Semua Bab KEMBALINYA PEWARIS YANG TERBUANG : Bab 11 - Bab 20

114 Bab

Bab 11. Ayana Terciduk Rival

Sebuah ketulusan. Ayana hanya menata Sandwinch itu dengan hatinya. Hati yang terpaku pada Jovan saat menyusun lapisan itu. Dia terus mengulas kebaikan, perlindungan Jovan padanya."Yang aku masukkan di sini?" bingung Ayana.Jovan mengangguk."Roti panggang, aku masukkan slada, telur, tomat, keju slice, saus, lada bubuk. Tidak ada yang lain. Aku pernah melihat di vidio dulu."'Aman,' batin Jovan. Jovan tersenyum tipis pada Ayana "Makanlah, aku sudah berusaha membuat yang terbaik!" binar Ayana."Jo, jangan siakan yang terbaik!" ujar Vincent."Buat kami mana?" seru Brox.Ayana lantas meletakkan dua tangan di sisi nampan. "Jangan berani ambil, ini spesial buat, Jo!"Seketika mereka tertawa. "Ha ha ha ha." ruangan menjadi riuh."Spesial, Jo. Habiskan! Jangan sampai ada sisa!" seru Leo.Jovan segera mengambil potongan sandwich, dia menarik nafas panjang dan segera menyuap."Apa buatanku tidak enak?" Ayana melihat Jovan menelan terpaksa."Lumayan." Jovan tidak mau membuat gaduh dengan air ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-06
Baca selengkapnya

Bab 12. Bertemu Kanigara

Disebuah bangunan, bukan di tempat terpencil. Namun sengaja dibangun di tengah area luas, yang ditanami banyak pohon. Tempat untuk menampung banyak asuhan Febby."Hey, kalian!" teriak Febby pada pengawalnya. Matanya masih membelalak menatap ponselnya. Dia baru saja menerima sebuah foto dan lokasi tempat dimana Ayana berada."Ada apa, Mami?" Serentak beberapa pria di depan Febby."Cari wanita ini di Kota Pesisir! Bawa dia hidup-hidup! Beraninya dia kabur!" Febby meletakkan ponselnya di meja.Semua pria itu melihatnya."Dia yang kemarin kita kirim ke Villa itu, dan tidak kita temukan lagi di sana!""Seseorang telah membawanya pergi! Berani dia membawa tawananku!" geram Febby."Kami akan membawanya kemari, Mami.""Cepat kalian pergi! Wanita itu bahkan belum melunasi harganya! Aku tidak mau rugi!"Semua pria itu mengangguk.------Masih di gerai kosmetik.Ayana masih kagum dengan jajaran kosmetik."Mari Nona, silahkan ikut saya. Kami akan memeriksa jenis dan keadaan kulit Anda, dulu.""Aya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-06
Baca selengkapnya

Bab 13. Menyambangi Rumah

Bagai badai petir yang datang bergemuruh tercekat dalam dada.Ayana masih gemetar membayangkan wajah dan ekspresi Jovan. 'Kenapa dia, kenapa semua juga diam?' batinnya.Dia mondar mandir sejak tadi. Bingung, takut. "Apa aku harus bertanya padanya, atau pada yang lain?" Gelisah, mencemaskan Jovan. "Dia sudah peduli padaku, aku juga harus peduli padanya. Aku tidak boleh hanya diam!" Meyakinkan diri.Melangkah hendak keluar, dia berhenti saat memegang handle pintu. "Haisshh!" Ayana mengurungkan niatnya.Dia mencoba memejamkan mata, tapi nihil. Bayangan Jovan masih jelas dalam pikirannya. 'Apa dia sudah membaik?' batinnya masih bergelut.Hingga semakin larut, Ayana hanya mengganti posisi berbaringnya.Larut malam. Terdengar suara gaduh di lantai bawah. Ayana mendengar jelas. "Suara apa itu? Jovan?"Lalu dia beranjak, menajamkan telinga di pintu kamar.Bugh. Bugh. Bugh.Seperti orang berkelahi bagi telinga Ayana. "Bagaimana ini, bagaimana jika terjadi sesuatu pada Jovan?" takut cemas dan b
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-06
Baca selengkapnya

