Share

Bab 40B

Author: Herlina Teddy
last update Last Updated: 2022-12-13 06:55:27

Pria yang sedang mengemudikan mobil dapat membaca ekspresi kebingungan Hana. Wanita itu sedari tadi menoleh ke belakang jok penumpang, seperti sedang mencari sesuatu.

"Bunga Lily yang tadi aku taruh ke plastik merah, ke mana, ya?"

"Bunga?" Pria itu menggaruk kepala yang tiba-tiba gatal, berpura-pura tidak mengerti bunga yang dimaksud.

"Bunga dari Kak Jonathan. Perasaan tadi aku lihat kamu bawa sama tas hitamnya kamu, kan?"

Sesekali Hana masih menoleh ke belakang, memastikan keberadaan benda tersebut. Mula dirinya yang menenteng plastik merah, tetapi Mahendra menawarkan diri untuk membantu membawakannya.

"Iya, tadi aku yang bawa dan aku taruh di belakang. Kok, bisa nggak ada, ya?"

Pintar sekali ia berakting. Padahal, sebenarnya bunga itu sudah ia buang di tong sampah pada saat mereka menuju ke parkiran. Ia merasa beruntung melintasi tempat sampah, dengan cekatan plastik merah tersebut dimasukkan ke sana tanpa sepengetahuan Hana. Mahendra tak suka wanitanya menerima barang orang lain, apalagi benda itu adalah bunga.

Berdecak keras, raut wajah penuh kejengkelan terlukis di wajah wanita yang menyandarkan kepala, tiba-tiba ia merasa sedikit pusing.

"Hei, jangan cemberut gitu, nanti aku kasih yang baru. Kamu mau berapa tangkai? Sepuluh? Seratus?"

"Bukan masalah baru atau gimana. Masa pemberian orang aku hilangi, padahal belum sempat aku ...."

"Lagipula laki-laki itu kok bisa tahu bunga kesukaanmu? Memangnya kalian berteman sudah lama? Sejak kapan? Teman apa sih? SMA? Atau?"

"Aku juga tidak begitu ingat. Kata mama, kita temanan pas kita masih kecil dan dulu kita tuh tetanggaan. Tapi aku lupa wajahnya gimana dulu."

Lelaki itu tak menyahutinya lagi, bayangan wajah Jonathan direkam dalam ingatannya. Dia tak suka dengan tatapan dan senyuman Nathan yang terkesan tak ikhlas.

***

"Mama sudah pulang?"

Kai berhamburan memeluk dan mencium pipi Hana ketika ibu membuka pintu setelah mendengar ketukan dari luar. Mahendra yang ikut masuk pun meletakkan barang bawaan dan obat dari dokter di atas meja. Lalu, tanpa dipersilakan, ia pun duduk setelah menyapa ibu.

Mata Hana tertuju pada mainan Lego yang sedikit berserakan di lantai setelah mengurai pelukan Kai.

"Mainan dari siapa?" Sorot mata langsung tertuju pada paket pemberian Mahendra yang diletakkan di sudut rumah.

"Kenapa dibuka paketnya, Nak? Ini ...."

"Nenek yang buka, Ma. Katanya ini dari Om Hendra buat Kai. Kalau itu punya Mama, tapi tidak Kai buka, kok." Telunjuk kecil itu menunjuk ke salah satu paket yang masih ada di sudut sana.

"Tapi, Nak ...."

Hana menemui kedua mata Mahendra yang kedua alisnya sudah terangkat bersamaan. Lalu, pria itu melengkungkan bibir saat ibu menarik tangan putrinya masuk ke kamar.

"Tidak ada salahnya Kai mendapatkan apa yang menjadi hak dari papanya. Ibu sudah tahu, paket-paket itu dari Nak Hendra."

"Tapi, Bu ...."

"Marah dan kesal, boleh. Asal kita tahu cara memaafkan. Jangan terus simpan rasa itu terlalu lama di sini dan membiarkannya membusuk."

Ibu meletakkan jari telunjuk ke dada Hana.

"Maksud Ibu, Hana harus menerima kehadiran pria yang sudah pernah mencampakkan Hana dan Kai?"

