180 Hari Menuju Akad

180 Hari Menuju Akad

last updateLast Updated : 2023-10-31
By:   Asda Tan  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
3 ratings. 3 reviews
86Chapters
1.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Kania Salsabila, gadis cantik berusia 27 tahun harus menerima kenyataan bahwa ia telah bertunangan dengan seorang ustadz tanpa persetujuan darinya. Kania tidak bisa menerima pertunanganan itu karena hatinya terpaut pada Aryaguna Wiratmaja, seorang sahabat yang menjadi malaikat dalam kehidupannya. Kedua orang tua Kania menginginkan ia menikah dengan lelaki yang baik agamanya bukan lelaki yang selalu memberinya harapan. Kania tidak bisa menolak keinginan orang tuanya, jadi ia meminta waktu 180 hari untuk dihabiskan bersama sahabatnya, hingga rasa nyaman itu membuat keduanya tidak ingin berpisah. Kepada siapakah pelabuhan cinta terakhir Kania akan berlabuh disaat hatinya sedang berkecamuk antara perjodohan dan persahabatan.

View More

Latest chapter

Free Preview

1. Perjodohan?

"Nia, ada yang akan datang ke rumah kita malam ini, cepat pulang ya, Nak!" Kata-kata mama Anita selalu terngiang-ngiang di dalam benakku, padahal ada setumpuk pekerjaan yang harus ku segerakan di meja kerjaku dimana deadline dua jam lagi. Terlebih lagi dengan sikap protektif mama. Beliau berkali-kali menghubungiku, dengan sebuah kata yang mengingatkan agar aku tidak berkeliaran sepulang dari kantor. Sungguh, kata yang membuatku semakin tidak ingin pulang ke rumah hari ini. Aku sangat yakin kalau mama akan menjodohkan ku lagi dengan seseorang. Tidak sekali dua kali, bahkan hampir setiap bulan ada saja lelaki yang beliau kenalkan kepadaku. Bahkan, mama tergolong lebih gencar mencarikan pasangan untukku dari pada diriku sendiri, hingga ada suatu ketika sebuah celetukan yang terucap dari mulut orang lain, "Itu yang mau nikah mamanya apa anaknya?" Sungguh, bagi orang lain usia dua puluh tujuh tahun adalah usia yang sudah sangat matang untuk seorang wanita menikah, apalagi sebagai gad...

