72Sabtu pagi ini, aku baru menginjakkan kaki di teras toko kue Mama ketika sebuah mobil sedan putih parkir dan membunyikan klakson. Aku terkejut saat menyadari bila itu adalah Mama Anita dan tentu saja putrinya. Aku menghentikan gerakan membuka pintu toko dan menghampiri untuk menyalami mereka. "Ken, kuenya udah siap?" tanya Mama Anita. "Kue apa, Ma? Ada mesan?" Aku balas bertanya karena memang merasa tidak dititipi orderan oleh beliau. "Belum sih. Tapi Mama baru ingat, hari ini diundang ke acara pengajian tetangga. Nggak bawa apa-apa, kan, nggak enak, lumayan bisa buat tambahan suguhan." "Oh, gitu. Ada, Ma. Lagi di-packing, bentar lagi Papa yang anter. Aku ke sini mau bersih-bersih." "Kubantuin," sahut Aleea. "Nggak usah, aku bisa sendiri. Kamu tunggu aja di dalam," tolakku. Aku membalikkan badan dan jalan ke teras, meneruskan membuka pintu toko serta mendorongnya lebar-lebar. Kemudian berpindah ke motor dan membuka ikatan pada keranjang, lalu mengangkut benda plastik biru ke
Baca selengkapnya