All Chapters of Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami: Chapter 241 - Chapter 250

260 Chapters

241. Tanda Merah

Romi terus berusaha menelepon Elsa sampai jam setengah sebelas malam, tetapi tidak juga tersambung. Lalu Romi mengirimkan pesan pada Herdi untuk bertanya pada pemuda itu, apakah Elsa memiliki nomor lain atau ponsel lain? Namun, sungguh sayang, Herdi sedang nongkrong di kafe dan ponselnya ia silent. Romi pun mengirimkan pesan pada ibu mertuanya.Assalamualaikum, Ma. Jam setengah sembilan tadi, Romi dapat telepon dari kantor polisi dan petugas meminta Romi dan Mbak Elsa ke sana besok. Hari ini Mbak Elsa gak pulang dan ponselnya juga gak aktif. SendRomi memilih tidur setelah mengirimkan pesan itu pada Bu Dian. Bu Dian memberikan ponselnya pada Edmun yang ternyata mereka berdua belum tidur. Baru mau tidur setelah menonton film di channel HBO."Ada apa ya?" tanya Edmun penasaran."Mama gak tahu, Pa, tapi kenapa perasaan Mama gak enak sih? Lagian bukannya Elsa bilang kita gak boleh pulang karena dia akan belajar hidup berdua dengan Romi? Kenapa malah dia yang gak pulang? Mama rasa ada ya
Read more

242. Kecelakaan

Elsa keluar dari rumah tanpa mengatakan apapun. Wanita itu membawa tas jinjing dan begitu tergesa-gesa. Bibik sampai kebingungan melihat tingkah Elsa yang ia nilai sangatlah aneh. Wanita itu meneruskan pekerjaannya dan memilih untuk tidak ikut campur pada urusan majikan.Lalu di mana Elsa? Wanita itu hendak pergi menemui Kevin. Sepanjang jalan ia mencoba menghubungi kekasih gelapnya, tetapi tidak tersambung. Elsa semakin panik dan wanita itu kehilangan kendali saat mengendarai mobilnya.Brak! Kecelakaan pun tidak bisa dihindari. Elsa menabrak trotoar dan pingsan. Ponsel milik Romo terus berdering saat ia baru saja keluar dari kelas. Sesi satu perkuliahan sudah selesai. Sesi dua dilanjut jam satu siang. Sehingga ia punya waktu luang tiga jam untuk pergi ke kantor polisi."A' Romi mau ke mana? Kayaknya buru-buru banget?" tanya Mutia penasaran. "Iya, saya lagi ada urusan Mutia. Doakan lancar ya. Oh, iya, sorry belum bisa ngajar les adik kamu. Mungkin Minggu depan, setelah urusan rumah
Read more

243. Amnesia

"Kamu siapa?" tanya Elsa dengan suara pelan. Ini hari ketiga setelah wanita itu pertama kalinya melewati masa kritis. Romi yang tengah menangkap wajah dengan kedua tangannya, tersadar saat suara lemah Elsa memanggilnya. "Ma, Mbak Elsa, eh, Elsa sudah sadar," seru Romi buru-buru meralat ucapannya. Bu Dian dan suaminya masuk ke bilik, begitu juga Luisa dan Abdi. Dua orang tua itu kebetulan ada di sana untuk melihat keadaan Elsa. "Sayang, kamu sudah sadar, Nak," kata Bu Dian dengan mata berkaca-kaca. Tatapan Elsa penuh dengan tanda tanya. Satu per satu bola matanya mencari sosok yang ia kenal, tetapi ia tidak kenal siapapun."Kalian siapa? Di mana orang tua saya?" tanya Elsa lagi. "Nak, ini Mama. Ini Romi suami kamu dan ini Mama Luisa dan Om Abdi mertua kamu. A-apa kamu tidak kenal?" kata Bu Dian memperkenalkan orang di dekatnya satu per satu. Elsa menggelengkan kepala dengan perlahan."S-suami, saya punya suami?" tanya Elsa gugup. Luisa menyentuh pundak putranya pelan, lalu dengan ge
Read more