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Adya Amerta
Keren seru rekomended
2023-05-29 20:27:01
1
user avatar
Asda Tan
Ceritanya sering terjadi di masyarakat, rekomen banget buat dibaca, keren
2023-05-23 07:31:49
2
user avatar
Asda Tan
Selamat datang di buku pertama Asda Tan, sebuah kisah yang diambil dari kejadian-kejadian yang terjadi di masyarakat, tentang penemuan cinta sejati, semoga suka ya readers
2023-05-03 17:41:47
2
86 Chapters
1. Perjodohan?
"Nia, ada yang akan datang ke rumah kita malam ini, cepat pulang ya, Nak!" Kata-kata mama Anita selalu terngiang-ngiang di dalam benakku, padahal ada setumpuk pekerjaan yang harus ku segerakan di meja kerjaku dimana deadline dua jam lagi. Terlebih lagi dengan sikap protektif mama. Beliau berkali-kali menghubungiku, dengan sebuah kata yang mengingatkan agar aku tidak berkeliaran sepulang dari kantor. Sungguh, kata yang membuatku semakin tidak ingin pulang ke rumah hari ini. Aku sangat yakin kalau mama akan menjodohkan ku lagi dengan seseorang. Tidak sekali dua kali, bahkan hampir setiap bulan ada saja lelaki yang beliau kenalkan kepadaku. Bahkan, mama tergolong lebih gencar mencarikan pasangan untukku dari pada diriku sendiri, hingga ada suatu ketika sebuah celetukan yang terucap dari mulut orang lain, "Itu yang mau nikah mamanya apa anaknya?" Sungguh, bagi orang lain usia dua puluh tujuh tahun adalah usia yang sudah sangat matang untuk seorang wanita menikah, apalagi sebagai gad
last updateLast Updated : 2023-04-10
Read more
2. Perdebatan Hebat
Ucapan yang keluar dari lisan mama Anita membuat darahku mendidih. Rasanya terlalu sesak dan panas disini. Tubuhku langsung merespon amarah, aku bangkit dari pembaringanku dengan wajah memerah penuh amarah, karena tidak terima jika lelaki yang ku anggap malaikat dijelekkan walaupun oleh mamaku sendiri. "Mama, dimana Mama mengenal Arya? Kenapa Mama bisa beranggapan kalau Arya adalah lelaki yang jahat?" protes ku dengan nada suara bergetar. Ku tantang mama dengan mata melotot, namun butiran kristal-kristal bening ikut menyertai, air itu jatuh membasahi pipiku. "Nak, apa yang kamu harapkan dari Arya? Lelaki itu tidak mencintaimu, bahkan ia mengatakan kalau ia tidak mengenalmu, ia hanya memaanfaatkanmu, Nak!" Dengan suara serak dan mata berkaca-kaca juga, mama Anita menyampaikan kata-kata yang bertentangan dengan batinku. Arya bukanlah lelaki jahat seperti yang mama Anita tuduhkan, Arya tidak pernah memanfaatkan ku, Arya juga tidak pernah mempermainkan perasaanku, ia adalah malaikat ya
last updateLast Updated : 2023-04-10
Read more
3. Dipaksa Mau
"Sayang, kenapa tidak memakai baju yang Mama pilihkan?" bisik mama Anita yang tidak ku hiraukan. Walaupun hati kecilku sangat tahu kalau hati mama terluka karena perangaiku yang tidak menghargai pilihan beliau. Mama Anita menggandeng tanganku untuk duduk di samping beliau, kemudian dengan sangat ramah dan sopan papa Gunawan memperkenalkanku sebagai putrinya. "Perkenalkan Bapak Kyai, Ummi Salamah, Ustadz Fahri, ini anak kami Kania." Papa memperkenalkanku dengan bangga sebagai anak perempuan kesayangan dan kebanggaannya kepada keluarga yang terlihat baik yang duduk berhadapan dengan keluarga kami. Tapi durhakanya aku, aku tidak memberikan salam apapun kepada tamu yang datang kecuali sebuah senyum tipis yang terpaksa. Ya, aku melihat keluarga yang datang adalah keluarga yang sangat alim dan paham agama, jadi tentu saja aku bisa mengelak kalau bersentuhan tangan antara seorang muslim yang tidak muhrim itu tidak diperbolehkan. Aku seperti manusia yang sombong dan angkuh, ilmu dan pemah
last updateLast Updated : 2023-04-10
Read more
4. Bertunangan?
