Share

Bab 102. Disambangi Ibu

Dia berdiri mengusap kasar wajahnya. Sepertinya tidak terima dengan apa yang aku katakan barusan. Aneh! Aku yang curhat dia yang gusar sendiri. Lagian kenapa dengan janda. Buatku tidak masalah yang penting setelahnya hanya aku yang memiliki.

“Kang Dimas, boleh minta tolong lagi, Ndak?“

“Apa?“

“Pinjamkan ponsel di ustadz Zaki, pengen nelpon orang rumah aku.“

“Huh, Kamu ini. Ya sudah lah. Aku ke tempat kang Zaki dulu.“

Aku mengangguk lega, setidaknya mungkin ini bisa membantu.

“Assalamualaikum. Kang Zen. Ada tamu di bawah nyariin, Kang Zen,” seru seorang santri dari luar.

Aku lekas keluar dan merapikan baju.

“Terimakasih, Kang.“ Sebelum turun ke bawah aku menepuk pundak kang Ilham untuk turun lebih awal.

Mungkinkah itu Ibu? Semoga saja benar dan bersama wanita itu, batinku girang dengan setengah berlari menuju ke tempat yang biasa untuk bertemu dengan wali murid.

Benar saja, dari jauh terlihat Ibu sudah duduk manis di kursi tunggu dengan memainkan ponselnya.

Kulanjutkan langkah ini l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status