"Kak?"Nyawaku terasa disendat ketika suara itu memanggilku. Saat aku mengerjap, setetes air mata langsung kusembunyikan sebelum Erin menangkapku dan meledekku dengan embel-embel calon pengantin yang nelangsa."Hm?" dehamku singkat."Cieeeee mau nikah.. cieee mau buka praktek di rumah.. cieee ambil S2. Cie, cie, cie!" Dia tiba-tiba menyerang sisi perutku."Erin, diem! Geli!""Cieeeee!""BU, ERIN NYA NIH AH!""Masa mau nikah masih aduan, hahaha!"Aku mendorong tubuhnya menjauh dariku, yang langsung tertera muka bebeknya membuatku menghela napas. "Udah gede, gausah kayak anak kecil." sambarku. Heran, sudah dewasa, bahkan sekarang dia sedang menjalani masa pkkmb, tapi tingkahnya tidak pernah sadar umur."Jahat! Pokoknya udah nikah ntar aku mau ngikut kakak!""Dih, gaboleh! Dosa!""Mana ada hukumnya dosa! Hukum darimana itu?!""Dari gue!""Cih, gatau diri.""BILANG APA LO?!""HEHEHE, AAAAAA IBU, PADAHAL AKU BERCANDA!" kali ini giliranku menyerang dirinya. Tapi menyebalkannya Erin, dia sen
Read more