Beranda / Fantasi / SUNAN ZUNUNGGA / Bab 41 - Bab 50

Semua Bab SUNAN ZUNUNGGA: Bab 41 - Bab 50

63 Bab

Bab. 41. Hal tak Terduga!

Hal tak Terduga!Tubuh Pancah Ungu yang saat ini masih terbalut akar-akar lili putih, bergerak berayun seiring kesadaran jiwanya yang telah kembali ke tubuh fana itu.Saat terjadi penyatuan energi Agra lili putih, kokon akar yang berisi tubuh Pancah terlihat berkilau terang. Sinar ungu pekat dengan lapisan-lapian energi menyelimuti kokon itu. Seperti cahaya bunga lotus yang tertimpa cahaya matahari pagi. Menyilaukan.Namun, di balik balutan kokon akar kembang berwarna putih itu, Pancah merasakan siksaan yang teramat menyakitkan.Apakah ini balasan untuk semua penyakit kalbunya? Ataukah penyatuan energi Agra memang seperti siksaan di neraka dimensi? Pancah hanya bisa merasakan setiap denyut jantungnya seolah ditarik satu per satu, dan tulang-tulang di tubuh fisiknya serasa diremukkan untuk dibentuk ulang.Kokon itu semakin menipis dan terhimpit. Begitu juga halnya dengan jiwa dan raga seorang Pancah Ungu. Dileburkan!Lalu…Sebuah ledakan dahsyat terdengar cukup kencang di sekitar ra
Baca selengkapnya

Bab. 42. Misteri Urat Akar

Misteri Urat AkarSedikit lagi!Tatkala serangan itu tinggal menyisakan beberapa jarak dari kepala Sunan Zunungga, tiba-tiba saja gigi taring Alpha serigala seolah menabrak sebuah dinding kasar yang membuat tubuhnya terlempar.Kedua tangan Sunan Zunungga secara spontan menyilang ke atas, membuat aliran darah dari luka di pergelangan tangannya mengucur, menjatuhi setiap pergelangan nadinya.Lalu, urat akar itu menggeliat!Urat akar yang bersemayam di pergelangan nadi Sunan Zunungga, tiba-tiba saja bergerak hidup, menyembul seolah ingin melewati permukaan kulit halus bocah Nanzu. Urat akar yang berasal dari telur biru tua waktu lalu. Sembulan berwarna kebiruan tua, menjalar mengikuti aliran darah tubuh Sunan Zunungga, dan dalam sepersekian detik ketika bahaya sang Alpha bergerak untuk meremukkan kepala Ashokan Nanzu, pola akar yang menjalar itu mengeluarkan semacam energi kubah berwarna merah terang!Sebuah cahaya yang memancarkan energi panas murni!Jika sebelumnya, sewaktu Sunan Zun
Baca selengkapnya

Bab. 43. Rencana Besar Manik Coban

Rencana Besar Manik CobanWanita bungkuk saat ini sedang menyerap ramuan sihir dari secawan merah yang berasal dari darah angsa hitam. Ramuan itu dibuat dari bubuk kepala rusa tanduk perak yang diolah selama tiga purnama penuh dan dicampurkan dengan darah segar angsa hitam jantan.Siapa lagi jika bukan Nek Hanbak!Ramuan sihir tersebut digunakan untuk memperbaiki energi intinya yang telah mengalami banyak kerusakan akibat menerobos benteng kubah penjara elektrik di Kastil Bintang waktu lalu.Dalam sekali nafas, ramuan itu melesat melalui tenggorokannya. Habis. Sesekali masih menyisakan rasa panas. Meskipun rusa tanduk perak adalah binatang sihir yang berada di benua kutub terdingin di belahan galaksi para dewa. Tetapi setelah diolah selama kurang lebih tiga purnama, pecahan energi panas yang menjadi inti dari kekuatan internal makhluk tersebut adalah berhawa panas murni. Tidak heran, makhluk ini dapat bertahan secara alami di tengah padang kutub es yang membeku selama jutaan tahun. Te
Baca selengkapnya