"Bukan itu maksud Ibu. Cobalah membuka pintu maaf untuk dia. Walau kalian tidak bersama, setidaknya ikatan ayah dan anak itu harus tetap terjalin. Ibu juga tidak bilang kalian harus hidup bersama. Kamu mau jaga jarak, ya, silakan. Tapi kamu tidak bisa merenggangkan hubungan Kai dan papanya. Dalam nadi Kai ada darah Nak Hendra yang mengalir di sana. Hubungan kalian di masa lalu janganlah jadi penghalang Kai untuk mendapatkan hak kebahagiaannya. Kasihan anak itu tanpa sosok papa."

"Tapi, Bu ...." Hana berusaha mengelak.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Langit
kok apa ini??
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • 7 TAHUN SETELAH MENJANDA   Bab 40C

    "Beruntung Nak Hendra masih punya itikad baik, datang dan mau bertanggungjawab atas Kai. Biarkan dia melakukannya dan jangan kamu menghalanginya lagi.""Ibu tak tahu kalau dia mau merebut Kai dari kita?"Menatap lekat sambil tersenyum tipis, wanita senja itu tak menjawab langsung. Naluri seorang ibu mencuat, ia dapat memahami bagaimana Hana ingin memberi perlindungan kepada anaknya."Tapi Ibu tidak melihat sifat jahat itu ada di hati Nak Hendra. Ibu bisa lihat ketulusannya mengayomi kalian. Coba kamu pikir bagaimana kalau tidak ada dia ketika Kai membutuhkan donor darah? Siapa yang akan peduli ketika kamu pingsan kemarin?"Wanita cantik itu menganjur napas dalam dan membalas kontak mata ibu. Kebencian dan kejengkelan yang selama ini dipupuk untuk pria tersebut telah membuatnya buta akan ketulusan yang pernah Mahendra lakukan. Ia tumbuh menjadi wanita pendendam. Kini, semua perkataan ibu seolah membuka mata hatinya. Jujur, menyimpan dendam tanpa ia

    Last Updated : 2022-12-14
  • 7 TAHUN SETELAH MENJANDA   Bab 41A

    "Apa aku boleh jujur kepada Kai sekarang?""Tidak!" pekik Hana dengan mengepal tangan yang diletakkan di atas meja. Napas memburu, mata mulai mengembun. Dia belum mau Kai mengetahuinya sekarang. Entah mengapa, dia pun tak tahu. Si wanita masih belum rela dan ikhlas.Suasana menjadi dingin meski sayur asam di dalam panci masih mengepulkan asap. Keempat jantung mereka berdebar akibat pekikan spontan Hana. Kai pun sempat tersentak seperti tersengat listrik. Dia belum pernah melihat mamanya berteriak sebelumnya."Han, menurut ibu ...."Ibu mencoba menguasai diri untuk tidak mencampuri urusan mereka, pun akhirnya bersuara. Tangan ibu yang dihiasi beberapa goresan keriput pun menggenggam kepalan tangannya. Niat ibu menenangkan putrinya agar Hana bisa berpikir waras dan menggunakan logika.Wanita lima puluh tahun itu berharap petuahnya tadi berbuah hasil, Hana bisa meluluhkan batu dendam dan kebencian yang menumpuk di dada. Namun, sepertinya Han

    Last Updated : 2022-12-15
  • 7 TAHUN SETELAH MENJANDA   Bab 41B

    Pria itu mengajak duduk di stand es krim dan mulai membuka tutup wadah. Masing-masing dari mereka memegang satu sendok. Yang paling antusias tentu saja bocah enam tahun tersebut. Wajah yang berpendar bak bulan purnama tak lepas sejak kakinya menjejaki tempat mewah tersebut.Sesekali pria itu menyuapi Kai dan Hana. Bedanya, setiap suapan untuk Hana selalu ditolak.Tadi di rumah, setelah menguasai diri di kamar, Hana terbujuk oleh anjuran ibu tentang ketersediaan hati Hana, membiarkan Kai tahu siapa dan di mana papanya berada sekarang. Ibu pun menyarankan agar mereka membawa Kai ke tempat yang dapat menyenangkan hati saat akan mengutarakan hal yang sebenarnya. Buatlah mood anak itu senang dan nyaman agar dia bisa menerima kenyataan yang ada. Ah, ibu memang penuh dengan pertimbangan dan terlihat bijaksana di mata Hana."Apa kamu senang, Kai?" Sang papa membuka pembicaraan setelah menyadari sikap dingin yang ditunjukkan Hana. Bahkan, wanita itu pun e

