Ya, selama ini aku selalu membayangkan kalau Mama tak akan setulus ini menerimaku dalam keluarga mereka. Namun pada kenyataannya, perlakuan Mama begitu bersahabat, bahkan aku sempat merasa tak nyaman karena merasa selalu dilayani. "Makasih, Ma," ucapku setelah melipat mukena dan sajadah. "Malam ini nginep di sini saja, besok kalau masih belum baikan biar Mama yang jagain, jadi Abang bisa berangkat ke kantor.""Oh, ya, Mama ke luar dulu, mau belanja beberapa kebutuhan rumah yang sudah habis."*****"Terima kasih, Sayang." Serak suara yang keluar dari bibir Bang Amar ketika merangkulku dalam pelukannya saat kami baru saja masuk kamar. Seperti tengah menahan tangis karena haru. Aku pun tak jauh berbeda, bulir bening sejak tadi menerobos ke luar, sejak dokter mengatakan kalau aku akan menjadi seorang Ibu. Ya, aku tengah hamil. Calon buah hati kami tengah tinggal di rahimku. Kurasakan kasih sayang Allah Maha Luar Biasa. Penantian panjang akhirnya membuahkan hasil. Untaian do'a di seti
Read more