Share

Utusan Dari Mongol

Usai memandikan dan membersihkan tubuh Pangeran, Gandari berusaha menyuapkan makanan pada putra bungsu Danur Seta. Asmarandana yang masih merajuk karena perubahan air muka bibi yang merawatnya tadi menjadi kejam sepulang dari berjalan di luar keraton.

Penyihir itu menarik napas dalam sembari berusaha tenang untuk mengatur gejolak emosi di batinnya. Ia yang menikmati pembataian di tengah keramaian tadi seolah memberi minum pada ular-ular yang kehausan akan dendam dirinya.

“Bibi janji lain kali tidak akan memasang wajah kejam lagi pada Pangeran. Tadi bibi hanya ketakutan.” Yang dibujuk masih memajukan bibirnya beberapa senti.

“Lalu bibi harus bagaimana supaya pangeran tidak marah lagi?” Penuh kasih sayang wanita itu membelai kepala Asmarandana.

“Apa mau dimasakkan sesuatu yang manis?” Asmarandana masih menggeleng.

“Atau pangeran mau apa?”

“Bibi temani aku tidur. Jangan tidur di kamar sebelah lagi. Setiap malam aku ketakutan tidur sendiri, ya.”

Gandari menanggapi permintaan Asmar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status