"Terserah Mama saja!" Tanpa sopan santun, aku langsung bangkit dari tempat dudukku, memasang wajah masam dengan sejuta amarah yang kubawa bersamaku. Aku berjalan cepat tanpa melihat kemanapun, karena yang kupikirkan sekarang hanyalah kabur dari perdebatan panjang. Ya, dengan kekesalan di hati, ku banting pintu kamarku dengan keras. Ku hempaskan tubuhku ke ranjang yang terasa seperti semak berduri. Aku memilih egois, mengurung diri di kamar dan tidak ingin menemui siapapun, aku hanya ingin tidur dan memejamkan mataku agar aku bisa melupakan kejadian hari ini, tapi semakin aku menutup mata semakin mata ini tidak ingin dipejamkan. Bahkan keadaan ini berlangsung hingga satu minggu, dimana aku seperti mayat hidup, antara hidup segan, mati tidak mau. Hari-hariku terasa sangat hampa dan tidak berdaya, bahkan ketika berada di kantor pun aku tidak berkonsentrasi bekerja sama sekali. [Jelek, jalan yuk!] Pesan singkat dari Arya kini tidak ku pedulikan. Pandanganku tertuju pada lang
last updateLast Updated : 2023-04-10
Read more
5. 180 Hari Tersisa
Aku bukan anak durhaka yang akan menghancurkan hati dan perasaan kedua orang tuaku sebab memikirkan perasaanku sendiri. Aku juga sangat tahu karena surgaku di dunia adalah kedua orang tuaku, dimana restu Allah ada pada restu kedua orang tua dan murka Allah ada pada murka kedua orang tua. Namun bagaimanapun aku berpikir, tetap saja aku tidak bisa menjalankan ibadah terpanjang dengan lelaki yang tidak kusukai. Bagaimana mungkin aku akan melayani suamiku kelak sementara aku tidak bisa menatap wajahnya, bagaimana rumah tangga yang akan ku bangun kelak sementara aku tidak memiliki pondasi yang sangat kokoh untuk ditegakkan. Dilema hati membuatku tidak mampu melakukan apa-apa selain pasrah dengan ketetapan-Nya, karena segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan manusia sudah diatur oleh Allah di lauh mahfudz beratus-ratus tahun sebelum manusia terlahir ke dunia. Huft ... Aku menarik nafas panjang, dengan sisa-sisa tenaga yang kumiliki, aku bangkit dari pembaringanku. Perlahan aku meng
last updateLast Updated : 2023-04-10
Read more
6. Pergolakan Batin
Ada rasa bersalah di dalam hati ini karena aku telah menolak menemui calon mertua ku. "Maaf, Abi, Ummi, sepertinya Kania sudah tidur, sepertinya ia terlalu lelah karena seharian bekerja," ucapan yang keluar dari lisan mama Anita itu terdengar samar di telingaku. "Baiklah, kalau begitu kami pulang dulu, Bu Anita, Bapak Hermawan. Tapi tolong berikan cincin ini dan pasangkanlah cincin ini di jari manis Kania sebagai tanda kalau ia telah bertunangan," ucap ummi Halimah. "Baiklah, Ummi, terima kasih banyak." "Sampaikan salam kami kepada calon menantu kami," balas mama Anita ramah dan sangat sopan. Kini terdengar hiruk pikuk, sepertinya keluarga ustadz Fahri dan sanak saudaraku telah pamit ke rumah masing-masing, dan sekarang yang tertinggal adalah sebuah tanda bahwa aku telah bertunangan. Tok ..., Tok ..., Tok ... "Nia, Mama masuk ya, Nak!" ucap mama Anita yang masih tidak aku hiraukan. Mama duduk di ranjang ku, nafas beliau terdengar berat seolah sedang menahan banyak beba
last updateLast Updated : 2023-05-04
Read more
7. Ingin Kabur
Tiba-tiba saja aku memikirkan sesuatu tanpa berpikir panjang. Ya, bagaimanapun juga aku tidak ingin menikah dengan lelaki yang tidak aku cintai. Jadi ada solusi singkat yang menguntungkan ku., yaitu kabur dari rumah. Namun, tiba-tiba batinku membisikkan dua nasehat. Pertama, jika aku kabur dari rumah maka aku akan menjadi anak durhaka seperti Malin Kundang, dan yang kedua, aku akan membuat kedua orang tuaku malu dilingkungan sekitar karena anak gadis mereka kabur sebelum hari pernikahannya. Ya, aku tidak bisa membayangkan bagaimana malunya keluargaku atas sikapku yang sama sekali tidak dewasa. Tapi, semakin aku memikirkan, semakin aku ingin lari dari masalah ini. Aku meraih ponsel ku kembali, mencoba menghubungi Arya, ingin bercerita dan berbagi banyak hal kepadanya terutama tentang dilema hati yang sedang ku hadapi saat ini. Namun, entah mengapa lelaki itu tidak mengangkat panggilan dariku, ia seperti hilang tertelan bumi, tanpa kabar berita apapun kepadaku, bahkan ia tidak menj
