All Chapters of Kubalas Kekejaman Mertua Dan Suami : Chapter 1 - Chapter 10

195 Chapters

Bab 1. Oleh-oleh bayi?

“Buka pintunya, Perempuan mandul!“ teriak Ibu mertuaku dari luar.Sejenak aku memejamkan kedua mata ini mendengar ungkapan yang begitu menusuk hati.Kuatur napas ini naik turun. Setelah terasa netral gegas aku tinggalkan aktivitas dari mencuci dan langsung berlari menuju ke pintu yang masih terkunci. Tiga hari yang lalu, suamiku dan Ibu Mertua pergi ke Depok tanpa mengajakku. Katanya saudara yang aku tidak tahu ada yang sakit.Dengan langkah tergopoh-gopoh aku berjalan keluar dengan sesekali tangan ini meraih baju daster yang aku pakai untuk mengeringkan kedua tangan ini.Kubuka pintu dengan sangat cepat, aku tahu sedikit terlambat saja, Ibu mertuaku pasti akan mengamuk yang tidak karuan.Mataku membulat sempurna tatkala melihat pemandangan yang berbeda di depan pintu, Bu Mertua dengan muka masam sedang menatapku sembari menggendong seorang bayi dan lalu dengan cepat kualihkan pandanganku ke mas Pram yang nampak cuek sedang menenteng tas besar yang menurutku tas asing.Kupandanginya m
Read more

Bab 2. Perjalanan ke Depok yang sebenarnya

POV Pram.Perasaanku mulai tidak tenang, tidak seperti sebelumnya. Tentu saja setelah aku pergi dari Depok bersama Ibu. Di sana aku menemui Clara mantan pacarku yang sebelumnya telah menghubungiku untuk meminta tolong merawat bayinya. Yang katanya itu bayi adalah anakku.Sebelumnya aku mencoba menjelaskan dengan sangat pelan dan hati-hati ke Ibu. Aku berkata bahwa yang tidak sengaja bertemu dan pernah melakukan hubungan terlarang saat pergi keluar kota dengan mantanku dan ternyata membuahkan hasil. Kukira respon Ibu akan memarahiku dan mengucapkan sumpah serapah, ternyata itu hanya perkiraanku saja. Ibuku malah yang berantusias untuk segera ke Depok dan menemui Clara juga bayinya.Sekarang aku harus tetap menjaga hati ini untuk tetap mencintai Sherly meskipun sedikit kecewa, apalagi membayangkan betapa capeknya harus bolak-balik periksa ke dokter dan harus menahan malu saat hasilnya yang tidak subur adalah aku.Buktinya aku melakukan hubungan dan ternyata hamil. Tentu saja sekarang
Read more

Bab 3. Curiga

POV SherlyMas, bayi ini kembalikan ke ibunya saja,” usulku ketika sudah berada di kamar dengan menggendong bayi dan duduk di samping Mas Pram.“Dek, emang kamu gak ingin ngerasain jadi ibu? Ini kesempatan kamu untuk menjadi ibu tanpa harus mengandung,” ucapnya tanpa menoleh ke arahku dan masih sibuk bermain dengan ponselnya.“Tapi, Mas. Aku sudah menyanggupi menerima barang endorse dan juga sudah terlanjur kerjasama sama photograper dan sudah bayar uang muka.““Lagian, kenapa kamu gak ijin dulu sama aku kalau mau melakukan hal begituan,” katanya masih tak menghiraukanku.“Mas, tolonglah, bukannya kemarin mas gak ngelarang saat aku bikin konten dan mengaploudnya? Kenapa saat sudah seperti ini, Mas menyalahkanku?“ Aku menghela napas, rasanya begitu sesak di dalam sini. Perjuanganku untuk mencapai centang biru itu tidaklah mudah. Aku yang membuat konten tutorial make up-nya juga membutuhkan banyak modal. Ketika fondution, lipstik, dan alat lainnya habis itu juga harus membeli itupun tid
Read more

