“Yo wes. Teko jalani sek ae. Sambil lihat keadaan besok gimana, itu Herman tak lihat Yo kayaknya suka sama, Kamu Sher,” ujar bapak kemudian.“Ah ... yo mending Karo anakke mbak yanti, wes jelas bibit e gemati ngono owk. Jal nek wong lanang kui biasane apik mung nek awale tok. Tuh lihat. Pram dulu juga gimana, baik banget to awale, iling pora, Pak?“ “Neng tak sawang ki, Herman Karo Pram Ki beda lho, Mak. Koyo luih gemati Herman.“Aku menghela napas ini, memandang mereka secara gantian. Rasanya lama-lama aku menjadi pusing mendengar pendapat mereka. “Pak ... Mak, Sherly pusing. Ijin istirahat dulu ya?“Pamitku ke mereka dan langsung bangkit menuju ke lantai atas yang sudah dikasih springbed tadi.“Besok, Mak bangunin pagi ya, Nak. Kita mulai masak pagi!“ teriak emak ke arahku.“Ya, Mak!“Sesampainya kamar, aku segera menutup pintu lalu menjatuhkan badan ini ke ranjang. Kutatap langit-langit kamar yang masih sedikit berbau cat baru.Aku terpaku dengan sarang laba-laba yang baru terbuat
Baca selengkapnya