Tersesat“Akhirnya kita sama-sama terjatuh, elang besar!” Sunan Zunungga mendudukkan tubuhnya yang kepayahan bersandar di bawah pohon. Satu depa di sampingnya, tergeletak elang berkepala sembilan yang hampir sekarat. Nafasnya megap-megap. Saat ini sebenarnya adalah kesempatan terbaik bagi dirinya untuk membunuh elang besar ini dan melarikan diri. Tetapi, entah kenapa ada sesuatu dalam jiwanya yang menahan perbuatan ini.Rasa iba! Sebuas-buasnya seekor makhluk elang berkepala sembilan, nyatanya ia tak lebih makhluk hutan yang mengikuti instingnya untuk makan dan bertahan hidup.Yah walaupun makhluk ini harus membunuh mangsanya agar tetap dapat bertahan di siklus rantai makanan Ranting Sembah. Tetapi saat ini, makhluk buas tersebut hanyalah seonggok daging tak berdaya dan pasrah.Jika kita merasa kuat, haruskah kita menyakiti mereka yang lemah?Kali ini Nanzu menatap ke arah burung itu.“Hei, elang! Gara-gara dirimu, sekarang aku terpisah dari kelompokku. Entah kita berada di mana sa
Read more