“Ibu pulang, ya. Sudah jam 8 malam lebih, apalagi ibu ke sini nyetir seorang diri. Kapan-kapan Ibu akan ke sini lagi,” pamit Ibu dengan menunjukkan jam di ponselnya. Aku mengangguk, rasanya ingin sekali menahan lebih lama, tapi kasihan ibu semakin lama, jalanan makin gelap juga sepi pengendara. “Ibu pamit, ya. Nanti sesampai kamar ini makanan semua langsung dimakan bersama, ya! Ibu harus segera pulang, assalamualaikum!“ Pamitnya langsung bangkit dan menyalamiku. Aku menatap ibu yang berjalan dengan sedikit tergesa, aku sangat tahu, ibu paling takut dengan kegelapan. Kasihan. Sudah seharusnya aku lekas menikah agar ibu tidak kerepotan ke sini hanya menjengukku seorang. *** POV AUTHOR. Mobil yang ditumpangi Tante Yanti melaju membelah jalan raya yang lumayan sepi, ia pun memelankan lalu kendaraannya dan ingin lebih berhati-hati, apalagi sesama pengendara mobil pun ngebut-ngebut. Itu mampu membuat Tante bergidik ngeri. Di jalan pun dia sibuk dengan pikiran yang berkelana memikirka
Baca selengkapnya