Share

Bab 112. Antara Herman dengan Zen

“Terlalu buru-buru.“

“Ya nanti kalau gak mau, bilang saja gak mau. Aku gak papa, berarti kita gak jodoh. Aku gak suka memaksa.“

Aku menoleh. “Kenapa berkata seperti itu?“

“Agar, aku tidak membebanimu, Sherly. Jangan sungkan atau gak enak menolak, kalau memang tidak suka dengan lamaranku.“

“Berikan aku waktu seminggu saja, Bang. Aku akan meminta pertimbangan sama orang tuaku.“ Sepertinya ini adalah jawaban yang paling tepat saat ini.

“Baiklah, itu ya ruko, Kamu?“ tanyanya dengan menunjuk ruko yang bercat biru tua.

“Ah, ya. Benar.“

Mobil yang dikemudikan Zen pun berhenti, aku lekas turun dan mencari kunci ruko yang tersimpan di dalam tas.

Lalu membukanya, aku masuk lebih dulu.

Dengan langkah buru-buru aku segera mencari charger dan mencolokkan ke stopkontak lalu menyambungkan ke ponsel dan segera menyalakan tombol power.

Sambil menunggu sinyal kembali. Aku bangkit untuk mengambil beberapa keperluan yang dibutuhkan nanti.

Tidak lupa kantong plastik yang berisikan rambut untuk tes DNA it
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status