All Chapters of Kubalas Kekejaman Mertua Dan Suami : Chapter 21 - Chapter 30

195 Chapters

Bab 21. Mulai mengatur strategi

POV Sherly“Tidak, aku tidak mau dimadu, Mas,” lirih Clara.Aku tersenyum kecut ke arahnya, kurang ajar sekali dengan beraninya dia mau menyingkirkanku dari rumah ini, tidak semudah itu ferguso!“Jangan begitu, kamu harus jadi yang kedua, Clara,” jawab Pram ke arah Clara.“Ceraikan saja, Pram!“ Ibu ikut menimpali.Ya ampun aku disini bagaikan debu yang mengotori lantai, sebentar lagi tinggal menunggu kesapu. Bagaimana mungkin mereka bisa sekejam itu, imannya kemana, padahal baru kemarin ngomongin zina dan dosa tapi mereka tidak pernah bercermin untuk diri sendiri.“Mas, begini saja, aku minta waktu 1 bulan, jujur aku masih syok dengan semua ini, Mas. Setelah itu aku ikhlas, Mas mau memilih siapa bila memang salah satu kita harus bercerai,” ungkapku ke arah mereka. “Baiklah, Dek. Sepertinya itu ide yang terbaik untuk saat ini, Sekali lagi, maafkan Mas ya, Dek.““Sudahlah, sudah terlanjur. Sudah basi. Sudah kan bicaranya? Aku mau ke belakang dulu,” tanyaku sambil berdiri. “Iya, Dek.“
Read more

Bab 22. Ketahuan?

"Terkendala apa?““Lagi butuh uang banyak, Fi. Aku gak tau harus bagaimana sekarang, sedih aku, Fi,” lirihku.“Kamu butuh uang? Berapa?““35 juta, Fi. Kalau ada yang minjamin sih insyaallah aku lunasin bulan depan.““Mana rekeningmu? kebetulan aku ada tabungan segitu.““Alhamdulillah, beneran, Fi? Kamu percaya sama aku?“ tanyaku memastikan. “Iya, beneran. Aku matikan panggilannya, aku tunggu pesan WA.“Masya Allah. Fia, aku akan mengingat kebaikanmu, Fi. Segera aku menggulir layar lagi untuk membuka Mbangking dan ss nomor rekeningku. Setelah itu langsung kirim ke Wa Fiani.Alhamdulillah ya Allah. Kali ini misi akan berjalan lancar.Ting!Notifikasi masuk lagi. Ternyata dari pemberitahuan ada transferan langsung. Segera aku membukanya.Mataku berbinar saat nominal saldo sudah bertambah banyak.Aku pun segera mencari teman sekolah masa SMA yang sekarang menjabat sebagai sales agen properti. Tidak lama nama akun yang kucari ketemu. Segera aku salin dan menyimpan nomor ke wa. Setelanny
Read more

Bab 23. Permintaan Sherly

POV PRAM“Kamu sedang apa?“ tanyaku sekembalinya dari warung sebelah untuk mengantarkan Clara membeli perlengkapan mandi dan melihat Sherly sudah berdiri di atas kursi dengan berjinjit di depan Buffet.Sherly menoleh, masih dengan wajah polosnya, tatapannya sendu ke arahku, apakah aku menyakiti hatinya?Aku juga tidak tahu akan serumit ini, tujuanku cuma ingin merawat Amira, ternyata Clara ikut ke sini dan aku tidak bisa menahan hasratku saat melihat dia. Maafkan aku, sampai kapanpun aku tidak akan menceraikanmu, Sherly. “Lagi, mau mencari buku nikah kita. Rasanya aku begitu rindu dan ingin membuka lembaran siapa tau di sana ada petunjuk tentang perceraian kita nanti,” jawabnya lalu turun dari kursi.Hatiku tercekat saat mendengar perceraian itu dilontarkan begitu saja, tidak terasa air mataku ingin keluar. Aku hanya ingin membagikan bahagiaku yang kenyataan aku tidak mandul, tapi bukan berarti ingin menceraikannya. Tidak pernah terlintas dibenakku aku akan melepas Sherly. Bahkan me
Read more

