“Tega kamu sama aku ya, Mbak!” Ayu menangis tersedu-sedu dengan ponsel di dadanya. Tangisannya terdengar menyayat hati.Aku yang baru masuk kamar setelah memastikan Ummi Maimunah beristirahat malam dengan nyaman terkejut melihat kondisi sahabatku. Buru-buru kupeluk dia. Tangisan sahabatku makin menjadi dalam pelukanku.“Mbakku tega sekali sama aku, La, huhuhu ….”Aku mengusap-usap lengannya. Apakah kakaknya masih memaksa Ayu untuk menikah dengan Juragan Joko atau ada masalah lain, aku tak berani menebak. Sepertinya masalahnya serius, tangisan ini lebih menyayat dari tangisan dia saat tahu orang tuanya terjerat rentenir.“Pantesan Bapak Ibu sampai terlibat sama rentenir, ternyata uangku dipakai sama Mbak Dena. Aku tuh percaya banget sama dia, tapi kenapa dia tega ngekhinatin kepercayaanku huhuhu ….”Kudengarkan curhatan sahabatku tanpa menjawab. Saat ini dia sedang membutuhkan telinga untuk mendengar. Hanya tanganku yang terus mengusap punggungnya pelan, menyatakan dukungan. Kuambilkan
Baca selengkapnya