    Last Updated : 2022-12-16
  • 7 TAHUN SETELAH MENJANDA   Bab 41C

    Ucapan Hana terjeda, hatinya terasa ngilu ketika akhirnya menyadari kalau dia akan menelan ludah sendiri yang telah dibuang ke lantai. Dia pernah berkata pada Mahendra kalau tak akan pernah memberitahukan Kai soal keberadaan papanya. Lantaran baginya, papa Kai sudah lama mati dan berjanji tidak akan mengungkit namanya lagi.Namun, siapa sangka setelah terbujuk, dia pun mulai membuka hati dan legowo membiarkan Kai tahu siapa penabur benih di rahim dan melahirkannya.Helaan napas Mahendra pun terdengar samar-samar. Tak ingin mengambil alih berbicara, dia yakin Hana tahu bagaimana cara menghadapi putranya. Memilih diam, itu langkah yang paling tepat, menurutnya.Membuang napas pelan, Hana memejamkan mata. Lalu, butuh beberapa detik akhirnya dia membesarkan hati untuk melanjutkan kalimat yang terjeda."Mama tidak akan mencuri kebahagiaanmu demi mempertahankan ego Mama."Kai mangut meski tak mengerti kalimat itu lalu melempar pandangan ke Mahe

    Last Updated : 2022-12-17
  • 7 TAHUN SETELAH MENJANDA   Bab 42A

    "Kamu tahu hari yang paling membahagiakan aku adalah di mana aku dipanggil papa sama Kai tadi."Tanpa ditanya, Mahendra mencurahkan isi hatinya. Ia tak bisa menyembunyikan bunga-bunga yang sedang bermekaran di hatinya. Jujur, ia ingin membagikan rasa itu, hanya bersama ibu dari putranya.Tak menggubrisnya, Hana membuang pandangan ke luar restoran berlogo manggok besar di mana mereka berada sekarang. "Hei, Cantik." Pria itu mencolek hidung sehingga tubuh Hana tersentak kaget terkena serangan dadakan."Apaan, sih?" Berpura-pura kesal, padahal dalam hati Hana serasa dihinggapi beribu-ribu kupu-kupu. Malu-malu tapi suka dengan sikap Mahendra saat menggodanya."Aku lagi ngomong, kamu dengar nggak?"Menaikkan kedua bahu, Wanita berambut gelombang itu mendengar tetapi kesannya masa bod-0h dengan apa yang dirasakan pria bergelar papa."Pa, aku mau ayam itu." Kai yang mendadak lengket kayak perangko dengan Mahendra, menunjuk aya

    Last Updated : 2022-12-18
  • 7 TAHUN SETELAH MENJANDA   Bab 42B

    Tanpa sungkan, dia meraih lagi tangan yang ada di atas pangkuan. Menggenggam erat dan mentransfer energi cinta, berharap Hana bisa mencicipi kesungguhan dan ketulusannya. Ia juga berharap kobaran api masa lalu segera dipadamkan dari relung hati. Berbicara dari hati ke hati dan mengendalikan emosi, mungkin itu cara yang dewasa untuk disikapi. Mengambil tangan Hanami seperti itu menghadirkan perasaan aneh di dada. Ini pertama kalinya Mahendra berani menggenggam tangan sejak tujuh tahun berlalu. Begitu pula Hana, merasakan ada yang berbeda, entah mengapa dia juga menikmati kekar tangan membungkus tangan kurus, menimbulkan sensasi hangat baik di sebongkah hati maupun seluruh tubuh."Aku siap jadi penopangmu. Kesulitan, kesusahan dan kesedihan yang kamu rasa tumpahkan saja kepadaku. Aku datang untukmu dan aku berjanji tidak akan pergi lagi." Harapan demi harapan pun dibeberkan, Mahendra menyesal dan ingin memperbaiki semuanya."Jangan lebay, Dra."

    Last Updated : 2022-12-19
  • 7 TAHUN SETELAH MENJANDA   Bab 42C

    "Ada kalanya kisah lampau tak perlu diungkit-ungkit apalagi disesali. Namun, ada saatnya kita menganggap masa lalu adalah pelajaran berharga yang tak akan mungkin bisa diulangi. Walau ada setetes masa lalu yang pahit dalam perjalanan kita dulu, kamu jangan pernah lupakan ada banyak kisah masa lalu kita yang sudah membuat kita tertawa, tersenyum dan bahagia. Jangan kamu abaikan kenangan indah itu."Mahendra berkali-kali rela menurunkan level ego saat sedang menghadapi wanita tersebut. Lelaki dewasa itu terus berusaha mendapatkan maaf dan merebut hati Hana yang masih sangat dicintainya. bahkan kadar cintanya semakin bertambah ketika melihat buah cinta mereka menjelma menjadi Kaindra."Pa, apa nanti Papa tinggal bersama kita? Papa tidak pergi lagi, kan?"Mendengar pertanyaan itu, Hana menegakkan tubuh tetapi membiarkan tautan tangan mereka semakin erat. Lalu, kedua orang dewasa itu saling memandang. Entah jawaban apa yang akan diberikan kepadanya. Permasalaha

