Amanda bertemu dengan Steve di sebuah pesta ulang tahun mantan temannya. Sebuah kesalahan baginya karena membiarkan kesadarannya hilang hingga tanpa sadar telah mencium sembarang pria. Sayangnya, Steve bukan sembarang pria. Dia pewaris sebuah perusahaan besar dengan aset kekayaan berlimpah. Dalam semalam, statusnya berubah dari pria yang hampir menikah menjadi pria brengsek yang berselingkuh. Dan itu semua hanya karena seorang wanita asing yang sialannya menarik. Tentu saja, pria itu tidak akan membiarkan siapapun yang mengganggunya bebas begitu saja. Itu pasti.
View MoreAmanda tidak ingat kapan ia jatuh tertidur. Begitu bangun, suasana kamar yang gelap dan hening menyapa wanita itu. Di luar jendela, bintang bintang berpendar dengan lemah, kalah terang dari lampu jalanan kota yang menyala nyala.Ia turun dari tempat tidur dan keluar dari kamar. Di ruang tengah lampu lampu sudah menyala dan ada sepiring nasi goreng yang telah mendingin di atas meja dapur. Sudah pasti ibunya yang melakukan semua itu. Wanita paruh baya itu pasti pulang saat Amanda masih tertidur.From Mama : mama masak nasi, jgn lupa dimakan...Ia membuka pesan dari ibunya yang belum ia notice sama sekali sejak satu jam yang lalu dan membacanya dengan perasaan campur aduk. Amanda lalu mengetikkan balasan dengan cepat. Pesan itu terkirim tak lama kemudian."Hahh.."Amanda menghela napas berat. Ia tahu kalau ibunya sangat menyayangi Amanda dan hanya menginginkan yang terbaik bagi wanita itu. Tapi terkadang cara wanita itu menunjukkan kasih sayang terlalu membebani Amanda sebagai seorang a
"Manda!"Iris menghampiri Amanda yang sedang termenung sendirian dan mengambil tempat duduk di depan sahabatnya. "Sorry lo harus jauh jauh dateng ke sini. Ada masalah apa?"Saat ini mereka tengah berada di sebuah kafe di dekat rumah Iris. Amanda menelpon wanita itu beberapa saat yang lalu untuk memintanya datang, tapi Iris sedang sibuk mengurus anaknya sehingga Amanda memutuskan untuk menghampiri dia."Anak lo gak dibawa?" Amanda bertanya saat melihat Iris datang sendirian.Iris menggeleng. "Lagi ada ibu yang jagain."Amanda seketika menjadi merasa bersalah karena telah mengganggu Iris. Tapi dia tidak punya pilihan lain, ia tidak punya tempat curhat lain yang bisa dia percaya. Semua temannya yang lain hanya sosok yang datang dan pergi di kehidupannya."Ibu lo lagi di sini?""Iya. Dia cuma mampir, bentar lagi juga balik." jawab Iris.Mereka memesan minuman ringan untuk menemani obrolan mereka. Amanda sengaja menunggu Iris sebelum memesan minuman."Sorry, gue malah ganggu." Amanda berka
Steve membawa Amanda masuk ke sebuah restoran kecil di seberang jalan yang tidak begitu ramai pengunjung. Mereka berdua duduk berhadapan di sebuah meja panjang dan menunggu seorang pelayan di sana membawakan menu untuk mereka."Pesan apa aja yang lo mau." Steve berkata.Lelaki itu menatap Amanda yang sedang menyebutkan pesanannya dengan kalem. Dia cukup terkesan dengan betapa cepatnya wanita itu berganti suasana hati. Padahal sedetik yang lalu dia bersikap seolah hendak melemparkan Steve ke jalan raya, tapi sekarang dia duduk tenang di depannya tanpa berkomentar apa-apa."Ngapain lo geleng-geleng?" Amanda bertanya heran."Nggak ada." kata Steve. Rupanya dia tidak sadar telah melamun sejak tadi.Steve mengangkat wajah saat merasakan tatapan Amanda tertuju padanya. Wanita itu menatapnya seolah sedang menunggu ia mengatakan sesuatu.Oh, tentu saja. Steve hampir saja lupa tujuan mereka ke sini."Soal pernikahan," Steve memulai. Dia dapat melihat Amanda sedikit berjengit saat mendengar kat
"Ayo kita menikah,"Satu detik. Dua detik. Tiga detik. Keheningan terus berlanjut begitu kalimat yang tidak pernah Amanda kira akan menjadi pembuka di antara mereka terlontar begitu mulus dari bibir tipis lelaki itu. Dia sudah melepas maskernya, namun dia tetap memakai topi. Harus Amanda akui lelaki di depannya ini cukup tampan."Lo gila?" adalah respons Amanda terhadap kalimat itu.Steve menggeleng. "Gue serius. Ayo nikah." katanya dengan sungguh-sungguh.Wajah lelaki itu terlalu serius untuk dibilang sedang melucu. Tapi kalimat itu terlalu lucu untuk ditanggapi dengan serius saat ini."Oke." Amanda berkata. "Lo beneran gila ternyata." Awalnya dia pikir telinganya telah salah menangkap maksud lelaki itu, namun ketika ternyata lelaki asing yang Amanda baru temui hari ini (dia tidak ingat apapun soal semalam, jadi baginya dia belum pernah bertemu dengan lelaki itu) hanya lah orang gila banyak gaya.Apa katanya tadi? Menikah?Sebesar apapun keinginan Amanda untuk menikah, dia tidak
