Home / Romansa / KEMBALINYA PEWARIS YANG TERBUANG / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of KEMBALINYA PEWARIS YANG TERBUANG : Chapter 21 - Chapter 30

114 Chapters

Bab 21. Nafas Buatan

Jovan tersentak, dia belum pernah bersentuhan bibir dengan wanita."Hanya nafas buatan, bukan ciuman!" sentak Vincent."Benar, Jo. Cepat! Apa aku saja?!" Robin geram.Vincent menatap Jovan. "Lakukanlah!"Jovan menatap lekat Ayana, nafasnya kian berat.Jovan mulai menutup hidung Ayana. Menarik nafas, lalu dia tempelkan bibirnya dengan bibir Ayana, Jovan meniup nafas dari mulut ke mulut. Beberapa kali."Bagus, terus Jo!" seru Leo Jovan kembali melakukan CPR. Menekan dan terus menekan."Uhuh. Uhuk. Uhuk!" Ayana mengeluarkan air dari mulut, dia mulai mengerjap."Hahhhh ...." Semua lega. Jovan masih menatap lekat Ayana.Ayana membuka mata pelan. Melihat dia ada di kerumunan para Pria. Juga tatapan menghunus Jovan yang menakutkan. 'Aku masih hidup,' batin Ayana."Kamu baik-baik saja, sweet girl?" Robin tersenyum."Maafkan aku yang memanggilmu ke tengah," sesal Brox."Kami tidak tahu kalau kamu tidak bisa berenang." Leo mendesah.Ayana duduk, dia menatap Jovan. "Maaf," lirihnya."Kita akan
last updateLast Updated : 2023-04-11
Read more

Bab 22. Mencintai Atau Mengasihi

Sampai di Rumah sakit.Jovan mengangkatnya dengan berlari. "Dok ... Dokter, tolong obati dia! " Jovan meletakkan di brankar UGD."Anda tunggu di sana, kami akan melakukan tindakan!" Perawat menunjukkan tempat.Jovan pergi dengan tidak tenang. 'Kenapa aku bisa seperti ini? Pikiranku seakan buntu menghadapi gadis itu sakit,' batin Jovan. Dia duduk dan merangkup wajahnya dengan tangan.Selang beberapa waktu, seorang perawat memangggilnya."Keluarga pasien Ayana!"Jovan mendongak, dan mendekat. "Apa dia sudah sembuh?" tanya konyol Jovan."Pasien sangat lemah, kami menyarankan untuk menginap sampai besok.""Tidak masalah, asal dia sembuh.""Silahkan Anda mengurus administrasi.""Apa aku sudah bisa melihatnya?"Perawat mengangguk.Jovan mendekat pada brankar Ayana. Terlihat Ayana sudah lebih baik."Maaf." Sangat lirih Ayana."Lain kali aku tidak akan mengijinkanmu bermain di pantai."Ayana cemberut."Istirahatlah, aku akan mengurus administrasi!""Jangan lama!"Jovan mengangguk. Dia lalu pe
last updateLast Updated : 2023-04-11
Read more

Bab 23. Dia Masih Hidup!

Di Mansion Kanigara.Rumah belakang adalah tempat favorit Kanigara, karena tempat itu seperti arena bermain baginya. Dia bisa melepas segala kepenatan pikiran.Kanigara sedang di area berlatih tembak. Dia baru saja kembali dari pemakaman Addy.Dor. Dor. Dor. Dia masih sama, membidik tepat sasaran. Rey, berdiri di samping Kanigara."Anda masih tetap sama." Rey mantap hasil bidikan."Aku tidak akan pernah melepas peluru sia-sia. Semua bidikanku harus aku dapatkan." Dor. Dor. Dor. Kanigara kembali melepas peluru."Anak Johan telah muncul, dia seperti ingin menggali kuburnya. Dia ingin menyerang Anda. Sepertinya ingin balas dendam kematian Papanya.""Johan pantas mati. Dia hanya menerima resiko, jelaskan pada anak itu siapa Papanya sebenarnya!" Dor. Dor. Dor."Dia sepertinya sudah merencanakan lama, hanya saja selama ini dia membesarkan perusahaan peninggalan Papanya dulu, untuk menghimpun kekuatan.""Dia bukan lawanmu, aku tidak mau mendengar kabar menyedihkan." Kanigara menatap Rey. "Ap
last updateLast Updated : 2023-04-12
Read more

