Arhan segera turun dari kursi dan berjongkok di hadapan anak gadis yang berhasil membuat semua orang di meja itu terkejut. Satu tangannya dengan spontan meraih anak itu untuk lebih mendekat, lantas bertanya, “Kamu lagi nyari ayahmu?”Anak itu menggeleng. Rambut yang tergerai bergelombang bergerak pelan, matanya dengan lekat menatap wajah tampan di depannya. Laki-laki dewasa di hadapannya ini persis seperti yang ada di ponsel ibunya.“Om, kan, ayahku,” jawabnya dengan riang.Laki-laki itu mengernyitkan dahinya, ia tatap dengan menelisik dari atas sampai bawah seraya mencoba mencerna ucapan gadis kecil itu. Ia menikah hanya sekali, anaknya pun hanya satu, dan itu Elio, yang tengah asik memakan cemilan kesukaannya di pangkuan sang ibu.“Aku bukan ayahmu. Kayaknya kamu salah orang, deh,” ujar Arhan seraya tersenyum lembut. Mencoba sebisa mungkin tidak menunjukkan raut menyeramkan supaya anak kecil di depannya tak merasakan ketakutan.“Benar, kok, Om ayahku.” Anak perempuan itu menjawab de
Baca selengkapnya