Bab 24. Clara yang menggoda

“Baiklah, Dek. Nanti ya, setelah gajian kita ambil mobil baru, lalu mobil itu buat, Adek.“ “Mana bisa begitu, Mas. Aku pengen segera memilikinya, kalau nunggu gajian lebih baik aku pake yang baru saja ya, Mas?“Aku bergeming, setidaknya kalau setelah gajian kan lumayan, bisa menambah untuk uang muka. Tapi kalau Sherly mau yang baru, percuma gak bisa aku sombongin ke kantor. Lebih baik aku kasbon dulu sama temanku.“Baiklah, nanti aku cari pinjaman. Besok kita ke Showroom sama-sama.““Makasih ya, Mas.““Sama-sama, apa sih yang enggak buat, Kamu.“ Aku mencubit pipinya yang menggemaskan itu, sepertinya dia girang sekali melihat ia senyam-senyum sendiri.“Tapi, Mas. Aku ingin mobil itu atas namaku, gimana kalau besok aku tidak usah ikut, nanti biar aku ke Samsat buat balik nama, Mas ke Showroom ajak Clara atau ibu. Biar kita selesai bareng, kan lumayan nyingkat waktu.“Aku bergeming, menatap wanitaku ini. Kalau punya keinginan kok harus langsung terpenuhi dan gak suka ditunda-tunda. Sam
Read more

Bab 25. Sherly yang jago masak

Clara mengerjapkan matanya, dan saat menyadari kehadiranku dia langsung beranjak duduk dan menutup bajunya. Aku menahannya dan membiarkan saja.Aku mengelus pipinya, saat berada di dekatnya, aku tidak bisa mengontrol diriku sendiri. Segera aku mengambil bedcover dan menatanya di lantai. Tentu saja sebagai alas untuk kita nantinya. Aku mendongak tersenyum ke arah Clara. Clara pun menyambut dan menyusulku, tanpa disuruh ia langsung membuka kancing kemejaku satu per satu. ***“Sayang, besok Mas mau ke showroom, mau ikut?“ tanyaku ke Clara yang tiduran di atas dadaku tanpa sehelai benang. Sesekali aku mendongak ke atas untuk memastikan Amira masih tidur atau sudah terbangun.“Ngapain?“ tanyanya acuh tak acuh.“Beli mobil, gak mau ikut ya?““La yang hitam itu kan masih bagus. Kok beli lagi?““Itu buat Sherly, nanti kita beli baru lagi, yang lebih bagus,” ucapku sambil mengelus kepalanya.“Kenapa itu enggak buatku saja, Mas?“ tanyanya dengan mengerucutkan bibirnya.“Sabar dong, Sayang. Na
Read more

Bab 26. Sherly mulai bertingkah

Tanganku menengadah siap menerima, tapi kenapa Sherly tidak berjalan ke arahku?Dia melewatiku begitu saja. “Eh, Mbak. Mana jatahku,” teriak Clara menyusul Sherly.Aku pun ikut menyusul, perutku memberontak dan ingin segera merasakan nasi goreng buatan Sherly yang tiasa duanya itu. Sherly sudah duduk manis di meja makan. Rupanya dia masak untuk dirinya sendiri, segera aku mengambil sendok dan langsung menyendok nasi goreng itu.Sendokku ditahan oleh sendoknya. Aku menoleh menatap ke arahnya.Clara pun langsung ingin menarik piring itu tapi sudah ditahan juga oleh Sherly.“Cuih.“ Sherly menyemprotkan ludahnya sendiri ke nasi goreng itu. “Ih, Mbak. Menjijikkan,”ujar Clara dengan muka masam lalu mundur.Aku pun mengurungkan niat ingin meminta nasi goreng lagi. Menatap sendu ke arahnya. “Silahkan kalau mau,” tawar Sherly menyodorkan piring ke arahku.Aku ragu-ragu menerima dan dengan sangat pelan hendak menyendokkan nasi itu. Tapi langsung ditarik kasar oleh Sherly.“Kalau jijik gak
Read more

Bab 27. Mulai menyibukkan diri

Bab 14.POV SherlySebentar lagi, tahan Sherly, kuatkan hatimu!Aku menarik napas ini, rumah tanggaku dalam hitungan bulan sudah berubah 360 derajat. Dulu sebelum kedatangan wanita itu, aku dan Mas Pram begitu sangat romantis, hingga aku tidak sabar menanti kepulangannya sewaktu bekerja.Ia selalu sebelum berangkat dan sesudah pulang mengecup keningku, membuat aku menjadi wanita paling beruntung. Begitu hangat hati ini. Bahkan kicauan dari Ibu Mertua tidak pernah sampai ke hati. Aku membiarkan berapa banyak kata yang menghujam diriku, aku tidak peduli, yang aku pedulikan hanya 1. Suamiku.Aku selalu melakukan kewajibanku sebagai seorang istri. Bahkan aku tidak pernah melewatkan sehari pun tanpa membuatkan segelas teh untuk mas Pram.Aku pun bersolek secantik mungkin dan tetap aku lakukan meskipun dapat nyinyiran dari mertua.Aku rela berhenti bekerja sesuai keinginan Mas Pram dulu sebelum menikah. Aku rela berjauhan dari ibu bapakku, bahkan sahabat, teman dan saudara.Semua kulakukan d
Read more

Bab 28. Pinjam uang?

