Share

Bab 92 Darah Tetaplah Kental

Aku tercengang dengan penuturan Ibu. Aku sama sekali tidak menyangka, jika ia akan merendahkan diri untuk mendapatkan simpati.

Sayangnya, aku tidak termakan dengan omongan ibu mertua. Namun, beda dengan Dania. Ia yang percaya akan ucapan ibunya, langsung menyorotiku tajam, menyangka akulah yang merendahkan ibunya.

"Apa yang kamu katakan pada, Ibu?" tanya Dania kemudian.

Aku mengedikkan bahu depan menarik sudut bibir ke bawah.

"Kau menghina ibuku?!" ujar Dania lagi seraya merangsek mendekatiku, bersiap untuk menyerang.

Mas Rendra yang melihat adiknya mulai tersulut emosi, dia berdiri di depanku, menghalangi tubuhku dengan tubuhnya.

"Tidak ada yang merendahkan Ibu, Dania." Mas Rendra buka suara. "Bu, tolong jangan bicara seolah-olah Tsania merendahkan Ibu," lanjut Mas Rendra dengan tatapan pada ibunya.

"Rendra, apa kamu tidak mendengar ucapan istrimu tadi? Dia menuduh Ibu berencana menguasai harta ayah mertuamu. Apa itu maksudnya bukan merendahkan?" ujar Ibu, memutar balikkan fakt
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status