Bab 14. Ayana Hampir Tertangkap

Tak berpikir panjang, Ayana hanya paham jika Jovan keluar rumah. Ya di sekitar rumah itu.Dia nekat pergi meninggalkan para pria yang sedang fokus bermain game. Ayana keluar rumah.Ketakutan yang selama ini membelengu Ayana seketika menguap karena kekhawatitannya pada Jovan."Di mana dia? Tempat ini hanya ada banyak pohon, aku harus mencarinya ke mana dulu?"Dia terus berjalan, mencari di area sekitar sambil berteriak, "Jo ... Jovan, apa kamu di sana?!"Gadis ini terus berjalan, melewati jalan di tengah pohon, kini Ayana telah sampai di jalan besar. Saat tiba di sana dia baru sadar."Aku harus mencari Jovan kemana lagi? Aku bahkan tidak tahu tempat yang sering dia datangi. Ah! Kenapa aku bodoh sekali?!" Ayana memukul pelan kepalanya.Kendaraan lalu lalang, dia kini hanya berjongkok di pinggir jalan. Lelah, lapar kini dia menyesal telah pergi tanpa berpikir lebih dulu."Jo, kamu dimana? Aku sudah pergi jauh sekali. Aku selalu saja begini, otakku tidak bisa berfungsi dengan baik." Ayana
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-07
Baca selengkapnya

Bab 15. Ke Kota Ayana

"Hanya ini?" ujar Vincent membongkar isi ransel."Rumahku terawat dengan baik. Kamar dan ruang tengah semua masih dalam tatanan sama. Tidak ada yang berkurang," papar Jovan."Apa maksud tua bangka kejam itu?" sahut Brox."Apa lagi kalau bukan ingin menarik dan menjebak Jovan. Ingat! Jovan adalah saksi yang masih hidup." Robin menekan kata."Aku masih ragu. Kita dalami lagi kasus ini. Jangan berpikir jauh dulu!" Vincent ragu."Aku tak tahu harus berpikir apa. Aku melihat sendiri Kanigara ada di sana, dia sisi orang tuaku. Hanya dia yang ada di rumah itu. Siapa lagi?" Jovan meremas rambutnya."Kita akan mengatur strategi untuk mengulik maksud pak tua kejam itu!" ucap Robin."Setelah kita menyelesaikan urusan Ayana." Jo membuang nafas kasar."Kamu masih sempat memikirkannya." Brox heran."Aku hanya ingin beraksi dengan tenang, apa kalian tidak lihat seperti apa tadi?!" Jovan mendesah."Cukup!" seru Vincent.Ayana datang. "Jo ... makanlah! Aku buat beberapa." Meletakkan di depan Jovan.Kal
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-07
Baca selengkapnya

Bab 16. Aksi Untuk Ayana

Ayana melipat bibirnya takut."Jo, kamu bawa masuk Ayana ke kamar. Ingat! pelan-pelan," ujar Brox iseng."Jangan main kasar, dia lelah, Jo!" sahut Robin.Yang lain menahan tawa. Tingkah Ayana telah menghibur mereka.Ayana cemas dalam hati, pikirannya telah mencabang ke arah berlawanan fakta. Dia semakin erat berpegang."Vinc, buka kamarnya! Aku akan membawanya masuk." Jovan berucap serius.Ayana semakin cemas dan takut. Seketika Ayana meloncat dari gendongan Jovan. Set. Membuat semua kaget."Aku sudah bangun!" Ayana tertawa nyengir."Ha ha ha ha ha ha." Disambut tawa riuh.Ayana menunduk malu."Bagaimana rasanya digendong Jovan? Ke dua kalinya." Robin terkekeh.Wajah Ayana bak kepiting rebus. Dia menutup dengan dua telapak tangan."Jangan ganggu dia sekarang, biarkan dia istirahat!" Jovan menatap tajam.Vincent memberi cardlock, Jovan membukanya. Pintu terbuka."Kamu simpan ini, kamarku ada di sebelah." Jovan memberi cardlock.Ayana bergegas masuk, dengan rasa malu. "Jo, aku masuk."Se
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-07
Baca selengkapnya

Bab 17. Hadiah Rumah

Pertanyaan yang tidak Ayana mengerti, juga yang dia takutkan jika akan berpisah dengan Jovan.Ayana merubah reaksi wajah sendu. "Aku takut tinggal sendiri," lirihnya.Jovan mengambil nafas panjang. "Bagaimana kamu bertahan selama ini. Kesulitan apa saja yang kamu temui dulu?"Ayana mengulas cerita kelamnya, netranya kian basah. "Aku mengikuti pikiranku saja. Aku hanya ketakutan dan reaksi spontan.""Siapa saja yang telah menyakitimu? Aku pastikan mereka akan membayar mahal!" Jovan menatap tajam."Saat aku dibawa ke tempat hiburan, aku selalu membuat keributan. Jadi, aku bisa menghindari pria nakal saat itu." Pipi Ayana basah."Bagus, kamu pintar.""Saat dibawa ke hotel berkali-kali, aku mengancam akan terjun dari balkon jika dia berani menyentuhku. Lalu, yang terakhir aku menyayat nadiku, lalu aku masuk rumah sakit," terisak, Ayana menunjukkan bekas jahitan di tangannya.Jovan mengepal kuat."Aku ... aku takut sendiri, jangan meninggalkanku." Semakin terisak dan bergetar karna lintasan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-07
Baca selengkapnya