244. Kevin Mencari Tahu Keberadaan Elsa

"Muka Lo asem banget, Vin! Putus Lo?" "Nggak, gue lagi bete aja." Kevin berusaha fokus pada laptopnya. Ini hari kelima panggilannya tidak juga tersambung ke nomor Elsa. Bukan hanya satu ponsel, tapi dua ponsel dengan tiga nomor yang berbeda yang ia hubungi, tetap saja tidak tersambung. "Muka Lo, muka ada masalah. Lo bisa cerita ke gue kalau lu benar-benar lagi bingung." Santi, teman SMA sekaligus teman di kantor Kevin. Setelah berpisah lama, keduanya kembali bertemu di kantor, hanya saja beda departemen. "Cewek gue udah lima hari gak ada kabar. Semua nomor udah gue hubungin dan mediao sosial dia juga udah, tapi gak ada respon. Terakhir balas chat gue itu ya lima harian yang lalu," cerita Kevin dengan wajah bingung."Kalau gitu, lu samperin aja rumahnya. Lu tahu rumahnya gak?" tanya Santi sedikit bingung. Kevin mengangguk."Cewek lu yang biasa kan? Lu bilang udah setahun setengah pacaran, masa rumahnya Lo gak tahu? Samperin, gih! Kali aja sakit." Kevin seperti mendapatkan pencerahan
Read more

245. Istri Posesif

"Ada apa, Nak? Bagaimana kabar Elsa?" tanya Luisa saat sore ini putranya berkunjung. Romi baru saja tiba, sepulang ia dari kampus. Tentu saja kehadirannya di rumah Luisa, sangat membuat mamanya senang. "Baik, Ma." Romi merebahkan tubuhnya di sofa. Sangat terlihat raut wajah lelah dan banyak yang ia pikirkan. Pemuda itu seperti malas bercerita panjang lebar tentang Elsa."Mama buatkan susu hangat, mau?" Romi menggelengkan kepalanya. Oa sedang bad mood dan tidak tahu ingin apa dan harus bagaimana untuk menghilangkan rasa bosan dan kesalnya."Ma, Romi mau air jahe terus kerokan. Badan Romi sakit semua." Romi meringis sambil menepuk perutnya yang memang sedikit kembung. Luisa tersenyum, lalu mengangguk paham."Mama rebus dulu jahenya, terus Mama kerokin ya. Tunggu sebentar." Luisa langsung pergi ke dapur, sedangkan Romi memejamkan matanya.Jika sudah sore seperti ini, ARt yang biasa membantu Luisa di rumah, sudah pulang setelah solat ashar. Hanya ada dirinya di rumah karena dua adik Rom
Read more

246. Berdoa jadi Duda

"Romi ponselnya gak aktif, Ma," kata Elsa pada mamanya. Bu Dian menghela napas."Romi itu masih kuliah dan lagi sibuk persiapan mau PKL di perusahaan. Jadinya banyak yang harus ia siapkan," jawab Bu Dian sembari membaca majalah mode langganannya. Elsa duduk di seberang mamanya dengan raut cemas. Bolak-balik ia melihat ponsel, berharap pesannya dibalas oleh suaminya. Kecemasan yang berlebihan dan hal itu membuat Romi tidak nyaman. Bu Dian pun menyadari hal itu, tetapi ia juga tidak bisa apa-apa selain berharap putrinya tidak pernah ingat lagi apa yang sudah terjadi kemarin. "Masa ponselnya gak aktif," kata Elsa lagi."Mungkin kehabisan baterai. Tunggu aja, nanti juga pulang. Ini sudah jam sepuluh. Kamu gak boleh begadang kata dokter. Udah sana tidur!" Bu Dian menaruh majalahnya, lalu menarik pelan tangan putrinya untuk berdiri. Elsa melepas tangan mamanya.."Mama saja kalau mau tidur! Elsa mau tunggu Romi." Gadis itu berbaring di sofa. Ia kembali menelepon Romi, mengabaikan kehadiran
Read more

247. Elsa Tidak Terima Diabaikan

Romi sampai di rumah jam sepuluh lebih lima belas menit. Jalanan sudah lengang, sehingga lebih cepat sampai di rumah. Pemuda itu membuka pintu dengan anak kunci cadangan yang ia gantung di motornya. Begitu membuka pintu, Romi melihat Elsa sedang tidur di sofa. Pemuda itu tersenyum, merasa terharu dengan apa yang dilakukan oleh istrinya. Jika saja sejak awal mereka menikah Elsa seperti ini, mungkin akan lain cerita.Romi mencuci tangan, menaruh ransel di dalam kamar, serta membiarkan pintu kamar terbuka lebar. Dengan hati-hati sekali Romi menggendong Elsa masuk ke kamar mereka."Kamu udah pulang?" tanya Elsa dengan suara serak."Udah, ini mau mandi." Romi meletakkan Elsa di ranjang, sedangkan ia pergi masuk ke kamar mandi. Elsa pun melanjutkan tidurnya karena ia mengantuk berat. Masih ada obat dari dokter yang ia minum dan obat itu menyebabkan kantuk.Keesokan paginya, seperti biasa, Romi bangun dan mandi. Pemuda itu berangkat ke mushola untuk solat subuh. Namun, seisi rumah istrinya
Read more