Bab 24. Mendatangi Febby

Jovan mengguyur tubuhnya di bawah shower. Pikirannya melayang tentang Ayana.Akhir-akhir ini, waktunya sudah tersita pada gadis itu. 'Apa aku salah telah membawanya pulang?' batin Jovan. Kembali berpikir. 'Jika tidak aku bawa, akan bagaimana dia?' gelut hatinya.Jovan mendongak merasakan guyuran air menyapu wajahnya.Selang berapa saat. Jovan keluar memakai bathrobe, dia menuju walk in closet mengganti pakaian kasual.Duduk di sisi king size, Jovan mencari tahu soal Light Club. Jovan menggeser layar mencoba memahami keadaan di sana dengan melihat informasi terbatas.Jovan kini bimbang, akankah tetap dengan rencana awal. Apa dia akan melibatkan Ayana dalam aksi ini? Jovan ragu.Di kamar Ayana.Ayana telah selesai mandi, dia kini berdiri dengan wajah sendu di depan cermin. Dia melihat dirinya. Pikirannya mengarah pada Jovan."Apa aku harus minta maaf karna sudah merepotkannya, bagaimana caraku minta maaf?" gumam Ayana, dia mulai berpikir.Ayana membuat posisi tubuh tegap, dia membayang
last updateLast Updated : 2023-04-12
Read more

Bab 25. Badboy Style

Mereka bukan hanya sekedar larut dengan air mata Ayana sang gadis malang. Mereka sungguh ingin membuat perlindungan, menciptakan rasa aman untuk gadis sebatang kara itu.Mereka melaju beriringan menuju Light Club. Perjalanan memakan waktu 1 jam lebih dengan laju cepat.Sampai di Light Club. Memasang earphone dan kamera kecil. Mereka turun, berjalan terpisah.Masuk ke dalam. Suara dentuman musik mulai merambat ke telinga, masuk dalam darah. Brox, Robin dan Leo langsung menghentakkan kepala merasakan alunan keras.Mereka menghambur ke beberapa sudut, mulai mencari informasi. Duduk dengan beberapa pelanggan lain.Jovan duduk di meja bartender, dia memesan wine terbaik.Segelas wine disodorkan, Jovan menjentikkan jari pada Bartender itu. Pria itu memajukan wajah, siap mendengarkan."Aku mau cari wanita berkualitas, aku dengar di Febby stay di tempat ini." Jovan tersenyum miring."Hanya untuk pelanggan lama. Hanganya pun cukup mahal, sesuai kualitas."Jovan menyodorkan sejumlah uang. Pria
last updateLast Updated : 2023-04-12
Read more

Bab 26. Menyerang Markas Febby

Wanita itu kini takut. "Saya tidak tahu tempatnya. Mata kami ditutup saat masuk dan keluar tempat itu. Aku hanya tahu, tempat itu jauh dari rumah penduduk.""Tugasmu jangan keluar sampai besok, aku tidak butuh ditemani!" Jovan mengambil uang dari saku jaketnya. Melempar ke meja."Tutup mulutmu, jika masih ingin selamat!" Jovan berdiri.Wanita itu senang melihat tumpukan uang, dia mengambilnya.Bugh. Jovan memukul tengkuk wanita itu, seketika wanita itu tergeletak di sofa.Jovan menghubungi Vincent."Dimana kalian?""Kamar 110, tidak jauh dari kamarmu."Jovan langsung menuju kamar mereka.Jovan masuk. Mereka menyambut dengan tawa dan kekehan."Sang casanova datang!" seru Brox."Aku curiga kamu punya masa lalu di bidang ini. Kamu terlihat tenang dan biasa." Vincent terkekeh geli."Harusnya kamu bawa satu wanita untukku." Robin mendesis."Aku melihatnya sendiri, Jovan sangat menikmati alurnya." Leo membolakan matanya.Jovan duduk. "Hentikan omong kosong kalian, aku gerah. Kita cepat seles
last updateLast Updated : 2023-04-14
Read more

Bab 27. Kehancuran Febby

Mata Febby membelalak, nafasnya berat dan bergetar.Jovan melihat ada cambuk tergantung. Dia mengambilnya.Tar. Tar. Tar. Jovan menghempas di lantai.Febby mengeser tubuh mundur.Jovan menatap nyalang Febbh, dia memikirkan Ayana.Tar. Tar. Tar. Mencambuk Febby."Aaaa!! Aaaaa!! Sakit!" terkapar kesakitan. "Ampun!" Memohon."Bukankah kamu sering melakukannya?!" sentak Jovan.Jovan lantas berjongkok, dia menjamb*k rambut Febby. Menghempaskan, lalu menamp*r. Plak. Plak. Plak."Aaakhh!!""Harimu telah berakhir!""Berhenti, kita mundur. Polisi sudah dekat!" ujar vincent, didengar yang lain, lewat earphone.Jovan berbalik meninggalkan Febby, jika dia menuruti gemuruh di hati. Febby tidak akan selamat malam ini. Namun, Jovan sudah banyak mengendalikan diri.Mereka mundur dari tempat itu. Tidak lama, polisi datang atas laporan tempat mucikari menampung wanita pengh*bur.Di dalam mobil."Huff. mereka cantik-cantik." Brox mendesah, lalu melajukan mobil."Benahi pikiranmu, jangan sampai kita nyas
last updateLast Updated : 2023-04-14
Read more

