Satu hari sebelum proses yudisium menimpa mahasiswa tingkat akhir, aku mengabari Orick untuk tidak macam-macam di belakangku. Saat itu, dia hanya membalasnya dengan emotikon tertawa sampai sepuluh totalnya lewat bubble chat.Semenjak Kaila lebih berani untuk menghadapiku, aku mulai was-was kalau dia juga akan se-gencar itu mendekati Orick. Aku tahu cintanya tak selemah anak remaja yang disenggol sekali, hancur sampai ke akar. Aku dan dia punya komitmen dan trik-trik pertahanan dalam negeri untuk menghajar bersama badai di luar. Aku dan dia telah lama mencintai, telah lebih dulu tenggelam, telah lebih awal hancur, dan telah lebih pertama untuk merasakan pahitnya goncangan. Sehingga untuk menerimanya sebagai hadiah kedua kali, aku jelas tahu bagaimana caranya menghindar.Bukannya aku meragukan Orick. Akan tetapi, aku meragu pada wanita gila seperti dia yang bisa menjaga jemarinya agar tak menyentuh milikku. Karena aku paham, jika orang sudah terobsesi oleh napsunya sendiri, dia akan tun
Read more