“Salam hormat dari kami, Tuan Prabu. Kami utusan dari Mongol, di bawah perintah Temur Oljeythu cucu dari Kublai Khan,” ujar seorang lelaki dengan kepala ditutup topi dari kulit harimau. “Selamat datang, Tuan-tuan sekalian, aku sama sekali tidak menduga utusan dari Mongol akan datang secepat ini disaat aku masih berkabung,” jawab Danur Seta dari singgasana emasnya. “Kami paham dengan keadaan Tuan Prabu, tapi berkabung terlalu lama juga tidak baik, bukan? Kerajaan tuan tetaplah butuh seorang penerus.” “Maafkan kelancanganku, Tuan, tapi Tuan Prabu Danur Seta memiliki pertimbangan sendiri hingga harus berkabung dalam waktu yang lama. Sebagai maha patih, aku mewakilinya di sini,” sahut Aji Sata. “Begitu. Justru kedatangan kami secara resmi untuk menghilangkan kesedihan di hati, serta beberapa buah tangan dari Kaisar Temur untuk Tuan Prabu.” “Apa yang Tuan Yesun bawa sebagai hadiah? Tentu kami merasa berterima kasih atas kebaikan hati Kaisar Temur.” Lelaki dengan perawakan tinggi bes
Baca selengkapnya