Bab 28. Ayana Tidur Di Kamar Jovan

Ayana membuka paksa pintu kamar Jovan. Saat dia lewat, dia mendengar Jovan berteriak."Jo! Ada apa, apa yang terjadi?" Ayana berlari mendekat pada Jovan. Jovan masih harus mengatur kesadaran."Jo, kenapa kamu seperti ini, apa kamu sakit? Keringatmu banyak sekali." cemas Ayana. Dia mengelap kening Jovan dengan baju lengannya.Jovan menarik tangan Ayana, lalu membawanya ke depannya. Ayana duduk di depan Jovan."Aku mendengarmu berteriak tadi."Jovan menggeleng, pikiran belum pulih."Tidak apa-apa, tapi keringatmu mengucur banyak sekali.""Aku lelah," lirih Jovan."Kalau lelah, cepat istirahat!""Temani aku sebentar di sini!" Jovan kembali berbaring.Ayana senang dengan permintaan itu. "Aku tidak akan pergi."Ayana menepuk-nepuk pelan bahu Jovan, sambil menahan tawa, tak hentinya mengulas senyum. 'Dia seperti anak kecil saat tidur. Sangat lucu. Tidak ada wajah garang,' batin Ayana.Tidak lama, Jovan terlelap.Ayana hendak bangun, tapi satu tangannya dipegang Jovan. Terpaksa Ayana bertah
last updateLast Updated : 2023-04-14
Read more

Bab 29. Membuat Jeratan Untuk Anak Kanigara

"Dulu pas aku kelas 2 SMA, aku suka sama Kakak kelas, tapi dia malah nembak temanku." Ayana memajukan bibirnya. "Padahal dia selalu membantuku mengerjakan PR.""Cinta monyet, aku tanya saat kamu dewasa ini. Kamu pernah suka sama laki-laki tidak?" tanya Vincent lagi.Ayana bingung. "Aku saat ini hanya bersama kalian, tidak pernah keluar. Bagaimana aku punya target?" Sebenarnya dalam hati Ayana nyaman dengan Jovan, tapi hal itu tidak Ayana utarakan.Jovan mengernyit. "Sekarang pun masih kecil. Tidak usah memikirkan soal pasangan!""Ayana wanita, dia jangan menjadi seperti kita. Hidup tidak ada aturan pola normal. Semoga cerita hidup kita berubah nantinya." Leo mendesah."Setuju, kita juga harus ada planing for love." Brox terkekeh."Kalian pikirkan saja kriteria pacar dari sekarang. Yang tidak akan menolak profesi rahasia kalian!" Jovan menatap semuanya."Katakan saja pada calon mertua, kalau kita pengangguran banyak uang. Ha ha ha ha." Robin tertawa."Kenapa kalian memilih pekerjaan in
last updateLast Updated : 2023-04-16
Read more

Bab 30. Sebuah Kartu Nama, Lorong Masuk

Semakin mendekat, waiter berhenti dan menunduk saat iringan Bastian akan melaluinya.Dari arah sana, Vincent mengambil butiran kecil dari kantongnya. Dia bersiap mengarahkan pada belakang lutut sang waiter itu.Saat iringan Bastian sampai di depan sang waiter. Vincent menjentikkan keras pada titik bidikannya. Hingga mengenai tepat sasaran. Tak! Tidak ada yang melihat gerakan Vincent."Aaahhh!!" Waiter terhuyung.Jovan membulatkan mata. Meski jarak agak jauh. Jovan segera melesat cepat.Set. Set. Set! Jovan berhasil menarik, menahan sang waiter tidak terjatuh dan menghalangi minuman itu tumpah di tubuh Bastian.Semua terkejut dengan gerakan cepat dan tepat Jovan.Semua hampir terpaku."Apa kamu baik-baik saja?" tanya Jovan datar pada Bastian."Terima kasih, telah membantu Tuan kami. Gerakan Anda lebih cepat dari kami, dengan jarak yang lebih jauh." Sang bodyguard menunduk.Bastian membulatkan mata kagum pada Jovan. "Kamu sangat luar biasa, kamu sangat pantas menjadi mitra keamananku."
last updateLast Updated : 2023-04-17
Read more
PREV
123456
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status