Share

Bab 108. Ditahan

Ia ikut kaget dan langsung mengulaskan senyum ke arahku. Ah, sial! Kenapa manis sekali ....

Aku langsung menunduk dan berbalik lagi.

Kami pun sarapan bersama di dalam ruangan ini, aku melihat ke mereka secara gantian. Nampaknya mereka begitu menikmati makanannya hingga tidak menunggu lama sudah habis tersiksa.

Sementara aku daritadi mengaduk-aduk isi stereofom ini tanpa menyuap. Rasa laparku seperti menguar begitu saja.

Pikiranku melalang buana dan membayangkan saat ini seperti sedang makan di suatu meja makan bersama dan saling bercanda.

Kupandangi Lelaki yang melamarku itu. Ah, bukan dia yang melamarku, tapi ibunya. Dia hampir mendekati sempurna bahkan dibanding dengan kondisiku, membuatku menjadi minder untuk hidup bersama dengannya.

“Kenapa?“

Aku terkejut saat lekukkan bibir itu menanyaiku dan bodohnya aku, aku hanya tertegun tanpa menarik pandanganku.

Aku menggeleng setelah kesadaranku kembali. Segera aku menunduk dan mencari ponselku sebagai pelarian rasa malu ini.

Ingin sekali
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status