Amanda terbangun keesokan harinya dalam keadaan hangover parah. Dia mengerang dan berlari ke dalam kamar mandi yang memang tersambung dengan kamar tidur. "Hoek... "Mulutnya terasa begitu pahit dan tenggorokannya panas terbakar. Bukan hanya itu, sekarang perutnya juga terasa panas melilit seiring dengan cairan lambung yang naik ke kerongkongan. Hal itu berlangsung beberapa saat hingga hilang sepenuhnya. Saat membasuh mulutnya di wastafel, dia memekik tertahan ketika melihat pantulan wajahnya di cermin. Wajahnya bengkak dan kotor karena tidur tanpa menghapus make up. Rambutnya adalah definisi sarang burung yang baru saja tersapu angin. Intinya saat ini Amanda kelihatan amat sangat jelek. Jujur saja Amanda tidak begitu mengingat detail kejadian semalam, memorinya hanya sebatas situasi sebelum dirinya dikuasai alkohol. Selebihnya hanya berupa lubang gelap di kepalanya. Dia bahkan tidak ingat di gelas ke berapa dia mulai mabuk. Weekend membuat Amanda merasa lebih santai untuk bisa me
"Please... ""No,""Pleaseeee~""I said n-""Stevan!" Larissa melepaskan diri dari lengan sang tunangan ketika wanita itu tidak mendapatkan jawaban yang diinginkan. "Cuma semalam, Steve. Ralat cuma beberapa jam aja. Dan kamu bahkan nggak mau kasih itu buat aku?"Lelaki yang dipanggil Steve itu mengurut pangkal hidungnya dengan pelan. Kepalanya pusing karena pekerjaan yang menumpuk dan sekarang seorang wanita manja yang sayangnya berstatus sebagai tunangannya sejak dua bulan yang lalu malah merengek tidak jelas seperti ini. "Gu-Aku lagi banyak kerjaan, La. Kamu kan bisa ke sana sama teman-teman kamu.""Beda, sayang. Aku maunya sama calon suami aku, not friends. Selama dua bulan ini kita belum pernah keluar kan?""Kita pergi dinner hampir tiap malam."Yang membuat beban pekerjaan lelaki itu menumpuk karena harus ditunda tiap kali Larissa merengek. Sayangnya kalimat itu hanya Steve ucapkan di dalam hati. "Dinner cuma berdua dan kita bahkan nggak kemana-mana, cuma makan. Ini party sahab
Dua hari berikutnya Amanda menjalani rutinitasnya seperti robot. Dia bangun pagi-pagi sekali, berangkat kerja satu jam lebih awal untuk menghindari Galen. Di kantor dia hanya menghabiskan sepanjang waktu di belakang meja, bersembunyi di balik tumpukan dokumen pekerjaan. Di malam hari, Amanda mendistraksi otaknya dari memikirkan kisah cintanya dengan menonton film komedi di netflix, meski sepanjang tayangan dia tidak dapat membuat dirinya tertawa. Kemudian dia akan tertidur tanpa menggosok gigi dan terbangun keesokan harinya dengan televisi masih menyala. Amanda benar-benar hidup tanpa gairah sama sekali belakangan ini. Dia berhenti membuka sosial media karena enggan membaca pesan Galen yang tersebar di seluruh akun miliknya. Wanita itu dalam hati mengakui kegigihan mantan pacarnya itu. But, tetap Amanda tidak akan kembali kepada lelaki itu semudah mengganti channel televisi. Hari ini Amanda lebih bersantai dari hari sebelumnya, karena ini weekend. Sebelum hubungannya dengan Galen
"What the hell are you doing?!"Gila. Amanda tidak dapat berkata-kata, otaknya kesulitan mengartikan pemandangan tidak masuk akal di depannya saat ini. "M-manda?"Dua orang lelaki yang ada di atas sofa ruang apartemen itu tersentak saat mendengar teriakan Amanda. Mereka berdua tidak kalah terkejut saat melihat Amanda yang berdiri di tengah ruangan dan buru-buru menyambar pakaian mereka yang tergeletak berantakan di lantai. Salah satu di antara mereka yang bernama Galen bergerak cepat untuk menghampiri wanita itu. Amanda mengabaikan seruan Galen saat kakinya melangkah dengan cepat keluar dari apartemen itu, hampir berlari. Perutnya terasa mual hanya dengan memikirkan apa yang baru saja terjadi. "Wait! Manda!"Galen berhasil mencegat wanita itu dengan mencekal lengannya yang langsung ditepis oleh Amanda, dia menggunakan tubuhnya untuk memblokir jalan Amanda. "Minggir, sialan!"Galen tidak menyerah. "Dengerin aku dulu, ini nggak seperti yang kamu kira,""Bullshit! Gue punya mata da
"What the hell are you doing?!"Gila. Amanda tidak dapat berkata-kata, otaknya kesulitan mengartikan pemandangan tidak masuk akal di depannya saat ini. "M-manda?"Dua orang lelaki yang ada di atas sofa ruang apartemen itu tersentak saat mendengar teriakan Amanda. Mereka berdua tidak kalah terkejut saat melihat Amanda yang berdiri di tengah ruangan dan buru-buru menyambar pakaian mereka yang tergeletak berantakan di lantai. Salah satu di antara mereka yang bernama Galen bergerak cepat untuk menghampiri wanita itu. Amanda mengabaikan seruan Galen saat kakinya melangkah dengan cepat keluar dari apartemen itu, hampir berlari. Perutnya terasa mual hanya dengan memikirkan apa yang baru saja terjadi. "Wait! Manda!"Galen berhasil mencegat wanita itu dengan mencekal lengannya yang langsung ditepis oleh Amanda, dia menggunakan tubuhnya untuk memblokir jalan Amanda. "Minggir, sialan!"Galen tidak menyerah. "Dengerin aku dulu, ini nggak seperti yang kamu kira,""Bullshit! Gue punya mata da
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments