pada mertuanya. "Alhamdulillah, terima kasih banyak, Dok." Semua orang yang ada di sana ikut senang dengan kabar yang diberikan dokter, termasuk Luisa dan suaminya. Meski mereka tahu yang lahir bukanlah cucu dari benih anak mereka, tetapi mereka tidak keberatan dan tetap menerima Elsa. "Selamat Romi, terima kasih sudah menjaga Elsa dengan baik. Bunda gak sangka anak lelaki Bunda bisa hebat sekali seperti ini," ucap Luisa sembari memeluk putranya. Romi terharu, hingga ad

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   256. Persiapan Pernikahan

    "Mama gak habis pikir sama kamu, Elsa. Apa maksud kamu membiarkan Romi menikahi gadis bernama Mutia? Romi itu suami kamu. Dia peduli sama kamu, Elsa. Kamu hamil dan dia juga sayang sama anak kamu!" Bu Diana hampir menangis saat mengetahui kabar bahwa Romi baru saja melamar gadis bernama Mutia. "Gak adil buat Romi, Ma. Sampai saat ini saya gak tahu bagaimana saya di masa lalu. Saya juga gak ngerti hubungan saya dan Romi seperti apa. Ternyata Romi punya wanita yang ia suka, begitu juga sebaliknya. Romi terlalu baik, Ma. Gak mungkin Elsa tega mengambil Romi. Setelah anak ini lahir, Elsa akan melepas Romi. Ini sudah keputusan Elsa. Romi pun setuju. Mama gak usah khawatir, Elsa gak papa. Elsa udah anggap Romi itu adik Elsa. Benar dia sayang Elsa, tapi sebagai kakak, bukan pasangan karena Romi menyukai dan mencintai Mutia. Bulan depan mereka akan menikah, dua Minggu menjelang saya HPL, semoga saja berjalan lancar." Bu Dian memijat keningnya. Ia tidak bisa begitu saja merubah keputusan putr

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   255. Berdamai dengan Takdir

    "Mbak Elsa mau tinggal di sini?" Romi menatap Elsa tidak percaya."Iya, mau di sini saja nginep lagi. Rumah bunda kamu adem." Romi merapikan baju kemeja yang hari ini ia pakai ke kampus. Pemuda itu tidak keberatan saat istrinya membantu mengancingkan beberapa kancing kemeja bagian bawah. "Saya mau kuliah.""Iya, yang bilang kamu mau konser itu siapa? Kuliah aja. Aku mau di sini. Ini kan rumah suamiku." Elsa memegang kedua pipi Romi sambil tersenyum."Boleh? Kalau gak boleh, aku cium, nih!" pemuda itu tidak punya pilihan selain setuju. Elsa tertawa, lalu mengambil tas ransel Romi untuk dibawa ke depan."Aku tunggu di ruang makan ya." Romi menatap pintu yang tertutup kembali. Tidak ada debat di jantungnya, seperti bila ia berdekatan dengan Mutia. Murni sikapnya pada Elsa adalah bentuk perhatiannya sebagai suami. Ditambah Elsa yang sedang amnesia bersikap begitu baik, maka tidak ada alasan baginya untuk membalas sikap buruk Elsa sebelum kejadian kecelakaan itu. Gegas ia menyemprotkan p

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   254. Rumah Mertua

    "Halo, Bun, assalamualaikum." Elsa menyapa sembari mencium punggung tangan ibu mertuanya yang berkurang lebar. Luisa, hari ini ia kedatangan tamu spesial. "Wa'alaykumussalam." Luisa memperhatikan wajah putra dan juga menantunya bergantian."Kalian sudah makan?" "Sudah, Bunda, saya makan makanan di klinik tadi. Boleh duduk ya, Ma." "Oh, iya, duduk aja!" Luisa sedikit canggung. Ia tidak suka dengan Elsa, itu sudah jelas, tetapi Elsa yang malam ini datang ke rumahnya adalah Elsa yang tengah amnesia. "Mau minum apa?" Romi menurunkan ranselnya."Mau air putih saja. Apa saya boleh ambil sendiri ke dalam? Saya mau lihat-lihat rumah mertua." Elsa tersenyum lebar. Sekali lagi Luisa menatap Romi dengan penuh tanda tanya. Putranya itu hanya tersenyum tanpa berkata apapun ."Ada di sebelah kanan." Luisa menunjuk dapurnya. Elsa berjalan melewati mertuanya dengan sedikit membungkuk sopan. "Kenapa dia?" tanya Luisa tanpa suara pada Romi."Lagi bener," jawab Romi juga tanpa suara. Pemuda itu men

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   253. Istri Kedua

    "Gadis yang kemarin pacar Romi?" Elsa menaruh kembali gelas yang hampir saja menyentuh bibirnya. "Bukan, Ma, hanya dekat saja." Elsa meneruskan minum susu ibu hamil."Masih muda. Teman kampus?" Elsa mengangguk."Kayaknya suka Romi." Elsa tersenyum."Iya, kelihatan kok. Kalau tidak suka, mana mungkin berani ke sini hanya ingin tahu kenapa pesannya tidak dibalas." "Lalu kamu?" Bu Dian penasaran dengan raut wajah putrinya."Biasa saja. Tidak cemburu juga. Kehidupan Romi di luar sana bukan sepenuhnya menjadi urusan Elsa. Apalagi masalah hati. Elsa kira, mungkin akan bisa terus menjadi istri Romi, tetapi karena Elsa hamil dan Romi sebenarnya punya kekasih, lebih baik kami berpisah, Ma. Elsa gak papa.""Nak, k-kamu harus tarik ucapan kamu tadi," ujar Bu Dian terkejut. Elsa menggelengkan kepala."Kami masih bisa silaturahmi seperti saudara, Ma. Mama jangan khawatir." Elsa bangun dari duduknya sambil membawa piring kue berisi brownies.Bu Dian hanya bisa menatap kasihan pada putrinya. Nasib

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   252. Siapa Mutia?

    "Jadi kalian pacaran?" tanya Elsa pada Romi dan Mutia. "Kami teman, Mbak," jawab Mutia jujur. "Lalu, ada apa ke sini? Apa kamu belum tahu bahwa Romi sudah menikah?" tanya Elsa tanpa memutus pandangannya terhadap Mutia."Sudah tahu, hanya A Romi udah gak ke kampus dua hari. Saya kira sakit. Wa saya gak dibalas, hanya dibaca saja." Elsa tersenyum pada suaminya. "Karena dia sedang menjaga saya. Jangan sungkan, kalian bicara saja, saya gak mau ganggu. Saya mau istirahat.""Biar saya bantu, Mbak," ujar Romi sudah berdiri untuk memapah Elsa."Aku belum jompo." Elsa mencebik, lalu berjalan masuk ke kamar.Kini, Romi dan Mutia ada di taman belakang. Mutia canggung berduaan saja dengan Romi di rumah mertua lelaki itu."Jadi, apa yang membawa kamu sampai di sini? Kamu nekat sekali," kata Romi sambil menggaruk rambutnya yang tidak terlalu gatal. "Mutia hanya ingin tahu kabar A Romi. Karena pesan Mutia gak dibalas.""Aku gak papa, Mutia. Terima kasih atas perhatian kamu. Sekarang aku masih su

DMCA.com Protection Status