Bab 18. Jangan Berani Menyakitinya

Tiba di hotel, mereka langsung menuju kamar."Masuk dan istirahatlah. Nanti kita akan pergi!" "Aku belum melihat yang lain, kemana mereka?""Mencari hiburan," jawab Jovan asal."Hiburan, kenapa aku tidak diajak?""Untuk laki-laki, kamu dilarang."Ayana hanya mengangguk dan masuk kamar.Tidak berselang lama, yang lain juga kembali ke hotel. Mereka langsung menuju ke kamar Jovan.Mereka bergerak pagi. Mencari titik tempat dan informasi terkait Paman dan Bibi Ayana.Duduk di sofa."Bagaimana hasilnya?" tanya Jovan."Mengagumkan." Brox terkekeh."Pamannya kecanduan judi, dan Bibinya bergaya glamor, tapi dompet kosong." Vincent tersenyum heran."Pikirannya jadi sesat, karna perilaku sendiri." Leo mendesah."Kita beraksi malam ini. Tadi Ayana sudah minta, agar kita mengambil barang berharganya di tempat Paman bejatnya." Jovan menatap semua."Malam hari, sepertinya orang itu akan ditempat perjudian," sahut Robin."Kita ambil dulu barang Ayana, lalu menangkap si Paman gila itu di tempatnya be
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-07
Baca selengkapnya

Bab 19. Jovan Nyenyak Di Sisi Ayana

Bagaimana Ayana tidak gusar, cemas dan takut? Dia tidak mendapati Jovan setelah berkali-kali mengetuk pintu.Ayana juga mengetuk kamar yang lainnya, hasilnya nihil."Hikz, Jovan meninggalkanku."Dia berlari ke luar hotel. Berlari ke sembarang arah hingga dia lelah. Kini, Ayana meringkuk terisak di depan hotel.Mendengar hentakan langkah tegas, Ayana mendongak. "Jo!" Langsung beranjak dan memeluk Jovan. "Kenapa meninggalkanku?" Ayana memeluk erat Jovan. "Aku takut."Jovan tidak membalas pelukan. "Kami ada urusan sebentar." "Ayana, kami tidak mungkin meninggalkanmu," jelas Vincent."Mana mungkin kami meninggalkan gadis manis sepertimu," sahut Leo."Kita masuk!" Jovan mengurai pelukan.Ayana mengusap sisa air matanya. Jovan menggandeng Ayana masuk ke dalam.Kini Jovan ada di kamar Ayana."Tidurlah kembali, aku akan di sini sampai kamu terlelap."Ayana menggeleng. "Kemarin kamu bilang tidak akan pergi, tapi kamu bohong.""Aku pergi mengambil barangmu."Ayana sejenak terpaku. "Benarkah, ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-07
Baca selengkapnya

Bab 20. Dilalap Gulungan Ombak

Jovan mencoba tenang, dia tidak mau yang lain menangkap reaksinya."Ehem!" Vincent memang tidak mengabarkan hal itu pada yang lain agar tidak ada kehebohan.Jovan memalingkan wajah, dia mencari jawaban."Jo, kamu tidak sampai pagi, kan?" Leo menatap selidik."Aku pergi saat kamu tidur." Jovan tenang."Ya, aku melihatnya jelas." Vincent menahan tawa, aku lihat Jovan keluar kamar saat Ayana masih tidur."Kita bahas hal lebih penting!" ujar Jovan."Next project!" seru Robin.Jovan menatap Ayana. "Ayana, jika hal ini tidak kamu selesaikan sekarang, aku pastikan kamu akan tetap dalam ketakutan. Hidupmu juga tidak akan pernah aman." Jovan menatap serius.Ayana nampak bingung. "Aku tidak paham.""Febby, dia pasti akan tetap mencarimu sampai dapat." Jovan mendesah.Ayana mengangguk pelan, lalu merapatkan duduk pada Jovan."Mucikari itu sejenis manusia kejam. Dengan kekuatanmu, kamu pasti tidak akan mengelak." Vincent menatap Ayana."Statusmu di sana adalah barang milik, karna kamu telah diju
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status