Bab. 44. Pergerakan Para Tetua

Pergerakan Para TetuaKetua suku kurcaci topi rumbai enggan mendekat, namun tatapan mengintimidasi dari Sophia membuatnya mau tak mau tunduk pada perintah itu. Karena pada saat ini, ia mengemban keselamatan para generasi kurcaci yang tersisa.Tiba-tiba saja, Sophia mengayunkan tangan kanannya ke depan membentuk jari-jari yang mencengkeram. Kuku di jari itu sekejap berubah hitam dan meruncing lalu mengeluarkan tarikan magnet membuat tubuh ketua kurcaci topi rumbai seakan tersedot.Leher kecilnya yang keriput kini berada dalam genggaman Sophia!“Uhuukk…” Cekikan itu membuat setengah nafasnya tercekat. Lalu seketika Sophia menjatuhkan tubuh ketua kurcaci ke lantai batu yang dingin.“Waktu terjadi pembantaian rusa tanduk perak, kalian pasti melihat kejadian itu, bukan?!”“Uhukk..iya.” Jawaban itu setengah terbata. Ketua kurcaci bahkan memegang ruas-ruas lehernya sambil terbatuk. Rasanya seperti masih tersedak gumpalan daging. Sophia sama sekali tak mengeluarkan kekuatannya. Jika tidak,
Baca selengkapnya

Bab. 45. Misteri Urat Akar II

Misteri Urat Akar IISunan Zunungga perlahan mendapatkan kembali kesadarannya. Kelopak mata itu mengerjap ringan namun masih terpejam. Sembulan urat akar kebiruan yang tumbuh di pergelangannya tak lagi liar. Lebih tampak normal seolah tak terjadi apapun.Dan saat kedua netra kebiruan itu terbuka, pandangannya tertuju pada beberapa pasang mata yang sedang mengelilingi dan menatapnya serius. Seperti makhluk eksprimen yang berada di bawah pengamatan khusus para pengawas. Sunan Zunungga memanggil mereka lirih.Mereka tak lain adalah Minak Hijau, Tuba Lilin dan Pancah Ungu.“Keke Minak, Keke Tuba, Pancah Ungu? Kau sudah kembali?”Sunan hendak beranjak duduk dengan mengangkat tubuhnya, tetapi bagian kepalanya masih terasa berputar. Hingga membuatnya sedikit oleng.“Tenangkan dulu dirimu, Nanzu. Kau terlalu lama pingsan, makanya kepalamu terasa sedikit pusing.” Pancah Ungu lalu kembali menyalurkan energi ungu pekat melalui tubuhnya membentuk garis-garis energi. Kali ini tujuannya adalah ura
Baca selengkapnya

Bab. 46. Misteri Urat Akar III

Misteri Urat Akar IIIDari kejauhan, pepohonan pinus membentuk gerombolan berwarna lumut tua. Tampak garang jika dibandingkan dengan padang rumput hijau membentang di tengah sabana yang tak terukur. Sementara awan terlihat berarak terang oleh silaunya purnama keperakan. Malam panjang di sudut hutan terpencil.Padang itu seperti tak berujung. Begitu mistis dan misterius. Yang ada hanya keheningan dan angin mengalir perlahan. Bahkan, harumnya bunga-bunga liar yang bergoyang tak sanggup menghalau pikiran-pikiran yang berkecamuk di benak masing-masing Panca Ashokans saat ini. Waktu terasa begitu lama.Sesekali terdengar desau dedaunan rumput yang bergesek. Seperti irama biola dengan petikan nada kesunyian. Sedangkan bulan penuh keperakan hanya bisa menatap dari tempatnya. Entah tersenyum, entah mengejek, entah tertawa, entah tak peduli…Tak ada yang berani mengusik keanggunan itu. Bahkan jika itupun langit tosca yang telah berubah gelap. Masing-masing hanya membiarkan apapun berjalan se
Baca selengkapnya

Bab. 47. Akar Fenix Merah

Akar Fenix MerahTabir kubah magma kembali memayungi hutan ajaib. Malam dingin menjadi saksi sebuah penyatuan energi dengan kekuatan dahsyat. Dari tubuh Sunan Zunungga mengalir kilauan merah seperti lava yang membubung ke angkasa membentuk lukisan fenix merah bercahaya di langit keperakan. Kekuatan energi itu meliuk-liuk di udara seperti aurora yang berpijar. Seekor burung fenix merah mengangkasa di langit perak. Menyatu dalam percikan bulan penuh oleh senandung irama suci.Tekanan energi itu begitu luar biasa hingga membangunkan keempat Ashokans remaja lainnya. Sementara para makhluk penghuni hutan ajaib hanya bisa menyingkir dikarenakan tekanan energi kubah magma yang muncul kali ini sangat berbeda. Kekuatan tertinggi dari energi perlindungan fenix merah yang bahkan dapat dirasakan keberadaannya dari jarak ratusan depa. Sebuah tekanan energi yang tak pernah muncul selama kurun waktu ribuan bahkan jutaan tahun.Akar Fenix Merah!Langit malam seketika berubah menjadi percikan bertab
Baca selengkapnya