248. Bye, Elsa!

Traktir aku baso sore ini ya. Nanti aku share lock tempatnya. Kita jarang ketemu di rumah. Ada yang mau aku bicarakan.SendElsa memandangi ponsel barunya. Ponsel lama entah di mana, begitu kata ibunya. Hanya ada kontak keluarga dekat saja, termasuk bibik. Sore ini ia berencana bicara pada Romi atas sikap kaku suaminya itu. Jika memang mereka hanya dijodohkan, maka mereka harus memulainya semua dari awal bukan?RomiSaya selesai jam empat sore. Kita janjian jam lima ya. Kalau bisa tempatnya jangan jauh-jauh dari rumah ya, karena kamu belum benar-benar sembuhElsa tersenyum membaca balasan pesan dari Romi. Walau suaminya cuek saat mereka bertemu, tetapi pada dasarnya pemuda itu perhatian padanya. Oke, SuamikuSendElsa memandangi kamarnya. Ia merasa bosan di rumah, ingin keluar, main ke salon, tetapi oleh mamanya dilarang karena kepalanya masih sensitif. Elsa memutuskan untuk keluar dari kamar dan pergi memberi makan ikan koi yang ada di kolam depan."Permisi, Mbak." Elsa menoleh ter
Read more

249. Permintaan Elsa pada Romi

"Maaf, kamu pasti sibuk ya," kata Elsa tidak enak hati pada Romi yang baru saja tiba di resto tempat mereka janjian. Pemuda itu tersenyum, lalu menggantung ranselnya di punggung kursi. "Nggak, kok. Hari ini saya gak ada kursus, makanya bisa janjian di sini. Kamu udah pesan makan?" tanya Romi yang baru pertama kali masuk ke resto tempat ia dan Elsa janjian hari ini. Elsa menggelengkan kepalanya."Aku lagi tunggu kamu. Kamu belum makan'kan? Aku yang traktir, kamu boleh pesan makan yang kamu suka." "Pantang bagi laki-laki, apalagi suami ditraktir istri yang baru saja sembuh sakit. Gak papa, aku aja yang bayar." "Baiklah, tapi jangan kaget sama harganya." Elsa tertawa pelan. Tentu saja ia mengetahui sampai mana isi kantong suaminya yang masih kuliah. Keduanya memesan makanan. Romi mendadak pucat setelah menemukan harga yang tidak murah untuk satu porsi makanan. Sepertinya uang di dompetnya hanya cukup untuk membayar satu porsi makan dan satu gelas air minum.Ma, transfer-in Romi satu
Read more

250. Elsa Sakit

"Dokter belum membolehkan kamu terlalu lelah. Katanya kalau begituan lelah." Romi menunduk malu."Emangnya kita belum pernah sama sekali? Kenapa kamu bilangnya begituan katanya lelah?" tanya Elsa bingung."Aku masih perawan?" tanya Elsa lagi. Kini Romi yang semakin bingung."Iya, waktu itu kamu datang bulan. Terus tiba-tiba kecelakaan, jadi belum begitu. Terus kata dokter gak boleh capek. Gak papa kok, Elsa, aku gak keberatan sampai kamu sembuh saja. Sudah ya, sudah malam, aku mandi dulu." Romi tidak ingin Elsa curiga, pemuda itu mendaratkan kecupan di kening Elsa, lalu berjalan masuk ke kamar mandi yang berada di dalam kamar mereka. Elsa tersenyum penuh syukur. Suaminya masih muda, tetapi juga sangat bijak. Wanita itu mengganti pakaian perginya dengan baju piyama terusan dengan leher rendah. Bukan ia tidak mau pakai setelan baju piyama celana panjang, tetapi pakaian tidur yang biasa tidak ada di lemarinya. Adanya baju tidur berbahan satin dengan model potongan dada yang rendah. Elsa
Read more
PREV
1
...
212223242526
DMCA.com Protection Status