    Last Updated : 2022-12-20
  • 7 TAHUN SETELAH MENJANDA   Bab 43A

    Menatap langit-langit kamar yang penuh bercak bekas bocor kala musim hujan tiba, Hana merebahkan diri. Di atas sana tiba-tiba ia melihat ada bayangan Mahendra yang sedang menampilkan senyuman menawan. Tak sadar wanita berkaos oblong merah pun membalas senyuman dengan perasaan yang ia sendiri tak tahu apa namanya. Otaknya mulai memutar kejadian tadi saat di parkiran mall yang beberapa kali membuat Hana harus menahan napas dan meredamkan jantung yang terus bertalu."Sejak kapan kamu jadi perokok? Setahuku kamu ...."Setelah sampai di parkiran, Mahendra mengambil sebatang rokok dari kotak putih. Menyalakan api lalu dia mulai meletakkannya ke mulut. Menghisapnya dalam-dalam lalu mencapit batang itu menjauhi bibir. Bersamaan itu pula, dia mengembuskan napas perlahan sehingga terbentuk kepulan asap melayang di udara."Sejak ditinggal menghilangnya kamu," jawabnya bersandar di belakang mobil seraya menoleh ke arah Hana yang tiba-tiba keluar dari mobil s

    Last Updated : 2022-12-21

Latest chapter

  • 7 TAHUN SETELAH MENJANDA   S2 Bab 26C

    "Han! Hana!"Teriakan itu mengalihkan perhatian Hana dan Mahendra ke arah pintu. Kaki mereka maju sampai di depan pintu dan mendapatkan Clarisa yang baru pulang, entah dari mana. Namun, tak lama Mommy menarik tangannya seakan memaksa untuk mengikuti langkahnya. Ada satu pria yang berkacamata hitam, tak asing bagi mereka, pun ikut serta mereka keluar dari pagar."Kayak kenal laki-laki itu, siapa, ya?"Jari Hana menunjuk ke arah mereka sambil berusaha memeras otaknya untuk mengingat."Jonathan.""Jonathan?" Hana masih menerka alasan pria itu datang ke rumah. Siapa yang mau ditemuinya?"Jonathan itu sepupu aku, tapi jauh banget. Anaknya sepupu Mommy. Mommy dan mamanya sepupu tiri. Jadi hubungannya agak jauh, beda kakek.""Terus, dia ke sini, mau ngapain? Cari kamu? Lalu, ngapain dia ikut mereka keluar juga?"Sambil bersandar di dinding, Mahendra tersenyum geli dan mengerti arti dari sikap yang Mommy lakukan barusan. Beliau sengaja mengajak Clarisa ikut dengannya agar memberi ruang dan w

  • 7 TAHUN SETELAH MENJANDA   S2 Bab 26B

    "Aku bisa siapin sendiri, Mas. Kamu tidur lagi, deh. Besok kamu, kan, mau ke kantor. Aku nggak mau dengar dari Aldo kalau kamu tidur di sofa saat jam kerja."Pria itu berdecak dan langsung duduk di samping istri yang sedang bersandar di sofa kamar. Dia tersenyum kala memandang bayi mungil yang sedang menutup mata sambil mengisap susu. "Lahap banget." Dia menoel pipi mulus dan gembul itu dan enggan menanggapi omelan istrinya."Mas, tidur sana, aku bisa, kok.""Nggak apa-apa, Sayang."Sekilas dia mencium pelipis Hana lalu melanjutkan ucapannya. "Aku ingin merasakan menjadi ayah yang siap begadang. Hal yang tidak pernah aku alami saat Kai masih bayi.""Tapi kalau besok kamu ....""Tidak masalah kalau aku curi waktu untuk istirahat bentar di kantor. Tidak ada yang bisa mengatur termasuk Aldo. Aku bos di perusahaanku. Siapa yang berani pecat aku? Irma? Atau Aldo?""Tapi dengan kamu tidur di saat jam kantor