Bab. 48. Ratu Violet Saga

Ratu Violet SagaIstana Amethys tampak lengang. Semenjak terjadi penyerangan besar-besaran bangsa Lor terhadap suku kurcaci di dimensi Tredor dan dimensi Kutub Putih sebelumnya. Mengakibatkan terjadi kegoncangan di belahan aliansi galaksi. Ratu Lavender, selaku pemimpin seluruh peri di dimensi Ungu akhirnya memutuskan untuk mengadakan pelatihan spiritual selama beberapa waktu. Pelatihan itu sendiri dilakukan tertutup dalam sebuah kamar crystal. Salah satu ruang rahasia yang terdapat di istana Amethys. Bangunan berciri khas berwarna ungu pucat menjadi dinding pembatas yang mengelilingi seluruh tempat. Di mana, kekuatan natural terasa begitu kental menenangkan dari balik sekat pembatas tersebut. Vibrasi yang memancarkan energi positif tingkat tinggi. Di dimensi Ungu sendiri memiliki beberapa keunikan. Salah satunya, dimensi ini hanya dihuni oleh kaum peri berjenis kelamin perempuan. Ya, benar!Tak ada peri pria di tempat ini. Namun, para peri ungu bukanlah jenis makhluk hermafrodit
Baca selengkapnya

Bab. 49. Hasutan Nek Hanbak

Hasutan Nek HanbakSetelah sekian lama menghilang dan berhasil memulihkan kondisi internal tubuhnya yang terluka. Akhirnya, Nek Hanbak kembali menampakkan diri di Istana Batu, Coral Kastil. Kedatangannya kali ini, tentu saja mengemban tugas khusus dari Manik Coban. Tubuh renta itu terseret perlahan menuju kediaman Sophia. Ada sedikit cemas menerpa relung wanita bungkuk itu, namun, mengingat betapa penting tugas yang dibawanya saat ini, takkan membuat surut langkah seorang Nek Hanbak. Bagaimanapun, dirinya dulu adalah salah seorang ksatria yang tanpa tanding di masanya.“Putri, Nek Hanbak meminta izin untuk menghadap!” Salah satu dayang penjaga istana Coral Kastil memasuki ruangan. Tampak Putri Sophia sedang duduk di salah satu kursi ukir mahoni sembari memegang sebilah pedang berwarna hijau zamrud. Begitu lentiknya, jari-jari itu memanjakan pedang panjang di genggamannya. Menyatu bau dengan campuran minyak duyung selatan dan darah beruang merah yang mengisi setiap guratan halus perm
Baca selengkapnya

Bab. 50. Pohon Pelangi

Pohon PelangiApakah kalian pernah mendengar tentang pohon pelangi? Ya. Pohon itu bernama Pohon Eucalyptus Pelangi. Di sudut tersembunyi dimensi yang terdapat di salah satu bagian hutan Ranting Sembah, tumbuh menjulang di antara rerimbunan jenis pepohonan, eucalyptus pelangi, atau pohon kebijaksanaan. Gradasi warna memancar mulai dari akar pohon hingga pucuk tertingginya. Begitu indah. Setiap tetesan getah berproses membentuk lapisan dan warna secara natural. Pohon ini disebut juga pohon kebijaksanaan karena gradasi warna yang ada melambangkan lapisan-lapisan hakikat. Konon, pohon ini dihuni oleh makhluk mistik bertaring macan tutul berbulu perak. Tetesan getah pertama yang keluar dari permukaan kulit melambangkan esensi dan energi si pohon. Berwarna hijau sebagai wajah kesuburan dan berganti biru sebagai simbol kedamaian dan ketenangan. Kesetiaan yang mengakar dan melindungi setiap makhluk yang bernaung di bawahnya.Setelah beberapa lama, lapisan berikutnya akan mengeluarkan esensi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status