Bab 4. Tamu misterius

POV SherlyAku terbangun di tengah malam saat mendengar tangisan yang menyentakkan tidurku.Amira menangis semakin menjadi. Membuat seisi rumah ikut bangun. Aku bergegas keluar kamar hendak mencari susu dan temannya.“Heh, anak nangis itu dibuatkan susu!“ sentak Ibu mertuaku mengagetkan saat aku kebingungan mencari susu di dapur.Belum sempat menjawab, Ibu mertua melewatiku dengan sedikit menyentakkan kakinya. Ia mengambil susu dan botol yang masih berada di dalam tas besar. “Pantas sampe sekarang, kamu belum dikasih anak. Anak nangis malah bengong! Dasar tidak becus!“ desisnya dengan sesekali menatapku dengan sinis. Kuhela napas ini, pedas sekali mulut Ibu yang melahirkan suamiku itu. Aku tidak bengong, daritadi memutari dapur dan ruang tamu untuk mencari susu. Karena tak ada seorangpun yang memberi tahuku dimana letak susu sebelumnya.Aku mendekat untuk melihat cara Ibu membuat susu. Tak kuhiraukan ocehannya. Aku hanya bisa cara membuat susu tapi tidak dengan takarannya.“Melek! L
Read more

Bab 5. Rasa penasaran yang semakin membuncah

"Assalamualaikum!“ disaat itu pula ada seseorang yang datang.Aku menelan saliva dan tetap memandang ke Ibu mertua.ibu mertuaku langsung bergegas ke arah pintu.Kupandanginya ia saat keluar dan bercakap dengan begitu ramah. Dahiku mengernyit siapa gerangan tamu di balik pintu itu?Perlahan kaki ini melangkah, Rasa penasaranku membimbing untuk menghampiri mereka.Kupandangi wanita itu dari atas ke bawah. Pakaiannya begitu ketat sekali, mau apa ke sini? Habis dari club apa bagaimana sih itu?Duh, mau bertanya langsung kok kayaknya gak sopan.Wanita itu menyodorkan tangannya ke arahku dan tersenyum begitu ramah. Aku ikut tersenyum dan membalas salamnya.Bersamaan itu, ponselku berdering berulangkali, terpaksa aku meninggalkan mereka dan mengambil ponselku yang tertinggal di meja dapur.“Assalamualaikum, Mas?“ jawabku setelah mengetahui siapa penelepon itu.“Waalaikumsalam, Dek. Mas mau tanya? Mbaknya sudah datang?“ jawab Mas Pram dari seberang telepon.“Mbak?“ Keningku berkerut sembari
Read more

Bab 6. Titik kecurigaan

Hatiku berdesir saat melihat keakraban mereka. Ramah sekali Ibu melayani si Embaknya layak seperti teman yang baru bertemu.Ya Allah, semoga saja kehadirannya menjadikan rumah tangga ini lebih baik. Aku bermunajat dalam hatii, lalu berjalan keluar.“Ini, Mbak, minumnya,” tawarku dengan meletakkan gelas di depannya.“Makasih, Bu,” jawabnya dengan senyuman ramah.“Sama-sama. Owh ya, nanti kamar untukmu tidur, Kamu beresin sendiri ya, nanti Aku kasih Sprei yang baru.““Baik, Bu.“Aku melirik ke arah Ibu mertua. Tumben hanya diam? Baguslah, setidaknya tidak menurunkan harga diri di depan pembantu baru ini.“Mau diantar sekarang apa nanti saja?““Em, terserah, Ibu.““Owh ya, maaf sebelumnya. Di sini ada dua lelaki yang bukan mahrammu, aku harap, Kamu ubah cara berpakaianmu yang lebih sopan, ya.““Em, baik, Bu.““Punya tidak bajunya? Jangan-jangan semua terbuka begitu?“ tanyaku dengan menatap lekat ke arahnya. Entah kenapa saat berbicara dengannya hawanya sensitif melulu.“Rata-rata seperti
Read more

Bab 7. Dapat kiriman video?

Mata ini terus memindai wanita yang sedang duduk menunduk di depanku. Apakah aku terlihat bodoh sekali? Sampai mereka begitu menyusun rencana tidak rapi blas. Seharusnya biar kelihatan alami, setidaknya diubah dulu kek cara berpakaiannya. Ya minimal berpakaian seperti emang dari desa. Kan juga bukan melalui agensi. Harusnya emang kurang pengalaman dan baru mau bekerja. Okelah, aku akan tetap pura-pura tidak tahu dan mengikuti rencana mereka. Bukankah manis sekali saat mendengarkan tukang bohong ngarang cerita. “Owh ya, Kamu sudah dikasih tau belum sama Ibu tugasnya ngapain saja di sini?“ tanyaku ke arah si Clara.Setelah sekian menit hanya ada hembusan napas, akhirnya aku mulai mengobrol kembali.“Belum, Bu.““Kamu tahu kan, posisi kamu di sini hanya pembantu? Bukan baby sitter? Itu artinya kalau Pembantu itu mengerjakan semua pekerjaan rumah juga membantu mengasuh bayi yang ada di rumah ini, sedangkan untuk baby sitter itu kusus memegang bayi dan kebutuhan bayi, hanya itu. Kamu pah
Read more

