Share

Belikan Saya Cilok

74

Dering ponsel di pagi ini membuatku terkejut dan segera merogoh saku jaket jin biru untuk mengambil benda yang terus bergetar dan berbunyi itu. Mataku membulat saat melihat nama pemanggil. Dengan hati deg-degan aku menggeser tanda hijau pada layar sebelum menempelkannya ke telinga kanan.

"Pagi, Mas," sapaku.

"Pagi, Kenzo. Lagi di mana?" tanya orang di seberang telepon.

"Di kampus."

"Selesai kuliah jam berapa?"

"Jam satu."

"Oke, nanti langsung ke studio, ya. Ada yang harus kira bicarakan. Fa kasih tahu biar dampingin kamu."

"Siap!"

"Satu lagi, Ken."

"Ya, Mas?"

"Belikan saya cilok."

Aku spontan tersenyum, kemudian menjawab, "Baik, Mas. Mau satu gerobak?"

"Boleh, sekalian mamangnya dibeli."

Tawaku meledak, demikian pula dengan Mas Benigno. Seusai tertawa beliau menutup sambungan telepon. Aku masih cengengesan sembari memasukkan ponsel ke tempat semula. Suara panggilan Sandy dari depan kelas membuatku tersadar dan segera menghampirinya.

Sepanjang perkuliahan hari ini aku k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status