  • 7 TAHUN SETELAH MENJANDA   S2 Bab 26A

    "Kenapa? Nyeri lagi?""Aneh, nih. Sakitnya sudah mulai rutin dan jaraknya berdekatan. Prediksiku ini sudah mulai pembukaan.""Kita ke rumah sakit, ya?""Apa nggak tunggu sampe ...."Belum selesai berucap, Hana mengelus perutnya sambil menahan sakit."Tunggu? Sudah semakin intens gini, masih mau nunggu? Nggak, ayo sekarang aku antar ke rumah sakit. Kelahiran anak kedua biasanya lebih cepat dari anak pertama."Tak menunggu lama, Mahendra mengganti pakaian dan membawa tas keperluan Hana dan calon bayi yang sudah disiapkan jika sewaktu-waktu harus bergegas ke rumah sakit. Sementara Hana tidak mengganti baju karena sudah mengenakan daster."Aku mau proses kelahirannya normal, ya, Mas."Hana masih sempat me-request saat sudah duduk di jok depan, samping Mahendra. Sebelum menginjak pegal gas, sang suami menoleh dan mengelus pucuk kepalanya."Iya, mudah-mudahan bisa. Kita dengar apa kata Dokter Rissa saja. Beli

  • 7 TAHUN SETELAH MENJANDA   S2 Bab 25B

    "Ini kamu minum dulu, dong, Sayang. Pembukuan beginian semestinya Luna aja yang mengerjakan. Kamu harusnya istirahat yang cukup. Apalagi tadi malam, katanya nggak bisa tidur pulas karena punggungnya sakit."Segelas cangkir berisi susu hangat khusus untuk ibu hamil diletakkan di atas meja kamar. Hana tak menyadari kedatangan suaminya ke kamar karena terlalu fokus dengan laptop. Sejak pulang liburan dari Hongkong, mereka beraktifitas seperti biasa. Mahendra ke kantor dan Hana ke toko bakery. Tidak ada drama pulang telat, Mahendra selalu menjemput istrinya sesudah jam magrib. Lalu, mereka akan pulang bersama dan ibu tetap tinggal di ruko. Percuma terus mengajaknya untuk tinggal bersama, beliau akan tetap menolak dengan alasan yang sama."Ibu lebih nyaman tinggal di sini bersama Luna dan Sinta."Kalau sudah begitu, anak dan menantunya hanya bisa menghela napas pasrah. Namun, keadaan ibu tetap dipantau dari kamera pemindai yang dihubungkan dengan pons

  • 7 TAHUN SETELAH MENJANDA   S2 Bab 25A

    Bab 25Pesawat Airbus Garuda Indonesia mendarat dengan selamat di aspal Bandara Udara Internasional Hong Kong jam tujuh lewat dua puluh pagi hari. Waktu Jakarta dengan negara tersebut hanya berbeda satu jam lebih lambat.Mereka keluar dari pesawat menuju ke ruang pengambilan bagasi dan butuh waktu kurang lebih satu jam. Di sana mereka melakukan registrasi ulang dengan mengisi formulir. Setelahnya, mereka menggunakan transportasi MRT menuju Disneyland Resort Line dengan jarak kurang lebih 12.7KM. Tujuan pertama mereka adalah check in Hong Kong Disneyland Hotel yang sudah di-booking seminggu yang lalu di Jakarta. Lantaran belum jam 12, mereka tak bisa masuk ke kamar, koper dititipkan ke hotel.Di kota Lantau, Hong Kong Disneyland Hotel berada di tepi laut. Pemandangan itu sangat menenangkan hati. Hari kedua, mereka akan mengunjungi pantai itu, rencananya. Dengan antusias yang semakin menggebu, mereka berkendara berjarak empat menit menuju Hong Kong Disn

  • 7 TAHUN SETELAH MENJANDA   S2 Bab 24C

    "Aku sudah tanya dokter Rissa."Hana semakin melebarkan pupil mata ketika apa yang menjadi bahan pertanyaan di kepala sudah dijawab suaminya."Jangan kaget, aku nemu pertanyaan itu di bola matamu. Mata itu seolah berbicara denganku.""Lalu, apa lagi pertanyaan yang ada di mataku? Buktikan kalau kamu memang lihai membaca pertanyaan di mataku."Hana sengaja melotot agar suaminya bisa leluasa melihat kedalaman matanya. Tidak ada pertanyaan lain lagi, Hana hanya ingin mengetes apa jawaban suaminya.Pria itu tak langsung menyahut. Kedua matanya memicing, pura-pura fokus mencari pertanyaan di sana. Dia mengambil dagu dengan tangan kanan lalu menggeser tepat di depan wajahnya."Yang kulihat tidak apa pertanyaan apa-apa di sana, tetapi ada sebuah perintah."Hana yang tak bisa meredam gejolak yang bergemuruh di dada, pun melipat dahinya. Jarak wajah mereka tinggal satu jengkal. Itu yang membuat Hana hampir lupa cara bernapas yang