Bab 8 Mendatangi Pram

POV ClaraAku bangun lebih pagi untuk hari ini, dimana hari yang ditentukan Mas Pram untuk datang ke rumahnya. Aku sudah mengurus semua pekerjaan termasuk surat resign dan juga sudah berpamitan dengan penjaga rumah rusun.Hati ini bahagia sekali, sebentar lagi aku akan menjadi nyonya, emang benar dugaanku, Pram itu sampai sekarang masih bodoh. Maunya dibohongi.Ah sudahlah, aku sekarang harus dandan secantik mungkin demi terlihat lebih cantik daripada istri Pram itu.Aku tebak Istrinya itu pasti akan tunduk sama aku. Nanti akan kubuat dia mau melakukan apapun yang aku suruh, gak apa-apa lah, berakting dulu jadi pembantu.Selisih hari aku akan balikkan semua itu. Bahkan lebih kejam. Apalagi Pram sepertinya sudah bosen dengan istrinya itu. Kalau tidak mana mungkin dia mau kesini dan mengasuh bayiku tanpa curiga.Nanti pasti Pram akan mendukungku penuh. Lihat saja permainan seorang Clara Inggrid.Ada untungnya juga Amira lahir selamat. Amira hebat dari Janin. Berupaya aku minum obat pen
Read more

Bab 9. Rencana licik

Pesan pun terkirim, tidak menunggu lama pesan itu langsung dibaca Pram dan langsung ada kode sedang mengetik. [Jangan lupa, kita harus tetap berpura-pura tidak mengenal dan, Kamu akting sebagai pembantu dan harus nurut sama Sherly. Ini semua demi kebaikan semua] Aku mendecak kesal saat membaca pesan yang dikirim Pram. Mau tidak mau aku harus menuruti ucapannya demi sebuah tujuan. Tidak lama laju mobil mulai pelan. “Non, tolong dicek lagi, apakah rumah ini sesuai tujuan, Non. Kalau dilihat dari nomor yang tertulis di samping pagar memang benar adanya,” ucap Pak Sopir sambil menurunkan kaca jendela mobil. Aku menoleh dan tidak sadar mulut ini membulat sempurna, bagaimana tidak. Yang kukira megah bertingkat tinggi dan ada beberapa patung di depan sebagai penghias seperti di film-film itu ternyata hanya terjadi di anganku saja. Aku pun pasrah keluar mobil setelah membayar sejumlah tagihan. Cukup lama kaki ini masih berdiri di depan gerbang meskipun mobil sudah meninggalkanku. Rumah
Read more

Bab 10. diperlakukan seperti pembantu

Aku menghempaskan ranjang dan mengibaskan dengan tanganku. Rasanya emosiku melebihi rasa capek karena perjalanan. Belum sempat duduk wanita itu sudah datang lagi ke sini.“Ini spreinya, dan ini beberapa baju untukmu silahkan pakai gratis, hanya sementara di sini saja. Juga ini kertas jadwal silahkan dibaca, ini rincian setelah, Kamu bangun dan sebelum, Kamu tidur! Aku harap jam 5 sudah bangun,“ ucapnya sembari meletakkan setumpuk barang ke ranjang.Lalu meninggalkan aku begitu saja.Aku langsung mengambilnya, membuka lembar demi lembar baju untuk melihat seperti apa modelnya.Kurang ajar sekali dia memberikan model baju tua seperti ini. Baju kurung, daster dan stelan baju warna pink tua. Fuck!Kubanting baju-baju itu ke lantai dasar, tidak peduli baju itu mengenai debu. Biar!Sialan, rupanya dia mulai mengibarkan bendera nyata ke arahku!Aku langsung meraih kertas yang ikut terjatuh ke lantai.Bola mataku membulat sempurna lagi saat mengetahui jadwal apa yang tertulis. Gila! Bahkan a
Read more
PREV
123456
...
20
DMCA.com Protection Status