Semenjak Mas Pram membawa wanita itu, aku lebih memerhatikan diri sendiri dan sudah tidak pusing lagi memikirkan menu apa yang akan dimasak. Tidak perlu tiap hari menawari menginginkan makanan apa yang ingin dimakan. Sudah tidak peduli lagi.Aku membuka kulkas satu-satunya yang aku beli dulu, saat pertama menginjak rumah ini, aku merogoh tabunganku untuk membeli segala perabotan di rumah ini. Kuratukan keluarga Mas Pram, kumudahkan segala pekerjaan rumah tangga, bahkan sebelum datang ke rumah ini, mesin cuci pun belum terpasang di rumah ini. Aku membelinya namun ternyata apa yang aku perbuat semakin membuat tinggi hati Ibu mertua, semakin hari semakin banyak pula tuntutan yang ia beri. Bahkan lucu sekali, menu makan pun ia langsung merubah sendiri dan harus ada daging. Oke, aku turuti dengan iklas keinginannya karena beliau adalah orang tua Suamiku yang pastinya adalah orang tuaku sendiri. Aku menyayangi mereka seperti aku menyayangi ibu bapak kandungku.Namun sayang sekali kebaikank
Read more

Bab 29. Ambil kreditan gak kira-kira

“Eh, Dek. Tunggu. Dek boleh pinjam satu juta tidak?“Aku menoleh memasang wajah jengah, k7alau dulu aku pasti langsung memberikannya tapi sekarang. Rasanya semakin sadar siapa yang benalu di sini.“Gak ada,” jawabku dengan melanjutkan langkahku.Aku pun dengan langkah cepat meraih kunci mobil sebelum Ibu keluar kamar. Menunda waktu saja bila sampai ketemu beliau.Segera aku kemudikan mobil hitam ini menuju kantor Samsat. Sungguh nyaman sekali memakainya. Hitungan jam akan sepenuhnya milikku. Aku tersenyum lebar kali ini.**Aku memarkirkan mobil di parkiran mobil yang disediakan Samsat, lalu aku keluar lagi dengan jalan kaki mendatangi penjual nasi uduk yang berjualan disamping jalan yang sekilas nampak tadi.Sesampainya aku segera memesan dan duduk menanti.Akupun meraih tas dan mengambil ponsel, kuusap layarnya. Kupencet ikon Facebook lalu ku scroll beranda.Mataku sedikit melebar saat menemukan Poto yang barusan di upload. Mas Pram baru saja mengupload dan ngetag seseorang dengan a
Read more

Bab 30. Minta jemput

PoV SherlyMataku menyipit saat melihat pesan dari Mas Pram. Maksudnya apa Fortuner kan mahal, mana bisa angsuran 3,8 juta. Atau belinya bekas? Atau DP nya yang banyak. Tapi uang darimana?Lebih baik aku pastikan saja daripada penasaran setengah mati ini.[Yakin, Mas angsuran 3,8 juta dapat Fortuner?]Pesan aku kirim, tidak lama pesan langsung dibuka olehnya. Gerak cepat sekali dia.[Maaf, Dek. Angkanya kurang 1, tadi. Harusnya 13, 8 juta. Hehehe soalnya tadi buru-buru ngetiknya]Aku membeliak tidak percaya. Gila! Uang darimana angsuran berani ambil segitu, sedangkan gaji mas Pram gak nyampe segitu. Mau tombok darimana? Ditambah angsuran bayar ponsel yang lalu. Aku menggeleng tidak percaya dengan kekonyolan Mas Pram.[Banyak banget, mau bayar pake uang apa? Daun? Gaji, Mas saja tidak nyampai segitu. Ibu, Bapak makan apa, Mas?“][Hehehe, katanya kemarin, Adek mau bantuin kan. Makanya mas berani ambil segitu, kata teman Mas kalau endorse itu banyak bayarannya. Jadi aku yakin, adek pas
Read more
PREV
123456
...
20
DMCA.com Protection Status