  • 7 TAHUN SETELAH MENJANDA   S2 Bab 24B

    Mahendra berucap setelah cangkir putih sedikit menjauhi mulutnya. Beberapa detik kemudian, dia meneguk lagi hingga minuman itu kandas."Kamu bisa andalkan aku tanpa menyewa mereka. Aku selalu siap ada untuk mereka. Kamu tak lupa, kan, tujuh tahun aku pernah menjadi —""Ya, ya. Jangan kamu lanjutkan, aku tak suka. Tapi saranku jangan menyalahgunakan niat baikmu yang dulu-dulu. Mereka ada aku sekarang. Aku tidak akan segan bertarung kepadamu jika —""Jika kamu tak ingin aku merebut Hana, maka perjuangkanlah. Jika sedikit saja kamu lengah, siapkan diri untuk merasakan kehilangannya."Entah bagaimana mereka ini. Padahal, Arsenio sudah sepakat untuk mengundurkan diri dan berhenti berjuang mengambil hati Hana. Namun, di sesi lain, dia akan kembali merebut jika Mahendra lengah dan gagal membuat Hana bahagia.Hal itu membuat Mahendra harus tetap waspada. Meski iya, sekarang seutuhnya raga Hana telah digenggam, tetapi tidak menutup kemungkinan wan

  • 7 TAHUN SETELAH MENJANDA   S2 Bab 24A (Extra part)

    "Time is money, Bro. Kuharap kamu bisa menghargai waktu."Seperti biasa, nada bicara ketus Mahendra terdengar, tetapi tidak membuat Arsen kaget. Dia sudah sering mendapati mata sinis, sikap dingin dan aura tak suka darinya.Percakapan mereka terjeda ketika seorang pelayan mengantar menu. Arsenio memesan cappunico panas. Lalu, orang itu pergi meninggalkan meja."Ada apa kamu memanggilku?"Tak ingin mengatakan alasan keterlambatan karena mengurusi pasiennya, Arsen langsung ke permasalahannya. Dia sedikit heran dengan isi pesan Mahendra di aplikasi hijau yang dikirim tadi pagi. "Apa ada waktu hari ini? Temui aku di kafe cinta rasa jam 1 siang nanti."Kendati belum tentu Arsen menyetujui janji temu itu, isi pesannya terkesan mengharuskan."Tentang istriku, Hana.""Ya. Ada apa?"Dalam beberapa detik keheningan itu tercipta dan mereka saling melempar pandang. Namun, sedikit berbeda sinar mata yang diberikan

  • 7 TAHUN SETELAH MENJANDA   S2 Bab 23C

    Suara yang menggebu-gebu membuat Hana takut. Dia belum paham sepenuhnya, tetapi mencoba mengerti ucapan itu. Dia menarik kesimpulan sendiri jika Nadhira adalah penggemar suaminya, tetapi sejak kapan? Selama bersama Mahendra, dia belum pernah merasa mendapat saingan kecuali Elena."Andai kau mati, akulah yang akan mengganti posisimu!"Di akhir kalimat itu, Nadhira tertawa terbahak-bahak, menggelegar ruangan sempit itu. Wanita itu meronta saat tubuhnya ditahan untuk maju. Dia ingin meraih dan menjambak rambut Hana lagi seperti saat di dapur tempo lalu. Melihat situasi tak memungkinkan, petugas menarik paksa tubuh tersangka dengan sigap. "Maaf, Bapak Ibu."Petugas memberi isyarat agar mereka boleh keluar dan tersangka akan dikembalikan ke sel karena situasi mulai kacau. Mahendra mengangguk paham dan segera membawa Hana keluar dari sana."Kau memang pantas mati, aku pasti akan senang sekali."Samar-samar terdengar lagi kicauan Nadhira yang diakhiri dengan tawaan yang sangat menakutkan."

DMCA.com Protection Status