Setelah puas memandangi foto di ponsel yang dipegang oleh Bi Ida, tubuh Pak Marwan sedikit menyamping. Matanya bergerak menatap Namira yang duduk tepat di belakangnya. “Itu beneran Mas Arhan, Mbak?”“Aku nggak mungkin salah mengenali suamiku sendiri, Pak,” jawab Namira dengan suara pelan serta raut yang sedih. Apakah Pak Marwan tidak percaya kepadanya?Pak Marwan jadi salah tingkah. Ia bukan bermaksud tidak mempercayai ucapan Namira. Namun bersikap waspada dengan nomor baru itu perlu dilakukan. Apalagi Arhan seorang pengusaha, tidak menutup kemungkinan jika ada orang yang ingin menghancurkan laki-laki itu melalui keluarganya.“Kalau Bapak tidak percaya, aku ada bukti lain,” ucap wanita itu yang menerima ponsel dari Bi Ida. Kemudian menunjukkan satu video yang ia terima. “Bapak bisa lihat ini.”Kali ini ponsel pintar itu diterima oleh Pak Marwan. Selama video itu diputar, tidak ada yang berbicara diantara mereka, membiarkan Pak Marwan fokus dan menilainya sendiri.“Ini ….” Tunjuk Pak M
Read more