Merasa diinterogasi, Hana pun akhirnya menoleh. Ia tak suka ada yang bertanya soal dengan siapa dia berteman. Apalagi orang itu Mahendra. Ada urusan apa dia ingin mengetahui semua temannya? Suami bukan, saudara bukan, pacar juga bukan, dia hanya mantan sekarang. Terlebih sekarang, pria itu adalah orang yang paling menyebalkan di matanya."Bukan urusan kamu, Dra."Dia pun melanjutkan langkah ketika pintu lift di depannya terbuka. Di sore itu, pengunjung rumah sakit termasuk sepi, jadi yang antri di depan lift hanya Hanami dan Mahendra saja. Melihat Hana masuk, Mahendra pun mengikutinya."Hei, kamu itu ibu dari putraku. Tentu saja, semua tentangmu adalah urusanku. Jadi aku berhak tahu dengan siapa kamu ....""Stop, Dra. Harus berapa kali aku bilang, jangan mengusik hidupku. Aku mau hidup tenang. Dan lagian hubungan kita sudah lama usai. Jadi kita tidak ada hubungan apa-apa lagi. Kamu jangan memaksa aku untuk bersikap atau berucap kasar kepadamu. Kesabaranku ada ba
Baca selengkapnya