last updateLast Updated : 2023-05-05
Read more
8. Pergolakan Batin
Arya memang lelaki yang sangat tidak suka melihat wanita lebay, menye-menye dan manja sepertiku, karena menurutnya wanita itu harus kuat dan pantang menyerah, jangan lemah dengan keadaan. Tapi, sebagai seorang wanita, air mata merupakan salah satu penghapus kesedihan untukku, dimana aku akan merasa lebih tenang dan damai setelah menumpahkan seluruh air mata yang jatuh membasahi pipiku. "A-aku ti-dak menangis!" ucap ku dengan nada suara terbata-bata. "Bagaimana bisa tidak menangis, toh air mata mengalir membasahi pipi. Kamu ahli banget berbohong, belajar dimana?" ujar Arya sembari mencubit hidungku yang memang sangat jauh dari kata mancung. "Ini mah kelilipan!" Aku mencibir hingga lelaki tampan yang ada di depanku tersenyum. Ya, untuk sesaat aku merasa sangat terhibur dengan ocehan-ocehan ringan yang keluar dari lisan Arya, hingga rasa sakit yang kurasakan hilang walau untuk sesaat. "Yuk berdiri!" ucap Arya sembari mengulurkan satu tangannya kepadaku. Aku diam sembari menund
last updateLast Updated : 2023-05-07
Read more
9. Sebatas Kakak Adik
Bruk ... Tamparan keras pintu membuatku syok. Spontan tangan ini langsung memegang dada yang bergetar luar biasa, bukan karena jatuh cinta tapi karena terkejut, seolah akan kena serangan jantung mendadak. "Kenapa sih dia, marah-marah nggak jelas." Arya memang suka sekali marah-marah tidak jelas, emosinya memang masih tidak stabil bahkan dalam keadaan seperti ini akulah yang selalu minta maaf dan membujuknya agar tidak merajuk. Umur memang tidak menjadi tolak ukur kedewasaan seseorang, tapi umur juga mempengaruhi tingkat emosi seseorang, dan masalah kesenjangan usia beberapa tahun antara aku dan Arya membuat kami berdua sering kali saling salah paha karena pola pikir yang berbeda. "Arya tunggu!" Aku keluar dari mobil, berjalan pelan untuk mendekati lelaki yang sama sekali tidak ingin menoleh sedikitpun kepadaku. "Arya, kenapa sih sikapmu seperti anak-anak? Aku kesulitan berjalan." Dengan langkah kaki tertatih-tatih, aku terus berjalan menyusul lelaki yang egois itu. "A
last updateLast Updated : 2023-05-20
Read more
10. Tidak Sanggup Lagi
Mataku terasa sudah tidak sanggup lagi untuk menyala, dan tanganku yang lemah terasa semakin lemah, hingga mata ini akhirnya tertutup. "Kania ...! Aku mendengar suara Arya tengah memanggil-manggil namaku dengan rasa khawatir yang teramat sangat, bahkan sebelum aku menutup mata ini, aku melihat wajah Arya terlihat teramat sangat panik sekali, ia seolah takut jika hal buruk terjadi kepadaku atau mungkin saja ia takut kehilangan ku. Ya, ada pancaran kekhawatiran yang berbeda dari sorot mata lelaki itu, perasaan yang berbeda dari sebelumnya. Mata itu terlihat berbeda melebihi rasa khawatir seorang sahabat. Sungguh, aku tidak ingin menyia-nyiakan momen seperti ini. Rasanya aku tidak ingin menutup mataku karena aku tidak ingin membuat Arya mengkhawatirkan ku, tapi apalah daya ku, aku sudah tidak lagi bertenaga untuk tetap membuka mata. Selain itu, kendali hidup dan mati ku sepenuhnya milik Allah, dan andai saja hari ini Tuhan mengambil nyawaku, aku tidak bisa berbuat apa-apa selain men
last updateLast Updated : 2023-05-21
Read more
DMCA.com Protection Status