"Mah, aku mau pergi dulu sebentar, ya?" "Ke mana, Tsa?" Mama bertanya dengan menatapku lekat. "Mau lihat rumah. Siapa tahu, orang-orang itu sudah pergi," kataku. Mama manggut-manggut. Sebelah tangannya mengambil obat, lalu dilanjutkan dengan gelas berisikan air minum. "Jangan lama-lama, ya? Ada ataupun tidaknya mereka, kamu cepat-cepat pulang. Mama tidak mau, kamu jadi berubah pikiran kalau lama-lama di sana.""Tidak akan, Mah. Kan, Tsania sudah janji mau ngerawat Mama sampai sembuh." "Makasih," ucap Mama dengan tatapan tulusnya. Aku merangkul tubuh yang sekarang mulai kurus itu. Seminggu dua kali Mama menjalani terapi, tapi hasilnya belum terlihat. Sebelah tangan dan kaki masih tidak bisa digerakkan, dan kalau duduk pun harus ada sandaran. "Yasudah, sekarang Mama istirahat lagi. Kalau butuh apa-apa, Mama bisa panggil Bibi, ya?" kataku, lalu membantu Mama berbaring. Setelah memastikan Mama nyaman dengan posisi tidurnya, aku keluar dari kamar seraya membawa gelas kosong dan na
Read more