Share

Bab 39B

Tengah malam. Hana mencoba membuka mata yang masih terasa berat. Dingin dari pendingin ruangan membuatnya nyaman hingga tak tahu sejak kapan ia terlelap. Tahu-tahu sekarang ia terbangun, merasakan tangan kanannya menghangat. Hana menoleh ke sisi kanan dan menemukan sebuah kepala yang menumpang bagian sisi kasurnya.

Mahendra yang menutup mata dengan tangan kanan menggenggam erat tangannya. Pantas saja Hana merasa ada yang hangat di bagian itu. Wanita tersebut mencoba menggerakkan tubuh dengan pelan agar tidak membangunkan Mahendra. Tangan kiri yang masih tersambung dengan selang infus mulai diarahkan ke wajah maskulin pria yang sudah terlelap. Sentuhan lembut ke arah dahi sampai ke pipi dan hidung bangir pria tersebut. Lembut dan penuh perasaan.

Sekilas Hana melengkungkan bibir dengan hati yang sejuk. Wajah pria yang selalu menggodanya itu sanggup mencairkan hati yang sudah lama membeku. Ia bisa menerima kehadiran Mahendra sekarang sedikit demi sedikit. Pintu maaf itu a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status