Sepotong jeruk disodorkan tepat di depan mulut Hana dan ia langsung melahapnya demi menghargai."Sini, Kak. Biar aku sendiri."Tangan Hana mengambil alih buah jeruk yang sudah dikupas kulitnya. Ia sungkan kalau Arsenio menyuapinya. Meski ia tahu lelaki itu sangat perhatian sejak awal, tetap saja, ia tak bisa bermanja dengannya. "Kenapa tak ke RS Mutiara saja, sih? Biar aku gampang tengokin kamu. Aku standby dari pagi sampai sore di sana. Jadi pas istirahat, aku bisa curi-curi waktu untuk jengukin kamu.""Waktu itu aku pingsan, aku tidak bisa milih, Kak. Lagipula kalau bisa pilih, aku memilih pulang ke rumah, bukan di RS. Di sini sungguh membosankan, tidak bisa lakukan apapun. Malah merepotkan orang lain.""Sampai separah itu? Pingsan? Laki-laki itu yang membawamu ke sini?"Arsenio sudah tahu banyak hal yang selama ini dirahasiakan Hana. Mulai dari Hana bekerja dengan Mahendra, test DNA yang dilakukan Kai untuk membuktikan siapa ayah biologisnya, sampai hak asuh yang ditawarkan pengaca
Baca selengkapnya