"Malika?" Mama menyebut anak dari sahabatnya itu. Wanita yang namanya Mama sebut, menghampiri kami dengan senyum yang merekah indah. Dia menyalami kami semua, tak terkecuali aku. Dengan rasa percaya diri yang tinggi, Malika ikut duduk, meskipun tuan rumah belum mempersilakan. "Tante sama Om, apa kabar?" sapanya dengan sangat ramah. "Alhamdulillah baik. Kamu sendiri apa kabar? Waktu itu Tante pernah denger kamu datang ke sini, deh. Kalau gak salah, dari Raya kayaknya." Mama berucap, lalu melihatku sebentar. "Oh, iya, Tante. Waktu itu aku sengaja datang ke sini untuk nemuin Om sama Tante. Tapi, karena kata Raya enggak ada, aku pulang lagi, deh. Maaf, ya baru bisa datang lagi sekarang. Soalnya aku sibuk, sekarang aku jadi model iklan, Tan." Tanpa disuruh, tanpa ditanya, Malika mengatakan pekerjaan barunya. Mama dan Papa manggut-manggut. Sedangkan kakak iparku, sedikit pun tidak memberikan reaksi. Sebelah tangan Mbak Kinara menyusup ke dalam mukenaku, lalu mencubit pahaku sedikit.
Read more